Mohon tunggu...
Asep S Solikhin
Asep S Solikhin Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Guru Hoby menulis "khoirunnasi anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemahaman Bermakna dan Pertanyaan Pemantik

4 September 2022   08:57 Diperbarui: 4 September 2022   09:05 79305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: olehan canva.com

Salah satu materi dalam modul pengembangan Modul Ajar (MA) Platform Merdeka Mengajar yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek adalah tentang bagaimana mengembangkan pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik dalam pembelajaran. 

Dalam mengembangkannya guru bisa berkolaborasi dengan guru lain yang mengajar di fase yang sama. Hal ini didasari pada optimalissi peran guru yang dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin agar peserta didik memahami maksud pembelajaran dan manfaatnya dalam kehidupan peserta didik.

Dengan menyusun dan mengembangkan pemahaman bermakna dalam pembelajaran, dapat membantu guru menjelaskan manfaat dan tujuan mempelajari sebuah materi pelajaran. 

Pemahaman bermakna akan menggiring peserta didik mengetahui dan memahami tujuan mereka mempelajari sebuah materi pelajaran. Dengan mengerti tujuan tersebut, maka motivasi intrinsik peserta didik pun akan tumbuh.

Selain mengembangkan pemahaman bermakna, guru juga dituntut untuk bisa menyusun dan mengembangkan pertanyaan pemantik. Dalam modul itu dijelaskan bahwa pertanyaan pemantik merupakan pertanyaan yang seharusnya mampu dijawab peserta didik setelah mereka mempelajari materi pelajaran. Pertanyaan pemantik dapat berupa satu pertanyaan untuk satu unit materi. 

Bisa juga berbeda-beda setiap pertemuan. Bergantung dengan konsep yang sedang dipelajari. Yang penting, pertanyaan pemantik yang dibuat memenuhi kriteria.

Pertanyaan pemantik merupakan rangkaian pertanyaan mengenai hal paling penting dalam satu topik pembelajaran. Pertanyaan tersebut diturunkan dari pemahaman bermakna dan didiskusikan bersama peserta didik sebelum memulai topik atau kelas. 

Pertanyaan pemantik digunakan untuk membantu peserta didik mencapai pemahaman bermakna. Pemahaman bermakna adalah pemahaman yang guru inginkan agar peserta didik mencapainya setelah mempelajari topik tertentu.

Bagaimana cara membuat pertanyaan pemantik sehingga melahirkan pemahaman bermakna?

Ada beberapa tahapan yang bisa dilalui dalam hal ini.

Tahap 1. Menuliskan ide yang terlintas di pikiran terkait topik pelajaran.

Misal di pelajaran IPAS fase B materi perubahan wujud zat. Guru bisa menuliskan beberapa ide yang mungkin muncul mengenai perubahan wujud zat ini. Missal :

  • Air menjadi uap bila dipanaskan.
  • Air menjadi es bila didinginkan.
  • Membuat es batu adalah perubahan wujud benda
  • Kapur barus bisa menyublim
  • Air yang dimasak terlalu lama di panic bisa habis karena menguap.
  • Kalau hujan kaca terlihat berembun.
  • dan ide-ide lainnya.

Tahap 2. Merumuskan pertanyaan pemantik dari ide-ide yang ditemukan di tahap 1.

Pertanyaan pemantik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

  • Berupa pertanyaan terbuka, dapat, dan penting diperdebatkan di kelas bersama peserta didik tanpa melakukan proses mencari tahu sebelumnya.
  • Merupakan inti dari topik pembelajaran.
  • Melahirkan pertanyaan-pertanyaan baru di benak peserta didik dan memikat ketertarikan mereka untuk mempelajari topik pembelajaran.
  • Membahas hal yang konseptual atau memiliki pemahaman filosofis.

Dari kriteria-kriteria tersebut maka guru bisa membuat pertanyaan pemantik yang esensial mengenai topik perubahan wujud zat, seperti:

  • Mengapa kita butuh benda berubah wujud? (misal air menjadi gas atau air menjadi es?)
  • Bagaimana hubungan antara suhu dengan perubahan wujud benda?
  • Apa pentingnya bagi kita mengetahui faktabahwa benda bisa berubah wujud? (missal air menjadi uap saat dipanaskan)

Guru perlu memperhatikan kriteria-kriteria tersebut diatas dalam membuat pertanyaan pemantik. Karena tidak semua pertanyaan bisa masuk kategori pertanyaan pemantik. 

Pertanyaan-pertanyaan seperti "bagaimana proses air menjadi es?", atau "apakah suhu mempengaruhi perubahan bentuk?", atau apa bentuk perubahan wujud benda di kehidupan sehari-hari?" bukan termsuk pertanyaan pemantik, karena pertanayaan-pertanyaan tersebut tidak memenuhi kriteria yang disebutkan di atas. Mengapa?

Menurut Wiggins dan Mc Tighe dalam bukunya The Understanding by Design, pertanyaan-pertanyaan seperti itu hanya membutuhkan jawaban "resmi" dan benar sesuai buku teks. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak membutuhkan jawaban dan penyelidikan yang mendalam. 

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu hanya akan mempersingkat proses penyelidikan yang justru proses penyelidikan itu diperlukan sebagai jantungnya pemahaman bermakna yang mendalam.

Tahap 3. Menyusun Pemahaman Bermakna

Setelah mendapatakan pertanyaan pemantik, guru dapat melakukan tahap ketiga yaitu: menyusun pemahaman bermakna. Tahap ini bisa dilakukan dengan menjawab pertanyaan berikut:

  • Setelah mempelajari topik ini, apa yang bisa dipahami oleh peserta didik?
  • Setelah memahami topik ini, peserta didik diharapkan bisa melakukan apa?

Berikut adalah contoh pemahaman bermakna untuk topik perubahan wujud zat.

  • Peserta didik memahami bahwa benda bisa berubah wujud, dan proses perubahan wujud ini penting digunakan untuk membantu kehidupan sehari-hari.

Pernyataan "Peserta didik dapat memahami bahwa air bila dipanaskan akan berubah menjadi uap" bukan merupakan pemahaman bermakna dikarenakan tidak dapat menjawab kedua pertanyaan kunci di atas.

Menurut Wiggins dan Mc Tighe dalam bukunya The Understanding by Design, pemahaman bermakna merupakan kalimat lengkap yang mencerminkan kesimpulan, dan dapat diperoleh hanya melalui proses terpandu yang mana peserta didik dibantu untuk membuat, mengenali, atau memverifikasi kesimpulan. Bukan hanya dengan "diajar" atau disampaikan begitu saja.

Pernyataan "Peserta didik memahami bahwa benda bisa berubah wujud, dan proses perubahan wujud ini penting digunakan untuk membantu kehidupan sehari-hari" merupakan kalimat kesimpulan yang tidak bisa diajarkan begitu saja pada peserta didik tanpa melalui berbagai proses pencarian belajar.

Pada pelaksanaannya, tahapan ini tidak harus dikerjakan secara berurutan. Bila merasa lebih mudah menentukan pemahaman bermakna dahulu, baru masuk ke pertanyaan pemantik, bolah saja dilakukan. Tergantung mana yang paling memudahkan.

Proses merumuskan pertanyaan pemantik dan pemahaman bermakna ini tidak selalu mudah. Mengingat Capaian Pembelajaran (CP) yang beragam dari tiap mata pelajaran.

Tantangan dalam mencapai pemahaman bermakna adalah mengaitkan topik pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Salah satu solusinya adalah guru bisa mencari cara lain dalam memberikan pemahaman bermakna. Bisa dengan mengaitkan materi pelajaran dengan profesi yang menggunakan topik pelajaran dalam pekerjaan profesi yang dimaksud.

Jika menemukan tantangan seperti ini, guru dapat mencoba mencari tahu dari internet, berdiskusi dengan sesama rekan, dan berkolaborasi dengan praktisi langsung. Guru juga bisa berkolaborasi dengan orangtua peserta didik, komunitas, institusi dan lain-lain.

Dengan mengetahui manfaat atau aplikasi ilmu yang dipelajari, peserta didik akan menjadi lebih respek terhadap ilmu tersebut. Juga terbuka dengan profesi yang ada di dunia professional. Merumuskan pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik mungkin hal baru yang menantang bagu guru. 

Namun, hal ini diharapkan akan memantik semangat belajar peserta didik dan memberi makna pada pemahaman yang berusaha mereka pelajari bersama guru di kelas.

Referensi:

Platform Merdeka Mengajar, Modul Pelatihan Mandiri Materi Pemahaman Bermakna dan Pertanyaan Pemantik, Kemendikbudristek 2021, https://guru.kemdikbud.go.id/pelatihan-mandiri/video/94?materi=250&materi_name=Pemahaman%20Bermakna%20dan%20Pertanyaan%20Pemantik&modul=30&modul_name=&topik=11&topik_name=Perencanaan%20Pembelajaran%20%20SD%2FPaket%20A

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun