Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenegarawanan Prabowo Terlihat jika Mengobarkan Revolusi Pancasila.

29 Oktober 2017   17:42 Diperbarui: 29 Oktober 2017   18:21 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bahwa kemungkinan besar Presiden Jokowi sebagai petahana akan menang di Pilpres 2019 tak bisa disangkal siapa pun.  Maka tidak perlu untuk tidak direlakan. Tidak perlu harus dicoba untuk digagalkan oleh pihak mana pun.

Sebab masih sangat-sangat mungkin rakyat bisa saja tidak akan memilihnya lagi.

Jika Prabowo menang, tercapailah cita-citanya dan terpenuhilah ambisinya untuk menjadi presiden. Tetapi apakah dengan menjadi presiden segala yang diimpikan akan bisa menjadi selesai bagi dirinya? Bisa belum tentu.

Memang perlu dipertanyakan. Sesungguhnya untuk apa dan untuk siapa jabatan menjadi presiden bagi Prabowo?

Sebab menurut penulis, tidak ada seseorang pun yang hidup di negeri ini hanya untuk dirinya sendiri.

Sejarah memberi bukti bahwa menjadi presiden di N.K.R.I. tidak langsung bisa memberi kebanggan bagi keluarganya apa lagi bagi bangsanya.

Kebanggaan suatu bangsa atas presidennya

"Bung Karno," sebagai presiden pertama N.K.R.I. jelas sangat membanggakan bangsanya karena sangat dikenal seluruh dunia sebagai sosok pribadi yang berperan aktif membangun peradaban dunia baru dalam bernegara.

Bung Karno hebat bukan karena beliau sebagai presiden. Tetapi beliau hebat karena pemikirannya yang menggugah kesadaran seluruh bangsa di dunia untuk menghapuskan penindasan manusia atas manusia dan mengajak bersama-sama menciptakan perdamaian dunia.

"Pak Harto," sebagai presiden kedua N.K.R.I., sampai saat ini Bangsa Indonesia sendiri seperti masih kebingungan menempatkan sosok beliau sebagai seorang pahlawan bangsa atau sebaliknya.

Tetapi yang jelas dunia pun tidak akan berani menyebutnya secara sembarangan sebagai sosok sejenis jenderal Lon Nol dari Kamboja yang anti komunis. Karena dunia tampaknya sangat segan dan sangat menghormati Bangsa Indonesia yang berpembawaan sangat toleran karena wujud dirinya yang bhinneka tunggal ika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun