Mendatangi Petilasan Prabu Tawangalun di Wana Wisata Rowo Bayu di Banyuwangi sangat terasa ada mistis dan magic.
Ketika saya sebagai seorang blogger posisi sedang di Kota Banyuwangi karena kota masa kecil dan juga kota kampung halaman suami, maka naluri saya sangat ingin mendatangi desa penari yang menjadi viral sebagai lokasi mahasiswa KKN di tempat wisata yang sekaligus tempat pertapaan tersebut.
Tapi sebagai seorang mantan wartawan Kompas yang sudah menulis 25 tahun, saya punya feeling kalau cerita itu hanya fiksi. Cerita fiktif itu dibranding oleh seorang youtuber Raditya Dhika yang ternyata hanyalah sebuah promosi sebuah film yang masih akan dibuat atau beredar dengan judul "KKN Desa Penari."
Cerita yang mengandung horor, cinta dan mistis amat sangat disukai masyarakat Indonesia. Ketika cerita itu mencuat dan meledak di dunia trending twitter banyak netizen penasaran dan mencari tahu dimana kah lokasi desa penari itu.
Tempat kejadian lokasi cerita hanyalah sebuah setting tempat cerita.
Lokasi yang sebenarnya Rowo Bayu adalah sebuah petilasan Prabu Tawangalun tempat bertapa dan bersemedi di pinggir danau yang tenang, hijau, rimbun dan sejuk.
Suasana damai dan sejuk sangat terasa ketika saya memasuki sebuah destinasi wana wisata yang kelihatan pertama di pintu masuk adalah sebuah danau yang tenang. Ada hutan rindang menyegarkan dan menjadi tanda tanya yang besar ketika tempat wisata yang juga tempat petilasan Prabu Tawangalun tersebut menjadi tempat cerita horor?
Eddy dengan tegas membantah jika wilayah tersebut pernah dijadikan KKN dari luar perguruan tinggi di Banyuwangi. Apalagi pada tahun 2009 lalu seperti yang diceritakan dalam cerita KKN di Desa Penari itu.
"Di sini tidak pernah ada orang KKN dari luar kota. Apalagi sampai ada yang meninggal dunia seperti itu," ujarnya kepada penulis dengan tegas sambil menggelengkan kepala tanda hal yang mustahil terjadi.