Mohon tunggu...
Asrul Sani Abu
Asrul Sani Abu Mohon Tunggu... Author | Entrepreneur | Youtuber

Seorang penulis buku, pujangga, dan novelis serta pebisnis yang telah melahirkan berbagai karya inspiratif. Aktif membagikan ilmu dan pemikirannya melalui kanal YouTube SANI TV Indonesia, serta melalui artikel dan buku-buku bertema manajemen, literasi, dan spiritualitas. Di dunia profesional, Asrul menjabat sebagai Direktur Jasa Transportasi di Kawasan Pelabuhan. Ketua Bidang Hubungan Internasional APINDO Sulawesi Selatan, Ketua Bidang Transportasi AUMI Jakarta, serta pengurus ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia) wilayah Sulawesi Selatan dan Barat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

RAMADAN SHARING: Manajemen Dalam Perspektif Islam. Jalan Mencapai Tujuan Sejati

5 Maret 2025   05:17 Diperbarui: 5 Maret 2025   09:30 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manajemen dalam perspektif Islam/dokpri

Management is the art of achieving the goal, effectively and efficiently. 

Manajemen adalah seni mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam Islam, manajemen bukan hanya sekadar tata kelola duniawi, tetapi juga sebuah sarana untuk mencapai tingkat ketakwaan kepada Allah SWT. Segala sesuatu di dunia ini perlu dikelola dengan baik, dan dalam perspektif Islam, tiga aspek utama manajemen yang menjadi kunci adalah Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Keuangan, dan Manajemen Pemasaran.

1. Manajemen Sumber Daya Manusia: Mengelola Manusia dengan Akhlak dan Takwa

Dalam Islam, manusia adalah khalifah di bumi yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri, keluarga, organisasi, bahkan peradaban. Kunci utama dalam mengelola manusia adalah akhlak yang baik. Manusia dengan akhlak yang buruk akan sulit mengelola organisasi, perusahaan, atau bahkan sebuah bangsa. Jika akhlak buruk mendominasi, maka akan muncul berbagai masalah seperti korupsi, ketidakadilan, dan kesewenang-wenangan. Oleh karena itu, Islam menekankan pentingnya pemimpin dan individu yang bertakwa agar kehidupan berjalan dengan penuh keberkahan.

Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
(QS. Al-Hujurat: 13)

Seorang pemimpin yang bertakwa akan selalu adil dan berpegang teguh pada kebenaran, serta mampu membawa tim atau masyarakatnya menuju keberhasilan dunia dan akhirat.

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia."
(QS. Al-Qasas: 77)

Dengan manajemen yang baik, manusia dapat berkembang dan menjadi lebih produktif. Islam mengajarkan untuk selalu memanfaatkan waktu dan sumber daya dengan baik agar tidak terbuang sia-sia.

"Demi masa! Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
(QS. Al-'Asr: 1-3)

2. Manajemen Keuangan: Transparansi dan Akuntabilitas dalam Islam

Keuangan adalah aspek krusial dalam kehidupan pribadi, bisnis, maupun organisasi. Islam mengajarkan bahwa pengelolaan keuangan harus dilakukan dengan transparansi, kejujuran, dan tanggung jawab. Jika ada satu angka yang salah dalam laporan keuangan, maka perhitungan akhirnya tidak akan seimbang dan bisa berdampak buruk bagi perusahaan atau organisasi. Oleh sebab itu, Islam sangat menekankan pentingnya kejujuran dalam pengelolaan harta.

"Dan janganlah kamu memakan harta di antara kamu dengan cara yang batil dan janganlah kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, agar kamu dapat memakan sebagian dari harta orang lain dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui."
(QS. Al-Baqarah: 188)

Islam juga menganjurkan agar setiap individu atau organisasi mencatat dan melaporkan keuangannya secara jelas. Di masjid, misalnya, laporan keuangan diumumkan setiap Jumat secara transparan agar jamaah mengetahui pemasukan dan pengeluaran masjid.

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya."
(QS. Al-Baqarah: 282)

Selain itu, Islam juga mengajarkan konsep zakat, infak, dan sedekah sebagai bagian dari manajemen keuangan. Harta yang kita miliki bukanlah milik kita sepenuhnya, tetapi ada hak orang lain di dalamnya.

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka."
(QS. At-Taubah: 103)

3. Manajemen Pemasaran: Etika dan Kejujuran dalam Berbisnis

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk memenuhi kebutuhan bersama. Dalam Islam, kejujuran dan keadilan adalah prinsip utama dalam perdagangan. Islam melarang kecurangan, penipuan, dan eksploitasi dalam bisnis.

"Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan. Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus."
(QS. Asy-Syu'ara: 181-182)

Bisnis yang dijalankan dengan jujur dan berkah akan berkembang pesat serta memberikan manfaat bagi banyak orang. Nabi Muhammad SAW sendiri adalah seorang pedagang yang dikenal karena kejujurannya.

"Sesungguhnya sebaik-baik usaha adalah usaha seorang pedagang yang jujur dan amanah."
(HR. Tirmidzi)

Islam juga mengajarkan agar umatnya tidak hanya mencari keuntungan duniawi, tetapi juga menjadikan bisnis sebagai sarana ibadah dan dakwah. Dengan demikian, bisnis yang dijalankan bukan hanya mendatangkan keuntungan finansial, tetapi juga keberkahan dari Allah SWT.

"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya."
(QS. At-Talaq: 2-3)

Kesimpulan: Manajemen dan Islam adalah Ekosistem yang Saling Berkaitan

Manajemen dalam Islam bukan hanya sekadar ilmu duniawi, tetapi juga sarana menuju ketakwaan. Manajemen Sumber Daya Manusia, Keuangan, dan Pemasaran harus dijalankan dengan prinsip-prinsip Islam agar memberikan manfaat yang luas bagi individu, organisasi, dan masyarakat.

Orang yang memahami manajemen dalam perspektif Islam akan menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan mampu mengelola hidupnya dengan baik. Ia akan menjadi pemimpin yang adil, pengelola keuangan yang jujur, serta pedagang yang amanah. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga meraih kebahagiaan di akhirat.

Semoga tulisan ini dapat memberikan wawasan baru tentang bagaimana Islam mengajarkan konsep manajemen yang efektif, efisien, dan penuh berkah. Wallahu a'lam bishawab.

Asrul Sani Abu, S.E. M.M 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun