Mohon tunggu...
Asmidar Parapat
Asmidar Parapat Mohon Tunggu... Dosen

Dosen di Universitas Pembangunan Panca Budi Medan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program MBKM Skema Pertukaran Mahasiswa Merdeka UNPAB dengan UIN SUSKA RIAU dalam Kajian Pola Asuh Orang Tua dalam Menanamkan Akhlak Pada Anak

13 Januari 2025   23:45 Diperbarui: 5 Maret 2025   14:50 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: MBKM Pertukaran Pelajar UNPAB dengan UIN SUSKA Riau 

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka merupakan sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pada kebijakan program ini, mahasiswa diberikan kesempatan seluas-luasya untuk belajar diluar kampus. Melalui kebijakan ini mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan soft skill dan hard skill dan berbagai keterampilan lainnya yang dapat mendukung persaingan di dunia kerja di tengah perkembangan teknologi digital yang semakin pesat. Salah satu kampus yang berada di daerah Sumatera Utara yang mendukung kebijakan porgram ini adalah Universitas Pembangunan Panca Budi Medan. Saat ini Universitas Pembangunan Panca Budi Medan sudah menerapkan program MBKM salah satu diantaranya adalah program Pertukaran Mahasiwa Merdeka. Pada kesempatan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka mahasiswa diberikan kesempatan belajar selama satu semester di seluruh universitas mitra. Universitas Pembangunan Panca Budi medan dalam melaksanakan kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka bermitra dengan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UINSUSKA) Riau. Pada program ini mahasiswa diberikan kesempatan untuk belajar mengikuti kelas perkuliahan melalui daring yang dilakukan dengan media zoom, google meeting, google classroom, maupun diskusi online melalui WA group.

Dalamf teori psikologi perkembangan, usia dini anak (0-6 tahun) merupakan usia emas (golden age) perkembangan kecerdasan intelektual dan emosionalnya. Pada tahap inilah setelah kelahirannya, anak memiliki peluang untuk dibentuk berakhlak mulia sejalan dengan peran aktif ayah dan ibunya.


Hal tersebut berkaitan dengan kecerdasan spiritual. Jauh-jauh hari Rasulullah saw. sudah memberikan pelajaran kepada kita sebagai orang tua, bagaimana membentuk anak dengan kepribadian baik yang optimal. Islam sangat mementingkan pengasuhan anak ini karena anak-akan menjadi individu yang bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri, memiliki andil peluang untuk menjadi sebaik-baik manusia yaitu yang paling bermanfaat buat yang lainnya. 


Lalu, apa yang terjadi jika pendidikan akhlak ini diabaikan sejak anak-anak masih berusia dini? Hal inilah yang menjadi titik tolak tumbuhnya seorang manusia yang berpenyakit hati hingga dewasa. Penyakit, hati ini seolah tak kentara sejak kanak-kanak, tetapi bibit-bibitnya sudah ada. Terkadang bibit-bibit penyakit hati ini justru ditanamkan oleh orang tuanya sendiri karena ketidakpahaman dalam soal pengasuhan anak. Akan tetapi, Islam telah memberikan kurikulum yang sempurna terhadap pola asuh dan pendidikan anak-anak ini. Peran orang tua sangat berpengaruh dalam penerapan pola Pendidikan tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun