"Sama-sama ‘kata’, tapi kenapa yang satu bisa menenangkan, sementara yang lain melukai?"
Seperti kita yang mempercayai secara langsung ucapan wanita yang berkata "aku sayang kamu", namun ternyata dia memiliki pasangan. Kata tersebut awalnya membuat kita bahagia, namun ketika kita tahu makna sebenernya sungguh sangat mengecewakan, kita terluka, hancur tak berdaya wkwkwk.
Di situlah letak misteri makna—ia tak selalu ada di kata, tapi pada cara kita membaca dan merasakannya.
1. Makna Bukan Hanya Soal Kamus
Saat kita mendengar kata "rumah", kita mungkin langsung membayangkan bangunan. Tapi bagi seseorang yang kehilangan keluarganya, kata "rumah" bisa berarti kesepian atau luka.
Inilah yang membuat makna bukan sekadar arti harfiah, melainkan sesuatu yang hidup dalam konteks dan pengalaman manusia.
Menurut linguistik, makna biasanya dibagi menjadi:
Denotatif: makna literal, seperti yang tertulis di kamus (makna sebenarnya).
Konotatif: makna tambahan yang dipengaruhi oleh emosi, budaya, atau asosiasi tertentu (makna diluar makna sebenarnya).
Contoh: