Mohon tunggu...
Asmiati Malik
Asmiati Malik Mohon Tunggu... Ilmuwan - Political Economic Analist

Political Economist|Fascinated with Science and Physics |Twitter: AsmiatiMalik

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bahaya Mengonsumsi Ikan Salmon Hasil Peternakan

2 Juni 2018   20:31 Diperbarui: 2 Juni 2018   22:05 5537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ikan salmon yang terjangkit penyakit di peternakan British Columbia, Kanada (Photo, Sealegacy)

Salmon banyak dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke atas di Indonesia, dan disajikan dalam bentuk,  baik itu sushi, telur salmon, salmon goreng dan bahkan sering dicampur dengan salad. 

Salmon biasanyanya juga menjadi panganan wajib untuk anak-anak karena dianggap bagus untuk perkembangan otak mereka.

Ikan salmon memang terkenal sebagai sumber yang kaya akan nutrisi baik itu protein, vitamin B12 dan C, mineral termasuk potassium, selenium, kalsium, iron, magnesium, zinc dan juga asam lemak omega-3 dan omega-6 yang sangat bangus untuk perkembangan kesehatan otak dan jantung.

Akan tetapi itu hanya berlaku untuk ikan salmon laut dan air tawar yang hidup di alam liar, bukan yang berasal dari peternakan salmon.

Kebanyakan ikan salmon yang dijual di Supermarket dan pasaran umum di Indonesia adalah salmon yang berasal dari hasil perternakan dan impor dalam bentuk ikan beku.

Perbedaan Warna

Terdapat perbedaan mencolok antara salmon hasil peternakan dengan salmon liar, itu dapat diliat secara kasat mata dari warna dagingnya.

Daging ikan salmon hasil perternakan berwana orange pucat dan lebih, biasanya lebih berair dan lebih berlendir. Sedangkan salmon liar warnanya lebih merah, tidak berlendir, dan dagingnya juga lebih mengkilat. Kandungan lemak di salmon hasil peternakan juga sangat tinggi antara 14.5 % sampai 34% sedangkan salmon liar hanya 5-7%. Kalori salmon hasil peternakan juga 46% lebih tinggi dari salmon liar.

Tingginya kandungan lemak dan kalori dari ikan salmon hasil peternakan menyebabkan tingginya kandungan cholesterol dan kalori yang bisa mengakibatkan kegemukan dan juga diabetes.

Perbedaan gradasi warna ikan salmon liar dan hasil peternakan (Photo, oecfood)
Perbedaan gradasi warna ikan salmon liar dan hasil peternakan (Photo, oecfood)
Perbedaan warna ini disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi ikan tersebut. Pada dasarnya warna ikan salmon yang diternakkan berwarna putih, tapi kemudian diberikan pewarna sistesis (dari bahan kimia) yang membuatnya menarik untuk dikonsumsi.

Para peternak ikan salmon di Amerika mengakui bahwa ikan mereka diberi pewarna supaya menarik untuk dibeli, semakin cerah (orange) warnanya akan semakin menarik untuk konsumen.

Perternakan salmon besar yang berasal dari Norwegia, Scotland, Iceland, Alaska, British Columbia di Kadana dan Tazmania Australia. Peternakan ikan biasanya ditempatkan di lautan atau danau terbuka, akan tetapi untuk membuat salmon tersebut bisa cepat tumbuh mereka diberikan makanan yang terbuat dari ikan belut yang diperoleh dari perairan Baltic, seperti contohnya peternakan ikan salmon di Norwegia.

Akan tetapi belut tersebut juga sangat terkontaminasi oleh segala macam racun yang sangat tinggi. Sehingga racun yang ada di ikan belut akan pindah ke ikan salmon dan pada akhirnya akan di konsumsi oleh manusia.

Disisi yang lain banyak juga peternakan ikan salmon yang menggunakan bahan pangan ikan dari peternakan ikan lele, yang terkontaminasi oleh hormone-inducing agent (GnRHa). Hormon ini sangat berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia, terutama oleh perempuan karena dapat menyebabkan kanker payudara.

Tercemar Berbagai Macam Racun

Ikan salmon yang terinfeksi viruses, kutu and penyakit (Photo, ctvnews)
Ikan salmon yang terinfeksi viruses, kutu and penyakit (Photo, ctvnews)

Tidak hanya peternakan ikan salmon juga disemprot antibiotik dan pestisida yang tinggi sehingga untuk mencegah salmon tersebut tidak terjangkit penyakit.

Akan tetapi ketika peternakan tersebut disemprot tidak semua bakteri berhasil untuk dimusnahkan, beberapa berhasil bertahan dan membentuk kekebalan baru sehingga dibutuhkan dosis yang lebih tinggi.

Peternakpun menaikkan dosisnya sehingga air perairan tersebut menjadi tercemar dari pathogen atau bakteri, virus dan micro-organisme yang menyebabkan berbagai macam penyakit. Parasit akan mudah ditemukan didaging salmon peternakan yang apabila dikonsumsi secara mentah oleh manusia dapat menyebabkan parasite tersebut pindah ke saluran pencernaan manusia.

Tingginya jumlah pestisida dan racun lain yang mengkotaminasi peternakan salmon tersebut menyebabkan berbagai penyakit buat salmon itu sendiri.  

Selain itu salmon peternakan tersebut juga mengandung kandungan mercury yang sangat tinggi. Mercury sendiri sangat berbahaya buat kesehatan manusia karena dapat merusak otak, hati, ginjal, paru-paru, menyerang daya tahan tubuh dan dapat memicu berbagai penyakit termasuk kanker.

Industri peternakan salmon ini menghasilkan uang yang sangat besar, satu perusahaan di Norwegia, Marine Harvest  memproduksi 4000 ton ikan tiap tahun dengan penghasilkan $60. Sehingga menjadikan bisnis ini begitu menggiurkan, tetapi juga pada prakteknya membahayakan kesehatan manusia dan mencemari ekosistem, mengingat peternakan ini dilakukan di  perairan bebas sehingga air dan ekosistem sekitarnya juga ikut tercemar pathogen berbahaya.

Dan apabila manusia mengkonsumsi sebagai rantai makanan terakhir maka akan sangat berbahaya untuk kesehatan manusia, terlebih lagi tidak ada regulasi mengenai peternakan ikan salmon tersebut. Oleh karena harus ada perubahan pola pikir dimasyarakat kita yang menganggap bahwa salmon sehat untuk dikonsumsi, padahal sebenarnya ada ikan laut Indonesia lebih sehat untuk dikonsumsi, dan memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dari salmon termasuk ikan kembung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun