Ibu, Teladan di Usia Senja: Kisah yang Membahagiakan di RS Primaya Hertasning Makassar
Pagi ini, langit Makassar tampak lembut, seolah ikut tersenyum menyambut sebuah momen penuh makna dalam hidup saya. Di aula RS Primaya Hertasning Makassar, saya berdiri di samping sosok perempuan yang menjadi sumber kekuatan dan cahaya bagi hidup saya ibu saya, Hj. Nurhayati Kadir Djaropi.
Beliau menerima penghargaan Lansia Sehat, Bahagia, dan Produktif dari Andi Oci Alepuddin, Ketua Forum Kreatif Cipta Cendikia (FCC). Sebuah penghargaan yang mungkin terlihat sederhana di mata orang lain, tetapi bagi saya, ini adalah bentuk nyata dari perjalanan panjang seorang ibu yang tak pernah berhenti berjuang, mencintai, dan memberi teladan.
Saya hadir pagi itu bersama Dr. Charlie Law Firm dan Notaris Andi Emma, dua sahabat yang ikut mendampingi ibu dengan penuh hormat dan kasih. Kami menyaksikan dari dekat bagaimana ibu berdiri dengan tenang dan berwibawa, menerima penghargaan yang pantas ia dapatkan sejak lama.
Ketika nama beliau disebut dan semua mata menatap ke arahnya, saya tak kuasa menahan rasa haru. Dalam hati saya berkata pelan,
"Ibu, akhirnya dunia juga melihat apa yang selama ini kami rasakan bahwa Ibu adalah perempuan luar biasa."
Di usia yang sudah lebih dari tujuh puluh tahun, ibu masih terlihat segar, bahagia, dan tetap produktif. Ia tidak hanya menjaga tubuhnya tetap sehat, tetapi juga menjaga semangat hidupnya tetap menyala. Dari beliau saya belajar bahwa kebahagiaan bukan soal berapa lama kita hidup, tetapi bagaimana kita menjalaninya dengan cinta, syukur, dan semangat memberi.
Acara FCC pagi itu bertajuk "Hidup Sehat dan Bahagia di Usia Senja." Dipimpin langsung oleh Andi Oci Alepuddin, seorang tokoh perempuan yang penuh inspirasi dan kelembutan. Ia membuka acara dengan puisi ciptaannya sendiri, indah dan menggetarkan hati.
Di hadapan ratusan peserta lansia dan ibu-ibu hebat, Andi Oci berkata,
"Menjadi lansia bukan berarti berhenti berkarya. Ini adalah masa panen kebijaksanaan dan cinta."
Kata-kata itu seperti menggambarkan sosok ibu saya dengan sempurna.
Beliau bukan hanya sehat, tapi juga bahagia. Bukan hanya bahagia, tapi juga produktif terus menginspirasi, membimbing, dan menebar kasih, tanpa pamrih.
Saya masih ingat, betapa keras perjuangan ibu membesarkan kami dulu. Dalam kesederhanaan, beliau mengajarkan disiplin, kemandirian, dan keikhlasan.
Beliau pernah berkata,
"Nak, jangan pernah takut hidup susah. Takutlah kalau hidupmu tidak berguna untuk orang lain."
Kalimat itu terus melekat dalam hati saya, menjadi prinsip hidup yang saya bawa hingga hari ini, baik dalam dunia usaha, kepemimpinan, maupun karya-karya yang saya tulis.
Di sela acara, para peserta mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis dari mata, kolesterol, gula darah, hingga lemak tubuh. Saya melihat para lansia tersenyum bahagia, seperti menemukan kembali semangat hidup.
Suasana begitu hangat dan penuh cinta.
Dan ketika nama ibu kembali disebut sebagai penerima penghargaan lansia inspiratif, bersama Ibu Andi Diana, saya melihat kilau air mata bahagia di mata beliau.
Saya berjalan pelan dan berbisik,
"Ibu, saya bangga sekali. Dunia boleh berubah, waktu boleh berjalan, tapi kasih dan keteladanan Ibu akan selalu hidup di hati kami."
Bagi saya, penghargaan ini bukan sekadar simbol. Ini adalah pengakuan atas perjalanan seorang perempuan tangguh yang telah membangun keluarga, membina banyak orang, dan menjadi pelita di sekitarnya.
Kegiatan ini didukung oleh lebih dari 20 pengusaha dan mitra kesehatan, termasuk RS Primaya, BP Propolis, dan Mixagrip, yang memberikan pemeriksaan dan bingkisan bagi para peserta.
Namun, hadiah terindah hari itu bukanlah goodie bag atau foto bersama  melainkan senyum ibu. Senyum yang tenang, bahagia, dan penuh rasa syukur.
Siang harinya saat dalam perjalanan menuju rumah, ibu sempat berkata,
"Ternyata bahagia itu sederhana, Nak. Cukup merasa berguna, dan tetap bisa tersenyum walau umur tak lagi muda."
Saya terdiam lama. Kata-katanya menembus ke dalam hati saya yang paling dalam.
Saya belajar lagi hari itu, bahwa usia hanyalah angka, tapi semangat, cinta, dan keikhlasan adalah energi yang membuat seseorang tetap muda, tetap hidup, dan tetap menginspirasi.
Terima kasih, Ibu.
Engkau bukan hanya penerima penghargaan hari ini, tapi juga pemenang sejati dalam kehidupan.
Semoga Allah selalu melindungi langkahmu, menenangkan hatimu, dan menjadikan setiap nafasmu sebagai doa yang membawa keberkahan bagi kami semua.
Dan bagi saya pribadi, hari ini bukan sekadar momen kebanggaan. Ini adalah pengingat bahwa di balik setiap keberhasilan seorang anak, selalu ada doa dan cinta seorang ibu yang tak pernah berhenti mengalir.
Sebuah cinta yang membuat hidup ini begitu berarti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI