Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Money

Ketika Uang Tunai Tidak Perlu di Dalam Dompet Lagi

28 Mei 2015   19:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:30 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang sudah tiba saatnya di Indonesia  era transaksi tunai atau cash akan berakhir. Hal ini  tidak tahu secara pasti kapan akan terjadi. Tapi sudah mulai  kelihatan kartu elektronik non tunai dipakai wajib  untuk pembayaran parkir di pusat Kota DKI Jaya,  pembayaran tiket kereta api Comuter Line dan tiket bus transjakarta di ibukota Jakarta .

Suatu transaksi sehari-hari yang wajib dilakukan masyarakat Jakarta  apabila naik angkutan massal. Jadi sekarang ini sudah saatnya non tunai mulai disosialisasikan di seluruh lapisan masyarakat Indonesia umumnya.

 

[caption id="attachment_421003" align="aligncenter" width="600" caption="sekarang saatnya membayar transaksi dengan kartu elektronik pengganti uang tunai"][/caption]

Saya sudah hampir lima tahun memakai kartu non tunai untuk naik kereta api comuter, naik bus tansjakarta, membayar jalan tol dan berbelanja di toko mini market. Yang saya rasakan manfaatnya  terutama ketika membayar jalan tol dalam keadaan macet. Saya pilih gardu tol non tunai akan mengurangi antrian kendaraan apalagi ketika saya buru-buru akan ke Bandara Soekarno Hatta.

Saya tidak perlu lagi capek menghitung atau menyiapkan uang tunai sebelum naik mobil berangkat ke bandara. Dengan kartu non tunai tanpa antrian lagi saya  bisa segera naik kereta comuter atau bus transjakarta tanpa membeli tiket lagi setiap harinya.

Uang tunai pasti perlu dihitung secara manual apalagi kalau memerlukan pembayaran uang logam akan memberatkan isi dompet. Jadi manfaatnya banyak sekali selain yang saya sebutkan  untuk pembayaran transportasi massal.

Kalau dipakai belanja di toko mini market pasti mendapat korting karena harga dengan membayar uang tunai dibedakan dengan harga beli dengan dengan kartu non tunai  penerbit toko mini market tersebut untuk barang tertentu. Jadi belanja bulanan pasti lebih hemat.

Foto: dengan kartu non tunai mengurangi antrian naik kereta Comuter Line

Manfaat kartu elektronik non tunai

Manfaat lain secara umum melakukan pembayaran kartu elektronik non tunai adalah: 1. Jika  jumlahnya besar, uang tunai sangat merepotkan. Ada risiko salah hitung dalam melakukan pembayaran tunai.

2. Tidak perlu membawa banyak uang tunai, kemana pun kita akan pergi jauh, mengurangi rasa was-was dicopet.

3. Membantu usaha pencegahan kriminal apabila kita berada di daerah rawan kejahatan  dan identifikasi kejahatan kriminal lebih gampang terdekteksi apabila terjadi kejahatan menimpa diri kita.

4. Menekan biaya pengelolaan uang rupiah dan cash handling,

5. Transaksi tercatat secara lebih lengkap dengan adanya bukti struk pembayaran  sehingga perencanaan ekonomi keluarga lebih akurat

6. Mengurangi resiko dari pemakaian uang palsu.

7. Lebih praktis tanpa antrian apabila naik kereta api, jalan tol, transjakarta tanpa antri membeli tiket lagi.

Untuk pengetahuan, uang elektronik adalah uang pecahan fisik dengan nilai nominal yang telah disimpan dalam bentuk data elektronik atau digital. Uang elektronik dikenal juga sebagai kartu prabayar karena diterbitkan dalam bentuk kartu yang bisa diisi ulang.

 

[caption id="attachment_421004" align="aligncenter" width="600" caption="salah satu alat pembayaran kartu non tunai untuk kereta comuter line"]

1432816460161047412
1432816460161047412
[/caption]

Berbeda halnya dengan uang digital atau uang elektronik. Jenis uang ini jauh lebih praktis, aman, dan nyaman digunakan. Anda tidak perlu membawa dompet tebal atau tas untuk melakukan transaksi dengan jumlah uang yang besar. Selembar kartu plastik yang memiliki seluruh catatan keuangan kita dalam chip magnetic-nya hanya membutuhkan satu selipan di dalam dompet. Segala transaksi dilakukan hanya dengan selembar kartu itu.

Dengan uang elektronik, transaksi dapat berlangsung cepat dan akurat berapa pun jumlah uang yang ditransaksikan. Catatan keuangan juga secara otomatis tercatat di bank-bank terkait, hal yang tidak mungkin terjadi dalam transaksi tunai.

Bank Indonesia telah mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Pencanangannya dilakukan Direktur Bank Indonesia  Agus Martowardojo  di Mal Mangga Dua, Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Pencanangan tersebut dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis, dan juga lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non-tunai dalam melakukan transaksi keuangan yang mudah, aman, dan efisien.

Demi terciptanya masyarakat tanpa uang tunai, pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik dalam Layanan Keuangan Digital. PP ini mengatur mengenai soal penyelenggaraan sistem elektronik, penyelenggara agen elektronik, penyelenggaraan transaksi elektronik, tanda tangan elektronik, penyelenggaraan sertifikasi elektronik, lembaga sertifikasi keandalan, dan pengelolaan nama domain.

Ada beberapa produk uang elektronik yang diterbitkan oleh sejumlah bank di Indonesia, antara lain Flazz (BCA), e-cash & e-Toll (Bank Mandiri) , BNI Tapcash (BNI), BRIZZI (BRI) dan JakCard (BPD DKI). Ada juga uang elektronik yang diterbitkan secara co-branding seperti Kompas Gramedia Value Card (KGVC) dan variannya yang berbasis Flazz BCA. Selain bank, uang elektronik di Indonesia juga diterbitkan oleh beberapa operator telekomunikasi. Meski berbeda label namun semua kartu prabayar uang elektronik tersebut memiliki fungsi yang sama yakni sebagai alat pembayaran non tunai.

 

[caption id="attachment_421006" align="aligncenter" width="480" caption="ketika isi dompet tidak memerlukan uang tunai lagi"]

1432816895469379975
1432816895469379975
[/caption]

Di negara-negara maju, mayoritas masyarakatnya melakukan transaksi non-tunai. Laporan itu menyebutkan, di Belgia, 93 persen transaksi konsumen dilakukan non-tunai, Perancis (92 persen), Kanada (90 persen), Inggris (89 persen), Swedia (89 persen), Australia (86 persen), dan Belanda (85 persen).

Sementara, negara Indonesia yang disebut berada dalam tahap transisi berpindah pembayaran dari tunai ke transaksi non tunai. Meskipun masih kecil, transaksi non-tunai di Indonesia meningkat tajam sejak beberapa tahun lalu.

Menurut catatan Bank Indonesia, pada tahun 2009 terjadi 48 ribu transaksi dengan nilai Rp 1,4 miliar per hari. Jumlah ini meningkat pada 2010, yaitu 73 ribu transaksi dengan nilai Rp 1,9 miliar per hari. Pada 2011 jumlahnya kembali meningkat menjadi 112 ribu kali transaksi dengan nilai Rp 2,7 miliar per hari, dan terus meningkat pada 2012 menjadi 219 transaksi dengan nilai Rp 3,9 miliar per hari.

Dibandingkan dengan negara-negara di kawasan ASEAN, tingkat transaksi non tunai di Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), saat ini pembayaran tunai di seluruh Indonesia masih di kisaran 90 persen. Artinya hanya sekitar 10 persen dari seluruh transaksi dilakukan secara non tunai.

 

[caption id="attachment_421007" align="aligncenter" width="600" caption="belanja online menjadi favorit orang indonesia sekarang (foto: ilustrasi shutterstock.com)"]

14328169701335531201
14328169701335531201
[/caption]

Belanja online

Tetapi yang menarik menurut survei Nielsen, urusan travelling menempati posisi teratas dalam aktivitas belanja online orang Indonesia. Sekitar setengah dari konsumen Indonesia berencana untuk membeli secara online tiket pesawat (55%) serta melakukan pemesanan hotel dan biro perjalanan (46%) dalam enam bulan ke depan. (sumber: kompas 13 Oktober 2014)

Selanjutnya, empat dari sepuluh konsumen (40%) berencana untuk membeli buku elektronik (ebook), hampir empat dari sepuluh konsumen berencana untuk membeli pakaian, aksesori, atau sepatu (37%), dan lebih dari sepertiga konsumen merencanakan untuk membeli tiket acara (34%) secara online.

Perangkat yang paling sering digunakan untuk bebelanja online adalah telepon seluler (ponsel). Menurut laporan itu, Indonesia berada dalam urutan teratas secara global dalam hal penggunaan ponsel untuk belanja online bersama dengan Filipina, Vietnam, dan Thailand.

Transaksi non-tunai bukan cuma soal kenyamanan konsumen dan industri perbankan. Lebih dari itu, transaksi non-tunai juga menyangkut keadaban demokrasi sebuah bangsa.

Transaksi non-tunai tak bisa tidak menjadi bagian dari solusi pemberantasan korupsi yang telah menjadi penyakit bangsa ini. Karena hanya kriminal nantinya yang akan melakukan transaksi tunai untuk menghindari pelacakan seperti yang dilakukan selama ini oleh terpidana KPK . Terpidana  melakukan penyuapan dengan uang tunai untuk menghindari pelacakan oleh pihak berwajib.

[caption id="attachment_421009" align="aligncenter" width="274" caption="saya naik kereta api comuter line tidak pernah terlambat karena memiliki kartu non tunai"]

1432817154307524325
1432817154307524325
[/caption]

Agar kartu non tunai memasyarakat

Usulan kepada Bank Indonesia agar kartu non tunai lebih diterima masyarakat untuk menjadi pembayaran massal bangsa Indonesia dan saatnya non tunai digalakkan untuk pembayaran semua transaksi. Adalah perubahan yang menguntungkan masyarakat yaitu:

1. Sistem transportasi di Indonesia harusnya bisa dilakukan dengan pembayan non tunai  misalnya bus damri bandara, pesawat terbang, kereta api antar kota dan pajak-pajak seperti PBB, BPJS dan lainnya bisa dilakukan transaksi.Saatnya non tunai digunakan untuk pembayaran pajak tahunan juga.

2. Pembayaran hajat hidup orang banyak contohnya pembayaran uang sekolah SPP di sekolah negeri. Jadi pelajar sejak dini sudah diajari membawa kartu non tunai untuk membayar SPP di sekolahnya.

3. Pembayaran rumah sakit umum sehingga benar-benar masyarakat Indonesia merasakan saatnya non tunai untuk melakukan transaksi apa pun di negara yang kita cintai Indonesia.

Bank Indonesia bisa bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta Departemen Kesehatan agar bisa terlaksana pembayaran saatnya non tunai diberlakukan secara massal.

Barangkali  pada suatu hari nanti uang tunai dalam bentuk fisik  akan menjadi kenangan dan tergantikan oleh kartu non tunai . Berarti nanti dompet kita sama sekali tidak lagi berisi uang, tapi cuma selipan sejumlah kartu non elektronik.   (Asita DK Suryanto)

Hastag: #saatnyanontunai  #bankindonesia  #kartuelektronik #nontunai

Referensi:

1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/8/PBI/2014 tanggal 8 April 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money)

2 . Sosialisasi GNNT dari Bank Indonesia (Materi pptx)

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun