Sabtu pagi, 7 Juni 2025, langit Makassar tampak bersahabat. Udara hangat menyambut saya saat dijemput langsung oleh sahabat inspiratif, Heny Suhaeny founder dari Shean Skincare, brand lokal yang kini telah menjelma menjadi salah satu top skincare APINDO SULSEL dengan jaringan distribusi meluas di seluruh Nusantara. Tak lama, kami menjemput sosok perempuan tangguh lainnya, Ibu Susi, owner Roti Daeng, bakery legendaris asal Makassar yang kini telah mengharumkan nama brand daerah hingga ke bandara Sultan Hasanuddin.
Titik kumpul kami adalah Warkop Omar, tempat yang bukan sekadar kedai kopi, tapi juga markas intelektual karena di lantai duanya berdiri Dr. Charlie Law Firm. Dari sini, perjalanan penuh makna dimulai. Kami diantar oleh Pak Razak Nurdin, owner Takma Global Printing, yang dengan kerendahan hati, humornya yang lucu dan semangat kolaborasi ikut membersamai misi wisata sosial ini.
Perjalanan dari Makassar menuju kawasan hutan wisata memakan waktu kurang lebih tiga setengah jam. Kami tiba di Desa Lakatoa pukul 13.30 WITA. Di sanalah, di antara pepohonan lebat dan aliran sungai jernih yang membelah hutan, pemandangan menakjubkan Gunung Bulusaraung menyapa kami dengan angin sejuk yang menenangkan jiwa.
Makanan di ambil dari mobil dan disantap di atas sungai yang mengalir, airnya sebening kaca, mengalir tenang di bawah kaki kami yang bertelanjang menikmati alam. Di sanalah kami menyantap daging qurban dalam suasana khidmat namun akrab perpaduan spiritual dan silaturahmi yang hangat.
Kawasan hutan wisata ini bukan hanya menyajikan panorama, tapi juga mimpi yang sedang dibangun: sepuluh vila sedang dalam tahap finishing. Dalam waktu dekat, Bulusaraung tak hanya menjadi tempat pelarian dari hiruk pikuk kota, tapi juga destinasi healing yang layak diperjuangkan.
Kami juga berkesempatan meninjau langsung proses penyaluran daging qurban oleh Lembaga Amal Zakat Nasional YAKESMA, yang dengan penuh dedikasi menyalurkan dua ekor sapi untuk 80 kepala keluarga. Kami menyaksikan secara langsung perjuangan para relawan dan para kepala desa yang menggunakan motor trail dengan ban rantai khusus demi menjangkau daerah-daerah terisolir dan berlumpur. Sebuah perjuangan nyata demi tersampainya amanah kepada mereka yang membutuhkan.
Setelah puas menyantap makan siang di atas aliran sungai, kami naik ke sebuah lembah tenang di sisi villa milik Dr. Charlie. Matahari perlahan turun ke balik perbukitan Bulusaraung, menebar semburat oranye keemasan yang memanjakan mata. Di sanalah kami menghabiskan sore menikmati sunset sambil menyeruput kopi panas yang disajikan hangat dengan penuh keramahan.
Kehangatan senja itu semakin terasa lengkap dengan camilan khas: Roti Daeng yang empuk dan manis, Songkolo racikan Heny yang pulen dan gurih, serta yang paling menggoda Daging Rendang ala Dr. Charlie yang penuh bumbu, empuk, dan meleleh di lidah. Sebuah kombinasi cita rasa, tawa, dan percakapan ringan yang mempertemukan bisnis, persaudaraan, dan cinta tanah air dalam satu ruang waktu.