Mohon tunggu...
Asra Sinta
Asra Sinta Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca dan penulis yang sedang belajar

Satu gagasan yang kubaca menambah satu temanku, satu gagasan yang kutulis menambah sejam usiaku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terima Kasih Kenangan

9 Agustus 2020   23:25 Diperbarui: 9 Agustus 2020   23:25 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

‘ iya, tante saya tahu apa yang harus saya lakukan setelah ini’

Demikian percakapanku dengan mantan calon mertuaku, di momen wisudanya Vino. Kulihat dia dengan gagah dan lebar tawanya turun menghapiri kami langsung menarik tanganku dan menciumnya kuperhatikan wajah mamanya membuang arah. Setelah sesi poto keluarganya dia menggandengku untuk poto berdua tiba-tiba saja rasanya aku mual dan minta izin ke toilet.

‘ wajah kamu pucat sekali Sa, kamu sakit’

‘ sedikit pusing tante mungkin masuk angin karna begadang tadi malam, maaf Vin sepertinya aku pulang duluan saja ya’.

Sepulang dari momen itu aku mulai menyibukkan diri, mulai sering hang out dengan teman teman kampusku, menambah jam frelance mengajarku atau mengikuti pelayanan ibadah digereja. Sering aku mengabaikan telpon dan chat dari Vino kubalas sesingkat mungkin, sering kubatalkan janji ketemu, kujelaskan semua kesibukanku.

Suatu kali Vino nge gap aku sedang nongkrong di di kafe depan kampus bersama teman temanku. Dia menghampiriku dan menarik tanganku keluar, dia memaksaku ke sebuah taman. Dengan wajah yang begitu menahan geram dingin dan nada tertahan dia mulai bicara.

‘ jadi ini kesibukan yang kamu bilang, sibuk mengajar, sibuk ibadah, tugas kuliah, sudah tiga hari aku ikutin kamu, kamu nongkrong denngan teman-teman kamu, apa, tugas kelompok, biasanya juga kamu ngerjain sendiri nggak pernah bareng teman. Sa , kamu nggak kangen samaku, aku sakit nahan perasaan khawatirku sama kamu, tapi aku nggak mau kamu mual dengan sikap posesifku. Hampir sebulan kita nggak jalan, kita nggak cerita,kamu nggak kangen sama aku. Kalau kamu butuh uang sampai harus nambah jam kerja, kan aku udah janji ke kamu. Kenapa nggak ngomong, knapa nyiksa aku gini?’ ucapnya penuh dengan nada memelas.

‘ maaf Vin, entah kenapa akhir akhir ini memang aku ngerasa nggak ada kangen kayak kemaren kemarin, aku nggak tahu kenapa?’

‘ tapi aku masih sayang dan kangen kamu gimana dong’

‘akan aku coba sebulan lagi ya’

Aku rasa dalam waktu yang sebulan itu Vino benar benar lelah denganku, menunggu balesan chat yang kadang tiga sampai empat hari melebihi hari pos pengiriman jaman dahulu, sering aku tak angkat telponnya, berkali kali menolak ketemuan. Sering dia berujung marah atau bahkan curiga dan itu kujadikan penambah alasan kalau aku mulai tidak suka dengannya. Intinya apapun ku lakukan bagaimana supaya hubungan ini berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun