3. Dijuluki “The Gold Standard”, Tapi Bikin Kelra Gak Nyaman?
Gara-gara dominasinya di lane emas, banyak orang mulai menyebut Kelra sebagai “The Gold Laner Standard”. Julukan ini muncul karena performanya yang konsisten, tajam, dan jadi idola bagi Gold Laner lain di berbagai region. Kelra dianggap sebagai pemain yang selalu tampil maksimal dalam rotasi, laning phase, hingga teamfight, bahkan di bawah tekanan besar sekalipun.
Tapi uniknya, Kelra justru merasa kurang nyaman dengan sebutan tersebut. Dalam sebuah wawancara, ia bilang bahwa julukan itu terlalu berat karena bisa menciptakan ekspektasi tinggi yang kadang tidak realistis. Ia lebih senang dikenal sebagai pemain yang terus belajar, berkembang, dan terbuka terhadap kritik. Rendah hati banget, ya? Padahal kalau dilihat dari performanya sejauh ini, dia udah lebih dari layak buat dapat julukan itu.
4. Catat Win Rate Gila dan Kuasai Banyak Hero
Gak cuma soal gelar, statistik individu Kelra di turnamen-turnamen besar juga luar biasa. Di beberapa event seperti M6 World Championship dan ESL Snapdragon Pro Series, ia mencatatkan win rate 100% saat menggunakan hero-hero andalannya seperti Bruno, Moskov, dan Harith. Kalau udah dikasih hero comfort-nya, performa Kelra langsung naik level dan bikin lawan kelabakan sejak early game.
Yang bikin makin keren, hero pool Kelra gak monoton dan justru sangat fleksibel. Selain marksman klasik, ia juga jago memainkan hero meta yang lebih kompleks seperti mage atau hybrid, tergantung kebutuhan tim. Hal ini bikin ONIC PH punya banyak opsi saat drafting, karena apa pun yang dikasih ke Kelra, hasilnya hampir selalu maksimal. Fleksibel, adaptif, dan punya kontrol map yang bagus. Kelra benar-benar paket lengkap seorang Gold Laner.
5. Berawal dari Warnet, Kini Jadi Inspirasi Banyak Pemain Muda
Di balik gameplay-nya yang ciamik, perjalanan hidup Duane “Kelra” Pillas juga layak banget buat diangkat. Ia berasal dari keluarga sederhana dan menghabiskan masa kecilnya di warnet, tempat ia mulai mengenal dan jatuh cinta pada dunia game. Awalnya, sang ayah sempat gak setuju dengan kebiasaan Kelra yang terlalu sering main, karena dianggap buang-buang waktu. Tapi semua berubah ketika Kelra menunjukkan bahwa game bukan sekadar hobi, tapi jalan menuju masa depan yang cerah.