Mohon tunggu...
Asep Dani
Asep Dani Mohon Tunggu... Guru - Writing, and editing

Tenaga Pendidik Pertanian di SMKN 1 Tanggeung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Remaja dan Sihir Layar Kaca

9 Oktober 2017   12:10 Diperbarui: 9 Oktober 2017   12:35 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Remaja, kata yang pastinya tidak asing lagi ditelinga kita. Sebuah perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Transisi menuju dewasa namun belum dewasa, karena berada di tengah-tengah antara Kanak-kanak dan Dewasa.

Usia remaja di zaman ini sangat rentan kalau tidak diarahkan ke hal yang positif, seperti halnya kita menanam sebuah bunga, nah kalau tidak dijaga bunga tersebut sampai mekar, maka akan mati / tidak bisa berkembang.

Ya, remaja itu ibarat sebuah bunga yang sedang mekar, harus dirawat dengan penuh kasih sayang, cinta dan kelembutan dari orang yang ada di sampingnya, yaitu orang tua. Peran orang tua di sini sangat penting untuk mendidik dan mengarahkan mereka menuju kedewasaan. Bukan hal yang gampang mendidik remaja di zaman seperti ini, selain harus faham kita juga harus bisa mengikuti ke arah mana dia berjalan. Jangan sampai, dengan kecanggihan teknologi kita tidak tahu pergaulannya saat ini.

Di tengah-tengah dunia yang modern dan sangat kompleks, remaja sering kebingungan bahkan gagap dalam bertindak. Karena, di usia seperti itu mereka ingin tahu segalanya. Apalagi munculnya film yang tidak seharusnya mereka tonton pun menjadi makanan sehari-hari, tanpa pengawasan dari orang tua.

Mayoritas remaja saat ini sering dihabiskan waktunya di depan televisi dibandingkan dengan mengerjakan tugas sekolah, membaca buku atau berinteraksi dengan teman-temanya. Hal ini menjadi pengaruh besar terhadap emosional mereka, bahkan kaum remaja di era ini lebih nyaman berinteraksi dengan layar handphone  daripada lingkungan sekitar.

Hal ini pun memicu sebuah krisis identitas, keterasingan dan depresi di kalangan kaum remaja tersebut dan membawa mereka kehadapan dunia yang bermula dari coba-coba, yaitu Narkoba.

Ya, kita bisa melihat hanya dengan Sihir Layar Kaca di zaman modern ini, masa depan remaja yang ingin mencari jati dirinya sendiri pun terpengaruhi. Karena, kebebasan kaum remaja itu seperti pedang bermata dua, ada yang tajam dan tumpul. Remaja bisa menjadi hal positif dan juga bisa menjadi hal negatif bagi dirinya ataupun lingkungan tempat dia dibesarkan.

Bagaimana kiranya kalau negeri yang diperjuangkan dengan susah payah ini, rusam oleh generasi muda penerus bangsa ini akibat mengkonsumsi Narkoba?

Tidak perlu menutupi hal seperti itu, zaman sekarang Narkoba bisa diakses dengan mudahnya dan sangat cepat masuk ke pelosok-pelosok daerah. Bukan hal yang harus disembunyikan lagi, tidak hanya remaja perkotaan, bahkan para remaja yang berada dipedesaan meniru apa yang mereka lihat lewat layar kaca, baik Internet, telivisi dan informasi lainnya. Hal ini membuat kita sebagai orang tua yang sangat dekat dengan mereka harus bisa lebih hati-hati dan waspada terhadap tingkah laku mereka yang membuat kita curiga, jangan biarkan tubuh mereka dipenuhi zat yang akan merusak masa depannya.

Perekatlah hubungan orang tua dan anak, agar anak merasa nyaman dan tidak bertingkah semana-mena. Mereka hanya butuh bimbingan, arahan dan perhatian dari kita selaku orang tua. Kita bisa menempuhkan ke sekolah atau pesantren, namun tanpa kasih sayang dan perhatian kita anak akan merasa terasingkan dan mencari sebuah tempat yang nyaman bagi dirinya.

 Untuk itu, rangkulah, berilah perhatian yang lebih, jangan sampai kita sebagai orang tua menyesali ketika sesuatu terjadi pada anak kita. Karena, anak yang baik itu atas didikan orang tuanya bukan didikan orang lain. Sekolah, pesantren itu semua hanya mematangkan dan meningkatkan perilakunya agar tidak melenceng dari norma agama dan darigama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun