Mohon tunggu...
Asmari Rahman
Asmari Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Bagansiapi-api 8 Okt 1961

MEMBACA sebanyak mungkin, MENULIS seperlunya

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat

18 Januari 2019   01:30 Diperbarui: 18 Januari 2019   02:40 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat Capres, koleksi pribadi

Semula saya membayangkan bahwa malam ini akan menyaksikan sebuah perdebatan sengit antara kedua pasangan kandidat Presiden dan wakil Presiden. Saya berharap kedua pasangan itu sudah mempersiapkan isi kepalanya dengan masalah penegakan hukum, Ham, Pemberantasan korupsi dan teroris.

Ketika debat dimulai, masing-masing kandidat diberikan kesempatan untuk mengeluarkan isi kepalanya itu, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, Masing-masing capres dan cawapres akan beradu argumentasi dengan lawan debatnya. Pasangan yang satu akan memberikan jawaban atas pertanyaan pasangan lainnya sambil sekali-kali melemparkan pertanyaan yang menukik pada persoalan bangsa yang terkait dengan thema yang ditetapkan.

Harapan saya, dari debat yang pertama ini,  masing-masing kandidat memiliki pandangan dan pemikiran yang bernas untuk menjawab tantangan kedepan yang dihadapi oleh bangsa ini, sehingga sejarah kelam tentang pelanggaran Ham dan tindak pidana korupsi dimasa lalu tidak terulang kembali.

Tetapi alangkah kecewanya saya, ketika debat dimulai, ternyata apa yang saya saksikan tidak sesuai dengan harapan. Debat yang semestinya menjadi hangat dan mencerahkan menjadi sesuatu yang hampa, karena format debat yang ditetapkan terlalu kaku. Isi kepala kandidat dalam menjawab persoalan bangsa secara jernih dan cemerlang tidak bias diperas secara maksimal..

Yang ada hanyalah semacam permainan simulasi, atau seperti cerdas cermat, dimana kandidat disuguhkan undian pertanyaan dan pemandu debat membacakan soal yang diajukan, lalu soal itu dijawab oleh peserta debat, persis seperti lomba kelompok Pencapir yang disiarkan TVRI pada masa orde baru dulu.

Mungkin karena terlalu banyak berharap saya menjadi kecewa dengan debat capres malam ini, jenuh dan membosankan, tidak memberi ruang kepada kandidat untuk berhadap-hadapan secara langsuing. Berhadap-hadapan yang dimaksudkan disini bukanlah adu tegang urat leher untuk menang kalah tetapi adu argmentasi dan konsep membangun bangsa yang jelas.

Apa boleh buat, debat sudah berlangsung dengan format yang ditentukan oleh KPU, semoga saja pada debat yang kedua ada perbaikan dan KPU memahami apa yang menjadi kebutuhan public, sehingga debat yang memakan biaya besar ini tidak menjadikan kita sedang bernostalgia kemasa yang lalu, dengan tayangan kelompok Pencapir.

Semoga ada perubahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun