Mohon tunggu...
Asep S Solikhin
Asep S Solikhin Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Guru Hoby menulis "khoirunnasi anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Dugaan Mempengaruhi Tindakan

16 April 2023   22:26 Diperbarui: 16 April 2023   22:37 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar: https://assets.jatimnetwork.com/

Alkisah...

Ada seorang cerdas cendekia dan tangkas bahkan pada waktu masih bersekolah di tingkat menengah kejuruan, bisa dibilang dia paling pandai diantara teman-teman sekelasnya. Selalu menjadi juara kelas adalah predikatnya. Dan yang paling membanggakan adalah dia berhasil meraih beasiswa untuk masuk ke salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia.

Siapa yang tidak bangga dengan capaian seperti itu. Akan tetapi, lain halnya dengan dia, antara senang dan susah menerima beasiswa tersebut. Keadaan ekonomi orangtua menjadi salah satu penyebab dia mengambil keputusan untuk tidak mengambil beasiswa itu dan mengabaikannya begitu saja. Akhirnya dia merantau ke luar kota, untuk mengadu nasib mencari peruntungan dengan melamar pekerjaan bermodalkan ijazah SMK yang dia punya. Dan tidak perlu waktu lama untuk dia mendapatkan pekerjaan. Dia akhirnya bekerja di sebuah pabrik.

Impiannya untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi dia kubur dalam-dalam karena dia berfikir tidak mungkin untuk nekad kuliah sementara keadaan ekonomi orangtua yang kurang mendukung. Sangat disayangkan memang, dia yang begitu potensial dibidang akademik. Predikat juara kelas yang disandangnya seakan tidak memiliki makna apapun ketika dihadapkan pada kenyataan yang tak selaras dengan harapan, akan tetapi begitulah hidup ini.

Jika kita renungkan, memang takdir hidup tak lepas dari ketentuan Sang Penentu kehidupan. Akan tetapi dalam hidup ini kita diberi kebebasan untuk menentukan pilihan. Maka hidup adalah pilihan! Keputusan kita punya andil besar akan masa depan kita sendiri. Allah memang sudah menentukan nasib kita, akan tetapi kita juga diberi kesempatan untuk merubah keadaan kita sesuai yang kita inginkan. 

Ingat firman-Nya bahwa "Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum jika kaum itu tidak mau mengubahnya sendiri". Jadi... yang perlu kita lakukan adalah berusaha merubah nasib yang kita inginkan, dan hasilnya serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, biarkan Dia yang akan menentukan hasil akhirnya. Berhasil dan tidaknya terserah Allah, akan tetapi prasangka kita kepada Allah SWT juga menentukan apa yang akan terjadi. Dalam sebuah hadis Qudsi Allah SWT telah berfirman: "Aku bersama prasangka hamba-Ku kepada-Ku".

Jadi....ber-positif thingking-lah kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa Dia akan memberi kita yang terbaik, tentunya sesuai apa yang kita pikirkan.

Teringat apa yang disampaikan seorang motivator kondang... bahwa "dugaan kita mempengaruhi tindakan kita" So.....apa yang kita pikirkan sangat mempengaruhi tindakan apa yang akan kita lakukan, dan setiap yang kita lakukan sangat mentukan hasil akhir dari tindakan tersebut. Baik dan buruknya keberhasilan kembali dipengaruhi oleh apa yang kita pikirkan....

Bagaimana pendapat Anda???? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun