Mohon tunggu...
Ashar Abdillah
Ashar Abdillah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa MIP APMD Yogyakarta

Narasi Akan Terus Menguma

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ziky Anak Indie (Pertemuan Pertama)

12 Januari 2023   16:55 Diperbarui: 12 Januari 2023   17:09 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


BAB 1 Pertemuan Awal

Ini tentang kisah dalam bangku sekolah, disalah satu sekolah SMA Nusantara. Kali ini kita akan temui seorang anak remaja yang sekolah hanya untuk niat belajar masih kurang. Yah itulah Ziky, ia merupakan siswa di kelas IPA 1. Terbilang berani mengambil jurusan IPA meskipun kemampuan otaknya dibawa rata-rata. Maklum saja hamper semua mata pelajaran IPA, ia selalu mengulang.

Hahaa, mungkin karena rasa nyaman dengan teman-teman di kelasnya membuatnya tetap betah di kelas IPA tersebut. Tak hanya Ziky, ada beberapa teman-temannya yang bernasip sama, mereka berteman dalam kelas khusunya laki-laki berjumlah 10 orang. Dan hanya 1 orang saja yang memiliki kemampuan yang lumayan dalam bidang mata pelajaran IPA yah, selebihnya masing bisa dikatakan kemampuannya merata. Ia adalah Rudi, Faris, Alim, Rizky, Wahyu, Irfan, bayu, putra. Sedangkan Latief, malik dan Ziky yang paling terkenal dengan kemampuannya yang masih sedemikian.

Oh iyah untuk yang cerdas ada Faris, ia berada diperingkat 5 besar dikelas. Satu-satu kebanggaan kami dikelas, khusunya mewakili para kaum laki-laki. Benar adanya setiap ada tugas mata pelajaran rombongan Rudi, Alim Rizky, Wahyu, Irfan, Bayu, Latief, Malik serta Ziky selalu mengerjakannya dikelas. Makanya sejak itu ia ganti menjadi tugas pekerjaan rumah menjadi pekerjaan sekolah. Secara prinsip, segala sesuatu di sekolah yah dikerjakan di sekolah saja.

Meskipun demikian mereka memiliki kemampuan yang lebih juga, dalam bidang olahraga, seni, sastra, editing. Namun dikarnakan dengan prinsip Pendidikan di Indonesia yang menggunakan standarisasi pelajar yang mengharuskan mereka untuk tidak terlalu mengembangkan potensinya. Dan cenderung harus disamakan, padahal kemampuan serta minat dan potensi berbeda-beda. Melalui kaberagaman tersebut yang membuat Kelas IPA 1 meraih prestasi di tingkat antar kelas dalam bidang olahraga, seni, dan lainnya. Dikarnakan mereka mempunya kemampuan yang baik dalam berbagai bidang tersebut.

Ziky sendiri menyukai sastra dan musik, ia kerap menulis puisi. Bahkan ia pernah menulis naska teater. Meskipun masih terbilang sederhana. Namun kemampuan tersebut patut dikembangkan, namun ia harus disiapkan untuk memperdalam pelajaran ilmu eksakta itu sendiri. Oh, iya kelas IPA 1 berjumlah 21 orang 10 laki-laki 11 perempuan. Namun yang menarik dari kisah ini tentang Ziky yang jatuh hati pada teman sekelasnya, ia adalah andira. Andira dikenal siswi yang cerdas dan banyak yang mengangumi di sekolah. Namun hanya Ziky yang merespon dengan cuek dan terkesan tidak tertarik. Padahal dalam lubuk hatinya yang terdalam, hahahaa. Seperti lautan atlantik dia menyukainya. Hahahaa

Ini dimulai saat tugas dari ibu Iren membuat naskah Teater, maka dibentuklah kelompok. Setiap kelompok disi 2 orang. Aneh bin ajaibnya Ziky dipasangkan dengan Andira. Siswi cerdas dan ceria namun kurang dalam sastra. Sedangkan Ziky yang lebih imajinatif, sering spontan membuat quote-quote. Hal itu kemudian diharapkan ibu Iren setiap kelompok mampu membuat sebuah karya yang punya cerita serta pesan moril didalamnya. Setelah pulang sekolah seperti biasa Ziky selalu pulang telat dikarnakan harus diberikan materi tambahan agar mampu menyelesaikan ulangan penaikan kelas.

Andira dan fira serta hesti mereka pulang sekolah selalu menyempatkan untuk belajar Bersama dikantin. Setelah itu Ziky baru saja keluar dari pelajaran tambahan dan kekanting untuk membeli minum serta roti. Maklmum saja Ziky selalu sosok anak indie yang sederhana dan menyukai senja untuk beristirahat, menenangkan pikiran.

Andira : Ziky, kamu baru keluar yah?

Ziky     : sambal tersenyum, hangat ia, capet ini baru selesai pelajaran matematika, otak saya agak terendap nestapa....

Fira      : Hufff, belum apa-apa udah ngeluarin kalimat sajaknya....

Ziky     : Haahahaa, itu tidak muda tauu...

Orang-orang mungkin berfikir muda untuk berkarya dalam sastra sebuah konsep yang berbeda, ini sangat menguras pemikiran, namun karna jiwaku ada disini, yah aku sukai...

Hesty   : Andira, Fira ayo kita pulang!!!

            Ehh, Ziky kami balik duluan yah...

Ziky     : Oh, iyah siap...

Andira : Ziky, kapan kita kerja tugas....

Ziky     : Oh, iyahh.. nanti sore saya ajak yah

            Melihat senja....

Andira : ehh, kok lihat senja...

Ziky     : Ia untuk inspirasi, senja itu menenangkan

Fira      : Ehh, senja-senja, sholat magrib tau...

Ziky     : Hehee, pastinya, ibadah itukan untuk hubungan kepada sang pencipta.

               Eh andira bagaimana!, kalua tidak sempat, nda apa-apa

               Saya sering di pantai puri, bawa gitar, secangkir kopi. Bawa buku

Andira pun tidak menjawab dan pergi meninggalkan Ziky. Seperti biasa Ziky selalu mengutang di Kantin, Ia akan membayar setiap Akhir pekan. Dikarnakan karna uang jajan yang diberikan ia selalu sisipkan untuk membeli buku sastra, puisi karya Chairil Anwar, Ws Rendra. Oh iyah biasanya semua akan menebak kalua Ziky dari keluarga yang berada atau bagaimana. Memang ia dari keluarga yang mapan namun ia tidak menunjukkanya. Baginya kekayaan itu hanya milik orang tuanya bukan miliknya.

Sorepun seperti biasa Ziky memesan kopi dikedai dideket pantai, iapun mengambil gitar serta buku puisi. Ia selalu menyendiri, karna ada waktu luang untuknya selalu sendiri. Untuk sedikit bersantai tak lama kemudian setelah kopinya selesai ia mengambil dan mengambil tempat yang tidak ramai. Ia hanya sendiri, tak jauh dari lokasi tersebut, ternyata dekat dari rumah Andira. Iapun kesana, dan melihat Ziky sendirian sambal main gitar, lagu dari Fotrwenty Puisi Alam.

Andirapun terkejut ternyata suara dari Ziky sangat bagus. Ia langsung tepuk pramuka, hahahaa. Maksunya tepuk tangan.


  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun