Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... -

Mengembara di London sekitar 10 tahun dan kembali ke Jakarta akhir 2011, ingin berbagi cerita mengenai Inggris dan Eropa serta kisah perjalanan lainnya. Silahkan berkunjung pula ke asepsetiawan.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Giliran Eksekutif Grup Murdoch, Brooks Mundur

15 Juli 2011   22:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:38 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_123017" align="aligncenter" width="640" caption="Rebekah Brooks, eksekutif grup Murdoch akhirnya mundur (Foto:BBC)"][/caption]

Saya kira masih perlu mengikuti serangan balasan para penentang raja media kelas dunia Rupert Murdoch. Dengan kerajaan bisnis media membentang dari Australia, Amerika sampai Inggris, Murdoch bagaikan raja yang tak tersentuh. Kekuatannya ditakuti para pemimpin dunia, pengusaha, polisi dan bahkan selbebriti. Media bagaikan kekuasaan tak terlihat tetapi mencengkram. Namun dengan skandal penyadapan yang semakin terbongkar di Inggris dan bahkan di Amerika Serikat FBI akan menyelidiki kemungkinan penyadapan korban serangan sebelas September, maka goyangan demi goyangan membuat Murdoch defensif. Perkembangan terakhir dari Inggris kemarin adalah Direktur Eksekutif News Internasional, anak perusahaan Murdoch di Inggris yang menjadi payung berbagai outlet media massanya, Rebekah Brooks mengundurkan diri. Tampaknya tekanan terhadap grup Murdoch di Inggris semakin nyata setelah News of World ditutup sendiri. Brooks telah menjadi sumber kedigdayaan dan tak tersentuhnya kekuasaan media Murdoch. Dia menjadi salah satu ikon perpanjangan tangan dari Murdoch di Inggris. Perlu diuraikan sedikit siapa Brooks ini karena akan menggambarkan bagaimana berkuasanya eksekutif di grup Murdoch ini sebelumnya. Rebekah Mary Wade lahir tahun 1968. Dia besar dan tumbuh di desa Daresbury, Cheshire. Pada usia muda 14 tahun dia memutuskan untkuk jadi wartawan dengan membantu menyediakan teh dan bantu-bantu di surat kabar grup Messenger di Warrington. Dalam usia 20 tahun ia bergabung dengan News International sebagai seorang sekretaris di mingguan News of the World. Dengan cepat dia mendapatkan jabatna sebagai penulis feature di majalah Sunday Times. Kemampuannya kemudian dilihat editor surat kabar itu Piers Morgan dan kemudian juga dilihat Rupert Murdoch. [caption id="attachment_123018" align="aligncenter" width="640" caption="Murdoch sebelumnya yakin Rebekah Brooks harus dipertahankan (Foto:BBC)"]

1310769405439336509
1310769405439336509
[/caption]

Dia pernah wawancara pacar Putri Diana, James Hewitt. Menurut editornya Morgan saat itu, dia juga pernah menyamar sebagai tukang bersih-bersih lalu bersembunyi selama dua jam di toilet agar bisa akses ke percetakan The Sunday Times. Kemudian dia mengambil surat kabar yang baru selesai cetak itu yan gmemuat seri biografi Pangeran Charles. Lalu dia lari ke mingguan News of the World untuk memuat cerita sama milik koran satu grupnya. Dalam usia 30 prestasi dia membuat duduk sebagai deputi editor The Sun dan pada tahun 2000 menjadi editor News of the World yang dijabatnya sampai 2003. Nah tahun tahun 2002  terjadi penyadapan telepon anak sekolah korban pembunuhan Milly Downer yang baru terungkap sekarang. Brooks adalah editor tabloid mingguan dengan tiras sekitar 2,8 juta eksemplar saat itu. Coba bayangkan tindakan tidak etis ini terjadi sembilan tahun lalu. Selama itu tidak ada yang peduli. Sepanjang sembilan tahun itu Brooks menguasai media Murdoch dan tampaknya praktek penyadapan ini terungkap karena semakin banyak korbannya. Konon dari catatan detektif yang disewa News of the World dan mungkin juga koran di bawah grup Murdoch, terungkap 4000 nama. Diantara mereka yang disadap sudah meminta ganti rugi dan berhasil mendapatkan uang. Sienna Miller memenangkan kasus melawan tabloid ini dengan mengantungi 100.000 poundsterling dan tokoh PR Max Clifford mendapatkan 700.000 poundsterling dari tabloid grup Murdoch. Setelah detektif Glenn Mulcaire  dan editor masalah kerajaan Inggris Clive Goodman dijebloskan ke penjara selama enam bulan tahun 2007 karena diketahui menyadap pesan rekaman telepon di ponsel asisten keluarga kerajaan Inggris. Dengan dugaan meluasnya skandal penyadapan ini maka guncangan terhadap konglomerasi media Murdoch semakin keras. Guncangan ini akan terus berlangsung bahkan sudah terasakan di Amerika dan Australia. FBI menyatakan akan menyelidiki dugaan penyadapan korban serangan sebelas september. Pelajaran yang dapat ditarik dari kasus Brooks ini adalah perbuatan tidak etis bahkan cenderung melanggar hukum akan terbongkar akhirnya. Tindakan yang semula penyadapan beberapa orang karena mendapatkan berita ekslusif akhirnya menjadi praktek mendarah daging sehingga detektif yang disewa pun mengaku merasa tertekan karena harus mendapatkan berita ekslusif dari hasil sadapannya. Meski sudah lebih dari sembilan tahun berlalu bahkan mungkin lebih lama ternyata karena sudah begitu meluasnya penyadapan dan peretasan telepon ini maka koran yang sudah berusia 186 tahun pun harus tutup ketika sedang berjayanya dengan oplag lebih dari dua setengah juta eksemplar meski terbit hanya hari Minggu saja. Di Indonesia pun jangan coba-coba media melakukan tindakan tidak etis demi memburu berita ekslusif. Akhirnya akan terbongkar juga karena praktek menyimpang ini akhirnya dianggap biasa sedangkan masyarakat banyak dirugikan. Praktek media yang kotor akang terbongkar cepat atau lambat. Oleh sebab itulah maka terbongkarnya skandal penyadapan yang bukan hasil kerja wartawan tetapi karena tekanan publik termasuk korban penyadapan akan merugikan media itu. Sekalipun sudah berusia 186 tahun, sebuah media cetak yang melegenda. Namun kini bagaikan bangkai busuk yang dihindari semua orang. Itulah kehidupan dan itulah kebusukan yang disembunyikan akhirnya akan tercium baunya. ***

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun