Mohon tunggu...
Asep Bahtiar Pandeglang
Asep Bahtiar Pandeglang Mohon Tunggu... Wiraswasta - bahtiar.net

Baca buku

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini Penyebab Yusril ‘Sakit Hati’ Pada Ahok, Jokowi dan Ahok Ingatkan Yusril

28 April 2016   16:09 Diperbarui: 28 April 2016   16:56 10592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

yusril. sumber bacakabar.com

Ternyata, dibalik perlawanan Yusril terhadap Ahok memiliki dua sebab, pertama persoalan sengketa lahan pada tahun 2013, pada masa gubernur Jokowi, pemprov DKI memiliki lahan seluas 1.4 hektar dengan dua sertifikat, yang berada di ujung jalan Thamrin samping hotel Sari Pan Pacific hingga kementrian ESDM, Jakarta Pusat.

Nah, lahan tersebut sebenarnya milik Pemprov DKI yang kemudian diberikan pada Bank DKI sebagai penyerta modal, waktu berjalan sekian lama, ternyata lahan tersebut malah tidak dikelola oleh Bank DKI, parahnya, aset tersebut malah dipinjamkan kepada pihak Swasta PT Bumi Perkasa Propertindo, oleh pihak swasta tersebut kemudian malah diakui sebagai aset milik mereka.

Ketika Jokowi menjadi gubernur, jokowi meminta bantuan Yusril untuk menyelesaikan lahan sengketa tersebut, tapi sayang, lahan tersebut tidak sampai selesai ditangan Yusril, menurut pengakuan Yusril, ia memberi masukan kepada Jokowi bahwa seharusnya yang menjadi penggugat atas lahan tersebut adalah Pemprov DKI sebagai pemilik utama sertifikat, bukan Bank DKI.

Kedua, persoalan lahan di rusun jakarta Barat pada masa gubernur Jokowi yang akhirnya diselesaikan dengan baik oleh Yusril. "Namun, setelah Pak Ahok jadi gubernur kan Pak Ahok jalan sendiri," kata Yusril sebagaimana yang dikutip oleh Tribunnews.com

****


Penyebab itulah yang kemudian membuat Yusril “sakit hati” terhadap Ahok, Yusril merasa dirinya ditelantarkan, tidak dianggap, tidak lagi diperhatikan layaknya pada masa dahulu kepemimpinan Jokowi. Tapi benarkah niat jahat Yusril untuk menumbangkan Ahok hanya gara-gara ingin dilihat masyarakat bahwa dirinya lebih hebat dari Ahok? seharusnya sebagai seorang negarawan, Yusril tidak menceritakan niat jahatnya tersebut ke masyarakat, tapi menyatakan bahwa ia benar-benar ingin membangun Kota jakarta dengan sebenar-benarnya, bukan karena faktor Ahok.

Manusia adalah tempat salah dan lupa, mungkin sekali ini Yusril lupa bahwa dirinya sedang menghadapi gubernur Jakarta yang telah menumbangkan banyak koruptor di jajaran Pemprov DKI dan DPRD. mungkin Yusril Lupa bahwa Lawan politiknya adalah wakil dari jokowi itu sendiri, sehingga dengan menceritakan masa lalunya, mengisahkan kebaikan-kebaikan Jokowi terhadapnya, bukan tidak mungkin akan menyerang dirinya sendiri. Mungkin Yusril tidak ingat bahwa Ahok adalah refresentatif buah pemikiran Jokowi, Pemikiran Ahok adalah pemikiran jokowi, Keputusan Ahok adalah keputusan Jokowi, sehingga dengan membeda-bedakan Jokowi dan Ahok tidak saja “makan hati” tapi juga membunuh karir politiknya sendiri. 

Jauh-jauh hari sebelum benar-benar mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta, setidaknya Yusril bisa meluruskan lagi niatnya menjadi gubernur DKI, niat benar-benar ingin membangun Kota Jakarta, bukan karna didasari ‘sakit hati’ pada Ahok. Di dalam politik, tidak ada lawan yang abadi tapi kepentingan yang abadi, bila dikemudian hari Yusril kalah oleh Ahok, maka Yusril dengan lapang dada harus merelakan Ahok menjadi gubernur DKI tentu dibantu oleh pemikiran-pemikirannya yang cerdas, tidak mengganggu Ahok apalagi menjegal Program Ahok yang ujung-ujungnya akan membuat karir politiknya tenggelam dimakan waktu.

Yusril harus menyadari bahwa Jokowi dan Ahok adalah akar rumput, siapa pun yang melawan mereka, rakyat diseluruh indonesia akan berbondong-bondong menjadi yang terdepan membela Jokowi Ahok. Yusril harus ingat bahwa Jokowi dan Ahok bukanlah musuh dalam politik, mereka hanya lawan politik yang kebetulan berbeda pemikiran dengan yusril dalam membangun negara. Jadi bersainglah secara sehat sebab perlawanan Yusril terhadap Ahok seperti persaingan dalam perlombaan, bukan permusuhan yang mengakibatkan ‘chaos’, hancur leburnya negara demi kepentingan pribadi semata. (*) 

Selamat Menikmati Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun