Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Literasi Tanpa Titik Final

5 Februari 2022   07:02 Diperbarui: 5 Februari 2022   07:12 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Orang-orang membudayakan membaca Al Qur'an. Sekelompok besar lainnya dengan penuh antusias menghapal Al Qur'an. Kedua hal ini patut dirayakan dengan penuh suka cita dan selebrasi psikis. Ini langkah maju menuju perabadaban baru. Fajar peradaban ilahiah datang menjelang. Kita menyambut ini dengan penuh harap. 

Tapi perjalanan masih panjang. Literasi Al Qur'an tidak berhenti hanya sampai membaca dan menghapal. Literasi Al Qur'an adalah literasi tanpa titik final.

Bukan al Qur'an namanya bila tidak dibaca, karena al Qur'an itu sendiri berarti bacaan. 30 juz atau 604 halaman secara nominal bisa dibaca sampai tamat. Ada yang membacanya sampai tamat sebulan sekali, sebulan tiga kali, atau sebulan sepuluh kali. Inilah keajaiban al Qur'an.  Kitab suci yang rutin dan intensif dibaca. Setiap kali ditamatkan, euforia hadir.

Selain itu, al Qur'an juga dihapal secara lengkap atau sebagian oleh banyak sekali orang. Banyak sekali, kita menghindari menyebutkan angka atau menyebutkan kata "setiap muslim", untuk menghindari perdebatan. 6666 ayat bisa secara lengkap dihapalkan dalam setahun atau dua tahun. Ini bisa jadi satu-satunya kitab suci yang dihapal secara lengkap oleh banyak sekali manusia. Ini keajaiban kedua al Qur'an. Ketika berhasil menghapalnya, euforia muncul menggenapi rasa syukur.

Tapi baik dibaca maupun dihapal, kita mengenal istilah "khattam" atau tamat. Ada keajaiban al Qur'an yang lain yang tidak mengenal kata khattam. Al Qur'an setiap saat selalu menghadirkan makna-makna baru dari sisi penafsiran, syarah, petunjuk, isyarat, kesan individual maupun penjelasan ilmiah dan sains-nya. Di sisi ini, di sisi maknawi ini al Qur'an tidak pernah bisa dikhattamkan. Tak pernah ada orang yang berani berkata, alhamdulillah saya sudah tamat memaknai al Qur'an. Inilah keajaiban ketiga dari al Qur'an.

Tantangan al Qur'an di surat 88 ayat 17 sampai 20, surat 55 ayat 33, dan surat 56 ayat 58 sampai 76 menjadi proyek peradaban seluruh manusia di segala zaman yang belum juga menemukan titik khattam. Pertanyaan dan tantangan yang dimunculkan al Qur'an memancing rasa penasaran manusia di setiap bangsa dari dulu hingga sekarang dan belum juga ada jawaban finalnya. Bahkan satu jawaban melahirkan sejumlah besar pertanyaan baru dan hadirkan misteri baru. Setiap saat makna baru muncul di pikiran dan menjadi literasi ilmiah, euforia itu muncul. Euforia seperti ini muncul lebih sering. Sangat sering.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun