Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Hanya Ingin Kau Tahu

2 Maret 2021   05:46 Diperbarui: 2 Maret 2021   05:51 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.wattpad.com/amp/499409698


Ingin rasanya menangis atas perbincangan sore tadi. Harapan pertengkaran itu tak di perpanjang lagi seperti yang sudah sudah tapi ternyata jauh dari harapan.

Hati yang tenang tadi kembali disulut emosi, bagaimana tidak perkataannya membuat egoku bangkit.

" Mas, tak akan tinggalkan adek, jika adek sendiri yang minta mas akan tinggalkan," berulang kali dia katakan itu

" Maksudnya," kataku seakan tak paham perkataannya.

" Kalau adek minta mas pergi, mas akan pergi tapi jangan berharap kenangan itu akan hilang dan akan tetap membelenggu," katanya kembali.

"Benarkah? emang bisa? sanggup? kataku. Maksud hati mencoba melunakkan hatiku saja, namun di luar apa yang diperkirakan.

"Mas, tekankan! mas sanggup melakukan kalau itu adek yang pinta.

Aku tak habis pikir kenapa mesti terjadi hal seperti ini, apa aku salah untuk mengingatkan, bahwa perbincangan selama ini antara aku dan dia sudah merasa tak nyaman. Mungkin di awal aku yang salah yang membuka lebar pintu untuk dia masuk dan bercerita apa saja yang dia alami atau yang aku alami selama kita tak bertemu.

Apakah aku terlalu naif atau lugu, hingga tak menjadi peka akan situasi yang sebenarnya, atau aku terlalu terlena dengan kenangan kita selama ini, semasa sekolah dahulu. 

Kenangan kita memang kenangan yang tak saling menyakiti, kenangan yang indah untuk di kenang. Tapi salahkah aku hanya sekedar mengingatkan agar langkah kita tidak terlalu jauh dalam kenangan.

Kenapa kenangan itu kita jadikan garis lurus untuk kita pada pasangan kita, mencoba memaknainya dengan baik, berpikir lebih baik. Tak membandingkan satu sama lain. Aku masalah lalu mu, mungkin di matamu aku  sempurna tanpa cela. Hingga kau terobsesi agar pasanganmu seperti aku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun