Tak terasa enam tahun berlalu sudah aku bersama mereka, berjuang sama sama mengumpulkan receh, untuk disimpan dan mengadopsi teman temannya untuk menemani tak kala pekerjaan menumpuk dan tak perlu keluar dari rumah.
Kembali kebelakang, bagaimana aku mulai mengenal mereka dan menggeluti mereka  hingga enam tahun.
Keputusan untuk berhenti dari aktifitas menulis, ternyata menemukan talenta yang Allah titipkan untuk diasah dan dikembangkan. Â Makanya orang tua selalu bilang ambil hikmah dari setiap kejadian sekalipun kejadian membuat luka dan semakin perih.
Ketika kegiatan menulis terhenti banyak waktu yang terbuang percuma, hanya berdiam diri setelah urusan rumah tangga selesaiÂ
Saat tetangga asik menjahit, kenapa tidak ikutan menjahit ya, setidaknya ada sedikit sedikit ilmu menjahit.
Beli bahan kiloan dan mencoba menjahit di rumah tetangga karena keseringan menjahit di rumah tetangga, akhirnya suami membelikan mesin jahit.
Sejak ada mesin jahit sendiri gencar menjahit. Entah berapa banyak bahan yang terbuang percuma karena salah gunting, kekecilan, dan sebagainya.
Akhirnya bisa membuat baju sendiri . Setiap mau kondangan pasti mengenakan baju baru hasil jahit sendiri.
Lama kelamaan ada teman yang mulai minta di jahitkan baju selagi modelnya nggak ribet, aku terima. Lama kelamaan akhirnya kewalahan karena modelnya telah berubah.
Akhirnya untuk menjadi penjahit yang serba bisa dan mengikuti kehendak konsumen. Mengambil kursus menjahit, agar lebih mendapatkan keluwesan dalam membuat karya.Â
Dalam tiga bulan menyelesaikan mahir satu dan mengikuti ujian. Alhamdulillahnya dalam umur yang berbilang masih bisa berada di peringkat satu dan mendapat selembar sertifikat.