Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Yang Paling Berkesan dan Mengesalkan buat Liliyana Natsir

13 September 2018   04:44 Diperbarui: 13 September 2018   08:11 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di antara skuad andalan, Indonesia terpaksa tidak bisa menurunkan pasangan ganda campuran Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir,  di turnamen Jepang Terbuka yang digelar 11 -16 September di Musashino Forest Sport Plaza.

Tantowi/Liliyana terpaksa tidak bisa berpartisipasi di WBF World Tour Super Series 750 itu dikarenakan kondisi dari Butet - panggilan akrab Liliyana Natsir - sedang dalam keadaan tidak fit. Namun, menurut pelatih ganda campuran PBSI, Richard Mainaky, Liliyana diprediksi bisa tampil di China Open, turnamen bulutangkis sesudah Jepang Terbuka.

Lilyana tidak bisa tampil bukan karena dia mengalami cedera, tapi tubuhnya sedang panas, tidak enak badan. 

"Saya rasa Owi/Butet bisa turun di Cina Terbuka, harus segera recovery" kata Richard Mainaky.

Dengan tak tampilnya mereka, di turnamen Jepang ini Indonesia menurunkan tiga pasangan ganda campuran. Yaitu Ricky Karanda Suwandi/Debby Susanto, Praveen Jordan/Melati Deva Oktavianti, dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.

Gantung raket

Rencana Liliyana Natsir untuk tidak main lagi atau pensiun dari dunia bulutangkis sudah diumumkan pebulutangkis yang kini berusia 32 tahun itu usainya mengikuti ajang Asian Games 2018 selesai. Butet mengemukakan keinginannya untuk menggantung raket dan menutup karier karena alasan usia.

Sementara Tantowi Ahmad bakal dipersandingkan dengan pasangan baru.  

Setelah dianalisa, pasangan baru Tantowi Ahmad itu adalah Winny Oktaviana Kandow (19). Keduanya akan mengawali hidup baru di turnamen Taipei Open 2018 yang digelar 2-7 Oktober 2018.

Proyeksi yang utama dari pasangan Tantowi dan Winny tersebut adalah pada Olimpiade Tokyo tahun 2020.

Mengenai penggantinya itu, Liliyana Natsir berharap mereka bisa segera padu dan kompak satu sama lainnya.

Walau Butet belum terlalu hafal dengan Winny, namun Butet berkeyakinan Tantowi bisa memberi contoh dan membimbing.

"Cuma sekilas, Winny ketemu di latihan. Kalau di pertandingan kan beda" kata Butet soal calon penggantinya.

Lebih lanjut Butet berharap juga Tantowi dapat membawa pemain muda. Membimbing. Liliyana merasa Tantowi sebagai senior bisa mengemong yuniornya.

Sementara menurut Tantowi sendiri tentang Winny, dia ingin menjalani proses adaptasi dulu serta berharap menoreh prestasi.

"Saya tidak ingin memberi tekanan, semoga mendapatkan hasil yang terbaik dan saya bisa membimbing Winny. Santai saja" kata Tantowi.

Sekian lama berpasangan dengan Butet dan mengukir banyak prestasi mengagumkan, Owi mengaku banyak mendapat masukan dari Butet untuk kebaikan keduanya. "Kami tetap berkomunikasi, Butet bisa memberi wejangan untuk saya dan Winny" tutur Owi.

Winny Oktavianti Kandow yang  selama ini berpasangan dengan Akbar Bintang Cahyono, pernah membuat kejutan dengan bisa masuk semifinal Singapura Terbuka.

Sayang, di semifinal BWF World Tour Super 500 itu, pasangan Owi/Butet menghentikan langkah mereka dalam partai yang ketat.

Adapun keputusan Liliyana untuk gantung raket itu diungkapkannya di saat momen pemberian bonus dari Djarum Foundation berkat capaiannya mengantongi perunggu di Asian Games 2018.

Ia akan mengakhiri masa emasnya di dunia bulutangkis pada Februari atau Maret 2019.

Apa yang paling berkesan?

Di antara segudang prestasi yang diraihnya, ada satu yang paling berkesan buat dirinya. Itulah ketika dia berhasil merebut medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil tahun 2016.

Momen terbaik dan terindah sepanjang perjalanan karir Butet. Buat Butet momen itu merupakan suatu kebanggaan, semua atlet tentu ingin berprestasi setinggi-tingginya di Olimpiade.

Selain paling membanggakan, tenyata Liliyana juga punya momen yang paling mengesalkan sepanjang kariernya! Dikatakan Liliyana momen itu terjadi di kejuaraan dunia 2015 di Jakarta. Setelah dia dan Owi menang di set pertama tapi set kedua sesudah unggul 20-18 tapi jadi kalah. Peristiwa tersebut terjadi saat semifinal melawan Zhang Nan/Zhao Yunlei dari Cina. Dan akhirnya Owi/Butet menyerah kalah.

"Mata saya sempat berkaca-kaca karena belum bisa move on karena kekalahan itu" pungkas Butet.

Ia sangat kecewa dengan cukup mendalam dan menyesakkan hati.

Adalah Butet sudah berjanji kepada Tuhan, dia tidak akan minta apa-apa lagi setelah bisa mengantongi medali emas Olimpiade. 

Di perhelatan Asian Games 2018, dia meraih medali perunggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun