Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Giliran Eksekutif Grup Murdoch, Brooks Mundur

15 Juli 2011   22:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:38 135 0
Dia pernah wawancara pacar Putri Diana, James Hewitt. Menurut editornya Morgan saat itu, dia juga pernah menyamar sebagai tukang bersih-bersih lalu bersembunyi selama dua jam di toilet agar bisa akses ke percetakan The Sunday Times. Kemudian dia mengambil surat kabar yang baru selesai cetak itu yan gmemuat seri biografi Pangeran Charles. Lalu dia lari ke mingguan News of the World untuk memuat cerita sama milik koran satu grupnya. Dalam usia 30 prestasi dia membuat duduk sebagai deputi editor The Sun dan pada tahun 2000 menjadi editor News of the World yang dijabatnya sampai 2003. Nah tahun tahun 2002  terjadi penyadapan telepon anak sekolah korban pembunuhan Milly Downer yang baru terungkap sekarang. Brooks adalah editor tabloid mingguan dengan tiras sekitar 2,8 juta eksemplar saat itu. Coba bayangkan tindakan tidak etis ini terjadi sembilan tahun lalu. Selama itu tidak ada yang peduli. Sepanjang sembilan tahun itu Brooks menguasai media Murdoch dan tampaknya praktek penyadapan ini terungkap karena semakin banyak korbannya. Konon dari catatan detektif yang disewa News of the World dan mungkin juga koran di bawah grup Murdoch, terungkap 4000 nama. Diantara mereka yang disadap sudah meminta ganti rugi dan berhasil mendapatkan uang. Sienna Miller memenangkan kasus melawan tabloid ini dengan mengantungi 100.000 poundsterling dan tokoh PR Max Clifford mendapatkan 700.000 poundsterling dari tabloid grup Murdoch. Setelah detektif Glenn Mulcaire  dan editor masalah kerajaan Inggris Clive Goodman dijebloskan ke penjara selama enam bulan tahun 2007 karena diketahui menyadap pesan rekaman telepon di ponsel asisten keluarga kerajaan Inggris. Dengan dugaan meluasnya skandal penyadapan ini maka guncangan terhadap konglomerasi media Murdoch semakin keras. Guncangan ini akan terus berlangsung bahkan sudah terasakan di Amerika dan Australia. FBI menyatakan akan menyelidiki dugaan penyadapan korban serangan sebelas september. Pelajaran yang dapat ditarik dari kasus Brooks ini adalah perbuatan tidak etis bahkan cenderung melanggar hukum akan terbongkar akhirnya. Tindakan yang semula penyadapan beberapa orang karena mendapatkan berita ekslusif akhirnya menjadi praktek mendarah daging sehingga detektif yang disewa pun mengaku merasa tertekan karena harus mendapatkan berita ekslusif dari hasil sadapannya. Meski sudah lebih dari sembilan tahun berlalu bahkan mungkin lebih lama ternyata karena sudah begitu meluasnya penyadapan dan peretasan telepon ini maka koran yang sudah berusia 186 tahun pun harus tutup ketika sedang berjayanya dengan oplag lebih dari dua setengah juta eksemplar meski terbit hanya hari Minggu saja. Di Indonesia pun jangan coba-coba media melakukan tindakan tidak etis demi memburu berita ekslusif. Akhirnya akan terbongkar juga karena praktek menyimpang ini akhirnya dianggap biasa sedangkan masyarakat banyak dirugikan. Praktek media yang kotor akang terbongkar cepat atau lambat. Oleh sebab itulah maka terbongkarnya skandal penyadapan yang bukan hasil kerja wartawan tetapi karena tekanan publik termasuk korban penyadapan akan merugikan media itu. Sekalipun sudah berusia 186 tahun, sebuah media cetak yang melegenda. Namun kini bagaikan bangkai busuk yang dihindari semua orang. Itulah kehidupan dan itulah kebusukan yang disembunyikan akhirnya akan tercium baunya. ***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun