Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memanfaatkan Presidensi G20 2022 untuk Menjadikan Indonesia sebagai Negara Tujuan Utama Investasi Hijau

18 Juli 2022   02:42 Diperbarui: 18 Juli 2022   03:32 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memanfaatkan Presidensi G20 2022 Untuk Menjadikan Indonesia Sebagai Negara Tujuan Utama Investasi Hijau

Presidensi G20 2022 Bali diawali oleh dua insiden yang skala dan efeknya bersipat global yaitu Pandemi Covid dan Perang Rusia-Ukraina. Sementara ancaman krisis pangan dan krisis energi menjadi semakin nyata yang menuntut penyelesaian yang membutuhkan kerjasama global. Ini semua membuat Presidensi G20 2022 Bali menemukan momntumnya sebagai ivent untuk menjalin kerjasama dan penyelesaian global yang dimaksud.

Indonesia sebagai negara dengan potensi bahari, pertanian, dan ekologi yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia diharapkan bisa memanfatkan perhelatan ini untuk memperkuat kesadaran global tentang pentingnya ekonomi dan investasi hijau sebagai solusi bagi krisis pangan dan krisis energi kepada masyarakat dunia. Dengan semakin kuatnya kesadaran itu, Indonesia bisa dijadikan negara tujuan utama investasi hijau.

Ancaman krisis pangan dan krisis energi bersumber dari lemahnya upaya dan sumber alternatif bagi ketahanan demografi, ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan air, dan ketahanan ekologi. Era revolusi industri dari mulai gen 1.0 sampai 4.0 telah secara global membawa kita melupakan pentingnya ekonomi berkelanjutan yang berbasis kepada investasi hijau. Akibatnya sampah plastik dan pemanasan global yang memicu perubahan iklim menjadi masalah manusia hingga saat ini. Lebih lanjut kedua masalah itu telah mengancam kemampuan global untuk menyediakan pangan yang cukup, dan mendorong untuk sesegera mungkin menemukan sumber energi ramah ekologi yang efisien.

Keanekaragaman hayati dan kondisi geologi Indonesia bisa bermanfaat bagi dunia sebagai laboratorium besar bagi riset di bidang herbal obat, intensifikasi dan diversifikasi sumber pangan, serta sumber energi alternatif yang efisien. Pengembangan teknologi hijau dan praktek penerapan ekonomi hijau pun bisa dipusatkan di Indonesia. Hasilnya kemudian bisa bermanfaat bagi masyarakat dunia, sesuai slogan "From Indonesia For World". Indonesia dengan demikian layak menjadi negara tujuan utama investasi hijau.

Dengan potensi Indonesia yang besar itu dan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara tujuan utama investasi hijau, Bank Indonesia  bisa berperan memberikan stimulus dan insentif bagi proyek-proyek investasi hijau yang mengajukan pendanaan ke bank-bank di Indonesia. Proyek investasi hijau yang dimaksud adalah proyek di bidang herbal obat, pengembangan sumber pangan, dan pengembangan sumber energi ramah ekologi.

Memanfaatkan Presidensi G20 kali ini untuk promosi investasi hijau di Indonesia bisa dilakukan dengan presentasi herbal obat khas Indonesia terutama sebagai obat alternatif untuk covid secara khusus atau untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara umum, keanekaragaman hayati bagi sumber pangan dan herbal obat, peta bentang pantai untuk energi angin, peta wilayah tropis untuk energi matahari, peta vulkanik untuk energi panas bumi, peta bahan tambang untuk baterai ramah ekologi dan sebagai katalis untuk menyerap karbondioksida di udara, daftar kekayaan hayati di laut dan di hutan bagi rekayasa genetika, database keragaman mikroorganisme dan organisme untuk mengurai sampah plastik, dan keunggulan demografi untuk menjalankan ekonomi hijau.

Promosi tersebut didasarkan kepada kebutuhan nyata dunia akan obat untuk covid, obat untuk kanker, antibiotik jenis baru, vaksin hijau, katalis dan logam yang efisien untuk menyerap karbondioksida, rekayasa genetika untuk intensifikasi dan diversifikasi tanaman pangan, kebutuhan akan bahan dan katalis bagi baterai dengan daya simpan yang besar dan dapat didaur ulang, kebutuhan akan organisme, mikroorganisme dan katalis untuk mempercepat penguraian plastik, serta sebagai bahan pengganti plastik, dan sumber-sumber energi terbarukan yang masif, simple, dan efisien.

Semua anggota G20 terutama Amerika Serikat, Australia, India, Inggris, Jepang, Jerman, RRC, Uni Eropa, dan Rusia punya kepentingan besar untuk terpenuhi semua kebutuhan tersebut di atas. Dana riset dan pengembangan teknologi terkait disediakan sangat besar dan dengan dukungan universitas-unversitas besar yang mereka miliki masing-masing. Indonesia dapat mengambil peran di sana sebagai penyedia bahan baku, tempat, dan tenaga teknisi. Dengan begitu pula alih teknologi hijau bisa didapat Indonesia.

Tentu saja yang paling terobsesi untuk mengatasi masalah krisis pangan dan krisis energi adalah Eropa, Amerika Serikat, India, dan RRT. Selain dipicu oleh ekses dari sanksi kepada Rusia, juga oleh tekanan demografi, tekanan ekologi, dan perhitungan geopolitik serta hagemoni.

 Sementara Rusia pun tetap berupaya agar bisa terus unggul di bidang pangan dan energi, terutama jika sanksi atas negara itu akan berlanjut. Indonesia dalam hal ini mempunyai peran dan kekuatan strategis yang bisa berdiri di atas semua kepentingan negara-negara tersebut bagi kepentingan dalam negeri, kemanusiaan, dan perdamaian dunia. Dengan demikian Indonesia bukan hanya akan mendapatkan manfaat finansial dari investasi hijau ini, tapi juga keuntungan strategis dan diplomasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun