Kabar mengejutkan itu dari Tere Liye. Tak bakal menerbitkan bukunya di Gramedia dan Republika. Sebagai penulis, saya ikut geregetan. Miris. Apalagi waktu anak saya yang notabene penggemar Tere Liye bertanya. Â
"Mi, katanya Tere Liye nggak nerbitin buku lagi?" kata Tata (15).Â
"Iya," kata saya.
"Kenapa?"
"Dicekik pajak,"
"Emang kalau nulis buku kena pajak, ya?"
"Iya,"
"Terus di Gramedia habis dong bukunya?"
"Sampai Desember nanti bakal habis, kecuali segera diburu para penggemarnya; kakak mau ngeborong? Emang punya uang?" Nyengir.
"Terus nggak nerbitin buku lagi? Komet gimana dong?"Â
"Masih nulis, nanti di medsos," kata saya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!