Mohon tunggu...
Asmuddin
Asmuddin Mohon Tunggu... lainnya -

www.asmuddin.blogspot.com Belajar Menulis "Jika tidak bisa turun ke jalan, melawanlah dengan TULISAN"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dugaan Subversif dalam Sebatang Cabai

13 Desember 2016   12:37 Diperbarui: 13 Desember 2016   12:58 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penguasaan  suatu negara oleh negara lain pada jaman sekarang ini tidak lagi didominasi oleh pengerahan mesin-mesin tempur secara besar-besaran. Penjajahan kini beralih ke penguasaan sumber daya ekonomi oleh suatu negara terhadap negara lain, dan itu dilakukan secara soft tanpa dentuman meriam dan ledakan roket. Ini dapat berwujud m,elalui penguasaan sumber daya ekonomi oleh korporasi dari negara A di negara B. "Penciptaan ketergantungan" adalah senjata paling ampuh dalam model penjajahan melalui korporasi. 

Di banyak negara (terutama Indonersia), perang dengan senjata merubah menjadi perang bibit. Korporasi besar dibidang pertanian dari negara lain berlomba-lomba menanamkan bibitnya di Indonesia, petani menjadi tergantung, pangan dengan bibit lokal kemudian tereliminasi dan dianggap tidak memenuhi standar. 

Kasus warga negara Tiongkok  yang melakukan kegiatan usaha taninya secara ilegal bisa jadi sebuah agenda awal  untuk melakukan penguasaan sumber daya ekonomi di bidang pertanian di Indonesia. Jadi tesis "subversif" nya Prof. Yusril tidak bisa dianggap sepele sebagai sebuah analisa yang mengada-ada.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun