Mohon tunggu...
Arif Setyabudi Santoso
Arif Setyabudi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pegiat literasi dan pendidik pendidikan nonformal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Praktik Baik Merdeka Belajar Pendidikan Kesetaraan Melalui Optimalisasi TBM

25 Mei 2023   08:51 Diperbarui: 25 Mei 2023   08:54 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peningkatan mutu pendidik di pendidikan kesetaraan juga harus dilakukan. Harus diakui beberapa pendidik di pendidikan kesetaraan mengajar kadang tidak sesuai dengan jurusannya sehingga harus belajar lagi. Agar kualitas pendidikan kesetaraan bisa meningkat alangkah baiknya ada standar kompetensi pendidik seperti standar kompetensi guru seperti pendidikan formal. Semua pendidik di pendidikan kesetaraan juga harus mengikuti Uji Kompetensi Pendidik yang mirip Uji Kompetensi Guru agar pendidikan nonformal semakin berkualitas. 

Saat ini sudah ada ujian kesetaraan untuk warga belajar namun untuk pendidik di pendidikan kesetaraan juga penting untuk dibuat. Jika pendidik pendidikan kesetaraan ditingkatkan kualitasnya maka harapannya pemerintah daerah dan pemerintah pusat memperhatikan kesejahteraannya.

Dalam peningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tidak hanya tanggungjawab pemerintah pusat. Pemerintah daerah sebagai pelaksana di daerah juga harus bertanggungjawab meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya. Khusus di pendidikan kesetaraan menjadi kewenangan dari pemerintah kota dan kabupaten. Untuk itu, setiap pengambil kebijakan di pemerintah daerah harus mendapatkan informasi dan juga pemahaman tentang kebijakan yang ada di pemerintah pusat dalam hal ini Kemdikbudristek. 

Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota juga harus menyampaikan ke Kemdikbudristek jika daerahnya ada kendala dalam pelaksanaan kebijakan. Pemerintah daerah bisa menggunakan merdeka berbudaya yang diinisiasi oleh Kemdikbudristek untuk promosi kebudayaannya dan mendorong pendidik di daerahnya untuk menanamkan pemahaman keragaman budaya dan kebebasan individu.

Dalam satuan pendidikan nonformal dikenal adanya TBM atau Taman Bacaan Masyarakat. TBM di satuan pendidikan nonformal memang hampir sama dengan perpustakaan sekolah namun dengan jangkauan lebih luas. Kalau perpustakaan sekolah hanya menjangkau peserta didik, guru dan tenaga kependidikan, TBM bisa menjangkau di luar satuan pendidikan. TBM di satuan pendidikan nonformal menjadi sebuah program yang bisa diakses oleh masyarakat umum. Meski begitu, TBM bisa dimaksimalkan untuk memperkuat program lainnya di satuan pendidikan nonformal seperti menyediakan bahan bacaan untuk peserta didik PAUD, kursus dan kesetaraan.

Dalam konteks pendidikan kesetaraan, TBM dapat dimaksimalkan untuk memperkuat literasi warga belajar kesetaraan.TBM bisa menyelenggarakan sebuah program untuk mempelajari enam literasi dasar di luar jam pelajaran. Dengan adanya penguatan literasi yang konsisten dari TBM akan meningkatkan kualitas literasi warga belajar. Penguatan literasi di TBM bisa dilakukan oleh pendidik mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk literasi baca tulis, pendidik mata pelajaran matematika untuk numerasi dan pendidik lain yang menguasai tentang literasi enam dasar.

Penguatan literasi ini penting dilakukan di setiap satuan pendidkan karena melihat skor PISA Indonesia yang masih rendah dan perlu kerja keras dari semua elemen yang terlibat dalam dunia pendidikan. Harapannya dengan penguatan literasi setidaknya kualitas pendidikan Indonesia dapat lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Bagi insan di pendidikan kesetaraan tentu tidaklah asing dengan tagline yaitu melayani yang tak terlayani, menjangkau yang tak terjangkau. Tagline tersebut bukanlah tagline semata karena memang pendidikan kesetaraan melayani semua orang yang tidak mendapatkan akses pendidikan. Pendidikan kesetaraan melayani peserta didik dari bermacam-macam usia mulai dari usia sekolah hingga lansia yang masih membutuhkan layanan pendidikan nonformal. Peserta didik pendidikan kesetaraan yang sering disebut warga belajar biasanya didominasi oleh masyarakat yang tidak berada di usia sekolah. Namun itulah keunikan dari pendidikan kesetaraan.

Seperti diketahui, Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai salah satu program dari Merdeka Belajar. Kurikulum merdeka diluncurkan untuk perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum merdeka ini sebenarnya merupakan angin segar untuk pendidikan di Indonesia yang sampai saat ini masih belum berkualitas kalau dilihat dari hasil PISA. Hasil PISA tahun 2018 menempatkan Indonesia di urutan ke-74 atau peringkat keenam dari bawah. Skor PISA Indonesia tidak mencapai skor rata-rata negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 

Hasil Pisa Indonesia tahun 2018 menunjukkan kalau kualitas pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan. Pada tahun 2018, kemampuan membaca siswa Indonesia di skor 371 berada di posisi 74, kemampuan Matematika mendapat 379 berada di posisi 73, dan kemampuan sains dengan skor 396 berada di posisi 71. Skor PISA akan kembali dirilis tahun 2023 ini.

Berbicara tentang kualitas pendidikan di Indonesia. Pendidikan kesetaraan sering dianggap sebagai alternatif pendidikan formal tentu mempunyai pekerjaan rumah yang sangat besar. Apalagi warga belajar di pendidikan kesetaraan tidak semuanya berusia sekolah dan kadang harus sekolah sambil bekerja. Dengan keragaman usia yang ada di pendidikan kesetaraan perlu pendekatan khusus karena tentu pembelajaran yang ada sekarang sesuai dengan kondisi pembelajarannya di masa lampau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun