Mohon tunggu...
Asmiati Malik
Asmiati Malik Mohon Tunggu... Ilmuwan - Political Economic Analist

Political Economist|Fascinated with Science and Physics |Twitter: AsmiatiMalik

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kenapa Pemimpin dari "Militer" Buruk untuk Ekonomi Indonesia?

15 April 2018   06:50 Diperbarui: 15 April 2018   12:16 1714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ken-tang.blogspot.com

Dengan kemampuan modal yang besar serta ditunjang dengan prinsip 'loyalitas' yang melekat dimiliter dan kepatuhan terhadap senior ataupun pemimpin, secara tidak lansung mereka sebenarnya sudah memiliki kemampuan marketing yang luar biasa.

Di dalam teori marketing ini dikenal dengan word of mouth (Dari mulut ke mulut), sebuah strategi marketing paling ampuh secara psikologis, karena hanya barang yang memiliki brand loyaltymampu membuat konsumennya mampu mempromosikan barang tersebut secara sukarela dan bekerja dibawah alam sadarnya. Di dunia bisnis hanya merek-merek seperti Apple, Microsoft, Samsung, IBM dan merek-merek besar lainnya yang mampu mengembangkan marketing dengan cara word of mouthdengan sukses.  

Kemampuan yang lain yang dimiliki oleh orang yang berasal dari militer adalah mereka dilatih dari sejak awal tentang strategi perang yang sebenarnya sangat mirip dengan kemampuan berpolitik. Karena pada dasarnya politik sendiri adalah power,dan dalam perang siapa yang memiliki power paling besar dialah yang akan muncul sebagai pemenang.

Kelemahan negara-negara yang dipimpin oleh orang-orang dari latar belakang militer biasanya tidak memiliki kemampuan untuk memajukan sektor ekonomi karena mereka terlalu disibukkan untuk mempertahankan kekuasaan untuk kepentingan orang-orang yang sudah setia kepadanya. Sehingga seleksi penugasan pengelolaan dan managemen cabang-cabang ekonomi/produksi yang penting bagi negara diberikan kepada 'aktor' yang memiliki keterkaitan pribadi dengan pemilik kekuasaan.

Akibatnya, anda akan melihat pertumbuhan ekonomi yang tidak berkualitas, karena prinsip pengelolaannya tidak didasarkan pada prinsip good governanceatau tata kelola yang baik.

Perbandingan Kasus

Trus bagaimana dengan negara yang notabene 91% pemerintahannya atau kekuasaan tertingginya hampir semua berasal dari militer contohnya Korea Selatan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chunhyo Kim yang kemudian ditulis dalam bukunya yang berjudul: Samsung, Media Empire and Family: A Power Web, mengungkapkan bahwa politik di Korea Selatan tidak bisa dilepaskan dari politik uang (Money Politik) yang melibatkan penguasa dan pengusaha. Besarnya kontribusi perusahaan keluarga atau biasa dikenal dengan chaebols mencapai 58% dari total Gross Domestic Product (PDB) Korea Selatan ditahun 2015.

Besarnya pengaruh pengusaha ini memberikan hubungan symbiosis mutualism, atau hubungan saling menguntungkan antara pemerintah dengan pengusaha, sehingga pembangunan infrastruktur ekonomi dibuat bukan secara murni ditujukan untuk kepentingan rakyat akan tetapi untuk memenuhi kepentingan para pengusaha.

Akibatnya hampir seluruh cabang ekonomi dikuasai oleh perusahaan besar, dan sangat susah untuk perusahaan baru untuk memulai usaha mereka karena hampir semua jenis usaha telah dimiliki oleh orang-orang tertentu tersebut. Keuntungan dari penguasa didapat dari biaya rent-seeker atau pemenuhan permintaan dari pengusaha, contoh paling baru adalah skandal korupsi yang melibatkan mantan Presiden Korea Selatan, Park Geun Hye.

Intinya adalah, kemajuan ekonomi Korea Selatan distrir oleh kepentingan perusahaan privatebukan pada besarnya peran serta pemerintah.Tapi jangan lupa ekonomi Korea Selatan sudah bertumpu pada industri teknologi modern dan jasa, mereka secara alami tidak memiliki kemampuan sumber daya alam yang cukup, sehingga secara alama faktor penguasaan pada faktor-faktor ekonomi tersingkir secara alami. Ini berbeda dengan Korea Utara dimana mereka cukup kaya dengan sumber daya alamnya termasuk batu bara. Dan masih banyak contoh negara lain dimana kekuasaannya berada ditangan orang-orang militer tapi dampaknya sangat buruk pada ekonomi seperti Mesir ataupun Zimbabwe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun