Mohon tunggu...
asri al jufri
asri al jufri Mohon Tunggu... profesional -

Selalu belajar untuk mencintai Tuhan dan semua mahluk-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kepemimpinan Amar Makruf Nahi Munkar

6 November 2013   11:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:32 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mencari Sosok Kepemimpinan

Amar Makruf Nahi Munkar

Istilah amar makruf dan nahi munar terdapat dalam Al-Qur’an, Surah Ali Imran, ayat 104, yang artinya:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada        kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;    merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S. Ali Imran: 104).

Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa hendaknya ada sebagian di antara manusia baik dalam suatu  komunitas, suku bangsa atau negara, yang  tampil menjadi  pelopor dalam menegakkan kebaikan (makruf) dan mencegah keburukan (munkar). Orang yang terpanggil untuk tampil sebagai pelopor itu dinamakan pemimpin, yaitu orang yang mendedikasikan dirinya untuk menyerukan, mengajak, mengkoordinir, mengatur, mengorganisasi, merencanakan, melakukan pembagian tugas, menyiapkan logistik dll. Semua aktivitas itu ditujukan untuk mencapai kebaikan bagi seluruh  anggota komunitas atau masyarakat tersebut.

Dari penjelasan itu tersirat dan tersurat dua tipe utama utama kepemimpin, yaitu  kepemimpinan amar makruf dan nahi munkar, Setiap tipe tersebut mengandung beberapa karakter yang cukup dominan.

Kepemimpinan Amar makruf

Kepemimpinan amar akruf bisa juga disebut dengan kepemimpinan demokratis atau kepemimpinan partisipatif yang lebih menonjolakan sifat dialogis, edukatif dan persuasive menuju partisipasi dalam berbagai aktifitas pembangunan atau p[erbaikan kualitas hidup masyarakat. Kepemipinnan amar makruf juga bisa disebut sebagai kepemimpinan “intensif”, karena lebih menekankan pada optimalisasi potensi bagi kemanfaatan seluruh warganya. Karena pendekatannya dialogis dengan menggunakan logika-logoita yang rasional, maka kepemimpinan ini juga bisa disebutr sebagai kepemimpinan yang berlandaskan ilmu pengetahuan (knowledge leadership).

Sifat atau kepribadian yang menonjol dari figur kepemimpinan ini antara lain: sifatnya yang tenang, banyak mendengar, intelek, mengayomi, tertib, sistematis dll. Untuk menggambarkan kepemimipan amar makruf ini sedikit banyak tercermin pada figure Bung Hatta.  Sifat beliau yang rendah hati, demokratis, mengayomi, empati, teliti dan mengharga proses, merupakan sebagian dari sifat kepemimpinan amar makruf tersebut. Dalam melalukan berbagai kebaikan, selalu berupaya melihan potensi dan kelemahan kedalam dengan lebih banyak intruspeksi menuju kondisi yang lebih baik.

Tipe kepemimpinan amar makruf ini sangat cocok untuk “kondidi damai” atau disaat melakukan “pembangunan”. Karena itu, figure kepemimpinan amar makru ini juga tampak pada sosok Pak Harto, yang juga dikenal sebagai Bapak Pembangunan. Sifat beliau yang tenag (tidak menggebu-gebu), serta kemampuan beliau dalam merencanakan dan menempatkan orang, merupakan sebagian dari cerminan tipe kepemimpinan amar makrup itu.

Kepemimpinan Nahi Munkar

Kalau tipe kepemimpinan amar makruf selalu tenang, dialogis dan menghargai proses, maka tipe kepemimpinan nahi munkar lebih bersifat dinamis dan menggebu-gebu. Kalau kepemimipinan amar makruf dicirikan dengan kemampuan menggerakkan partisipasi masyarakat maka kepemimipinan nahi munkar lebih pada kemampuan dalam  memobilisasi massa. Kepemimpinan nahi munkar adalah tipe pemimpin yang berani mendokrak berbagai hal yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat. Karena itu kepemimpinan nahi munkar lebih sebagai figur  kharismatik, yang disegani dan kadang ditakuti, tetapi sekaligus dicintai. Kepemimpinan nahi munkar umumnya  memiliki kemampuan dalam berpidato bahkan seorang orator. Demi untuk mencapai tujuan, kadang cara atau prosedur tertentu diabaikan, yang penting tujuan tercapai dan membawa manfaat atau kebaikan bagi masyarakat banyak..

Tipe kepemimpinan nahi munkar  cocok untuk kondisi masyarakat yang sedang menghadapi gejolak atau krisis, dimana dalam kondisi seperti itu kadang dibutuhkan figur “orang kuat” yang mampu mempersatukan seluruh elemen masyarakat guna menghadapi atau menggulingkan musuh bersama. Begitu pula dalam kondisi yang penuh gejolak seperti kondisi Indonesi di tahun 1965/66 atau di era reformasi tahun 1998/99, sangat membutuhkan figur kepemimpinan nahi munkar yang diharapkan mampu menuntaskan era peralihan itu secara baik dan cepat.

Figur kepemimpinan nahi munkar ini sering dilekatkan pada Bung Karno yang mempunyai keahlian sebagai orator yang mampu menggerakkan dan memobisasi masyarakat dalam menghadpi musuh bersama yaitu penjajah. Sifat kharismatik beliau  menjadi magnet yang mampu menumbuhkan kesetiaan, loyalitas, bahkan “kultus” yang tak tergoyahkan.

Kepemimpinan nasional

Dalam kondisi Indonesia saat ini yang baru saja melewati era reformasi, tentu dibutuhkan tipe kepemimpina yang memiliki watak dan karakter dari kedua tipe tersebut. Di satu pihak kita membutuhkan kepemimpinan yang demokratis, yang mau mendengarkan aspirasi masyarakatnya, tetapi juga harus cepat dan tegas dalam mengembil keputusan. Kita membutuhkan kepemimpinan yang mampu me-manage pemerintahan dengan baik, berpengetahuan luas,  tetapi sekaligus juga memliki wibawa dan kharisma sebagai seorang negarawan yang disegani oleh rakyatnya.

Indonesia masa depan membutuhkan  figur pemimpin yang lembut hatinya, tersentuh perasaannya menyaksikan  penderitaan rakyatnya, namun juga tegas terhadap para koruptor dan pelaku tindak kriminal yang mengancam keselamatan  rakyatnya. Kita membutuhka tipe pemimpin seperti Khalifah Umar yang selalu menggebu-gebu di medan perang tetapi mudah meneteskan air mata menyaksikan rakyatnya yang kelaparan. Kita membutuhkan tipe kepemimpinan amar makruf sekaligus nahi munkar. Hanya dengan keterpaduan kedua  kepemimpinan  itu  yang mampu menuntarskan gerakan reformasi menuju Indonesia baru yang lebih modern,  berdaulat dan disegani oleh bangsa lain, yaitu kepemimpinan amar makruf dan nahi munkar. (Asri Al Jufri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun