Mohon tunggu...
Asep Imaduddin AR
Asep Imaduddin AR Mohon Tunggu... Guru - Berminat pada sejarah

Alumnus PP Darussalam Ciamis dan Sejarah UPI. Bergiat di Kolektif Riset Sejarah Indonesia. asepdudinov@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Muntinghe

28 Juli 2020   09:01 Diperbarui: 28 Juli 2020   09:09 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Raffles mungkin saja menganut faham kuno bahwa  semua tanah adalah milik penguasa. Sebagian tanah persil itu, khususnya nomor 3 dan 4 berlokasi di Pamanukan dan Tjiasem. Dengan batas utara Laut Jawa dan sebelah selatan Gunung Tangkuban Perahu.

Alangkah luas tanahnya. Alangkah menderitanya rakyat pada waktu itu. Dalam proses pelelangan tanah persil ini, Muntinghe masuk ke dalam komisi penjualan sebagai wakil sipil. Kedekatannya secara pribadi dengan Raffles, membuatnya mempungai previlege bisa membeli satu tanah persil di Pamanukan tanpa proses lelang.

Nah, persil nomor 3 dan 4 inilah yang kemudian dilelang dan berhasil dibeli oleh Sharpnell dan Skelton dengan jumlah biaya yang harus dibayar puluhan ribu dollar Spanyol. Muntinghe tak berhenti di situ. Ia juga membeli tanah lelang persil no 5 dan 6 yang kemudian hari menjadi tanah partikelir Indramayu barat. Kayaknya sih ini cikal bakal daerah Indramayu sekarang.

Pada akhirnya, tak ada kolonialisme yang "mending". Belanda, Perancis, dan Inggris sama saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun