Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jepang Memiliki Kemampuan Literasi yang Terbaik di Dunia

5 Oktober 2018   04:56 Diperbarui: 5 Oktober 2018   09:28 2451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kendati bangsa Jepang sering mengalami kepedihan, setelah Perang Dunia ke-2, lalu negeri matahari terbit ini juga sering dilanda gempa dan tsunami, akan tetapi mereka mempunyai disiplin yang kuat, semangat juang serta etos kerja yang tinggi.

Yang membuat kagum, orang Jepang mempunyai kedisiplinan seperti samurai, dan menerapkan beberapa nilai dalam kehidupan sehari-hari, yakni keisan, kai zen, dan bushido. 

Bushido adalah spirit untuk bekerja keras. Bangsa Jepang secara kontinyu terus mau belajar dan membanggakan diri. Mereka juga bangsa yang tak pernah puas.

Kai zen merupakan komitmen bahwa semua tugas mesti diselesaikan dan dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Tak cuma di dunia usaha, anak yang terlambat masuk sekolah juga jarang ditemukan di sana. Anak-anak sekolah masuk tepat waktu. 

Keisan adalah kesungguhan serta kesinambungan diiringi minat yang tinggi. Jepang pun dikenal sebagai bangsa yang ambisius. Itulah mengapa mereka kontinyu melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik lagi, satu sisi positif dari keambisiusan mereka.

Satu lagi yang mengerikan bagi siapa saja, yaitu para samurai memiliki tradisi bunuh diri jika gagal menjalankan tugas. Di situ tertanam sikap luhur yang patut dipelajari, yakni berani bertanggungjawab jika melakukan kekalahan atau kesalahan. Hal tersebut menjadikan mereka menjaga dan mempunyai harga diri. Dengan demikian mereka menjadi bangsa yang tidak gampang menyerah walaupun banyak rintangan menghadang.

Jarang terlihat seorang mahasiswa yang meminta uang kepada orangtuanya, Jepang memang bangsa yang mandiri. Banyak mahasiswa Jepang yang "nyambi", mempunyai pekerjaan sampingan untuk biaya kuliah dan sehari-hari.

Itulah sebabnya mereka menjadi bangsa yang mandiri dengan tidak menggantungkan bantuan dari negara lain.

Nah, satu hal lagi yang patut kita tiru dari mereka adalah kebiasaan membaca. Coba Anda jalan-jalan di Jepang, dimana-mana Anda akan terlihat orang-orang membaca, baik membaca saat antri di Bank, di taman kota, di bus, di kereta api, dsb.

Kebiasaan membaca di sana memang sudah diajarkan sejak kecil. Nilai-nilai positif itulah yang seharusnya kita tiru.

Sebelum menjelaskan lagi tentang bangsa Jepang,  berkaitan dengan kebudayaan membaca, sila Anda simak mengenai apa yang kita kenal dengan istilah literasi. Apa yang dimaksud dengan literasi? Baiklah, di bawah ini akan dijelaskan setidaknya tentang apa itu literasi.

Literasi adalah satu kemampuan yang sangat penting bagi manusia yang hidup di zaman serba teknologi sekarang ini. Literasi bisa menjadi kunci manusia untuk berproses menjadi manusia yang lebih berpengetahuan dan berperadaban. Tidak heran mengapa sekarang gerakan literasi ini sedang digalakkan.

Literasi kini telah digunakan dalam skala yang lebih luas, dengan tetap merujuk kepada kompetensi dasar literasi yakni membaca dan menulis. Pada intinya dan yang terpenting dari kemampuan literasi adalah bebas buta huruf agar dapat mengerti semua konsep secara fungsional. Sementara cara untuk memperoleh literasi itu adalah dengan lewat pendidikan. Sejauh ini ada 9 macam literasi, yang secara garis besar bisa disebutkan antara lain: literasi informasi, literasi statistik, literasi teknologi, literasi visual, literasi kritikal, literasi data, literasi digital, literasi finansial, dan literasi kesehatan.

Salah satu contoh, literasi kesehatan adalah kemampuan untuk memahami, mengolah, dan mendapatkan informasi dasar tentang kesehatan dan layanan-layanan apa saja yang diperlukan dalam membuat keputusan kesehatan yang tepat.

Adapun untuk meningkatkan kemampuan literasi ini salah satu caranya adalah dengan banyak membaca buku. Namun sangat disayangkan, masih banyak wilayah di nusantara kita yang rendah minat bacanya dan sepertinya membaca belumlah membudaya di masyarakat negeri ini.

Adapun beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya literasi, terutama di kalangan siswa sekolah, misalnya adalah: 

- kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran yang berbasis literasi masih rendah

- buku bacaan yang ada masih minim

- kurang memadainya kondisi perpustakaan

- siswa sulit mengakses buku-buku yang bisa menarik minat baca

- guru mempunyai minat baca yang rendah

Dampak Multiple Effects kemampuan literasi dapat membantu pembangunan yang terus berkelanjutan seperti pertumbuhan penduduk, pemberantasan kemiskinan, penurunan angka kematian, dan sebagainya.

Dengan kemampuan literasi yang naik, maka kualitas hidup masyarakat juga bisa meningkat, karena kegiatan literasi adalah suatu bentuk hak dari manusia untuk belajar di sepanjang hidupnya.

Oleh karena itu gerakan literasi harus terus disosialisasikan pada setiap lapisan masyarakat.

Jepang paling baik

Menurut hasil studi terhadap 24 negara di dunia, menghasilkan bahwa Jepang merupakan negara dengan kemampuan literasinya yang terbaik. 

Penelitian yang dilaporkan OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) terhadap 166.000 partisipan yang berumur 16-65 tahun mengungkapkan bahwa orang dewasa Jepang mempunyai kemampuan super ketimbang mereka-mereka dari negara lain.

Tingkat kesulitan membaca diukur dengan skala 1 sampai 5. Angka 5 adalah kemampuan mengolah informasi serta kemampuan dalam mencari dari teks-teks yang padat. Ternyata, 1 dari 5 orang Jepang mendapatkan skor 4 atau 5. Dan cuma 4,9 persen orang Jepang yang mendapatkan skor 1 atau kurang.

Selain kemampuan membaca, orang Jepang juga memiliki kemampuan menulis yang lebih baik, jauh di atas orang Italia dan Spanyol. Laporan itu menyebutkan orang Jepang di rentang usia 25-34 tahun yang berpendidikan/menyelesaikan pendidikan tingkat SMA ternyata mempunyai kemampuan menulis jauh di atas mereka yang lulusan perguruan tinggi dengan kelompok usia yang sama dari Italia dan Spanyol.

Apa artinya itu?

Menurut studi itu, orang dengan tingkat literasi rendah mengalami risiko lebih besar untuk menjadi pengangguran serta berkaitan dengan kesehatan yang lebih buruk.

Sementara, orang yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis berliterasi tinggi memiliki penghasilan 60 persen lebih besar ketimbang yang berliterasi rendah.

Jadi, mari tingkatkan kemampuan literasi kita!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun