Dengan fenomena Purbaya effect, pemerintah daerah memperoleh ruang untuk memperkuat ekonomi lokal, memperbesar penerimaan daerah, dan meningkatkan legitimasi politik melalui kebijakan yang lebih pro-rakyat.
Respons Politik dan Posisi Regional
Keputusan mengganti penjaga fiskal dianggap oleh sebagian orang sebagai langkah berani. Kekhawatiran akan gejolak terbukti tidak otomatis terjadi. Ruang diskusi menjadi semakin luas dan banyak pihak ikut terlibat dalam pembahasan.
Jika Indonesia berhasil mendorong pertumbuhan lebih tinggi, peta pengaruh regional akan berubah. Ekonomi yang sehat akan menguatkan komponen lain. Sinyal ini tentu diperhatikan oleh negara lain. Ada yang merasa senang dengan kemungkinan kerja sama yang lebih kuat, namun ada pula yang bersikap waspada karena khawatir akan meningkatnya pengaruh Indonesia di kawasan.
Maka tugas kita jelas, memperkuat pondasi ekonomi di dalam negeri sebelum menunjukkan kekuatan ke luar.
Kerangka Eksekusi yang Membumi
Agar tidak berhenti pada wacana, berikut kerangka ringkas yang dirangkum dari pandangan analis kebijakan dan interpretasi penulis, dilengkapi target capaian konkret:
Tiga bulan pertama
- Menyusun skema kredit prioritas untuk UMKM dan sektor pangan dengan bunga target ≤6 persen per tahun dan proses maksimal 7 hari kerja.
- Indikator awal: dari total kredit UMKM Rp1.397,4 triliun (data Juli 2025), ditargetkan ada tambahan pertumbuhan minimal 2 persen dalam tiga bulan.
- Koordinasi fiskal - moneter sejalan, misalnya BI menurunkan suku bunga acuan mendukung penyaluran fiskal.
Dua belas bulan pertama
- Target pertumbuhan kredit UMKM naik dari sekitar 1,82 persen (data OJK Juli 2025) menjadi ≥5 persen YoY.
- Penyerapan tenaga kerja minimal 300 ribu orang di sektor mikro dan pangan.
- Laporan triwulanan melalui hotline atau aplikasi tentang jumlah UMKM baru yang berhasil mendapat akses kredit.
Tiga tahun
- Pertumbuhan kredit UMKM konsisten 7-8 persen YoY, sejajar dengan target pertumbuhan ekonomi nasional 6-7 persen.
- Kontribusi UMKM terhadap PDB diharapkan naik dari sekitar 61 persen saat ini menjadi 65 persen.
- Minimal 70 persen kabupaten/kota merasakan peningkatan akses kredit produktif.
Kerangka ini berfungsi sebagai peta jalan sederhana yang bisa dipantau publik. Indikator keberhasilan misalnya apakah kredit UMKM naik 2 persen dalam 3 bulan, kemudian 5 persen YoY dalam 1 tahun, dan mampu bertahan di angka 7-8 persen YoY secara konsisten dalam 3 tahun.
Menimbang Makna Perubahan
Fenomena Purbaya effect menarik karena menyatukan gaya bicara yang jujur dengan gagasan kebijakan. Gaya memberi keberanian bagi publik untuk berharap. Gagasan memberi arah agar harapan tidak kehilangan tujuan.Â
Namun, yang membuat perubahan bertahan adalah konsistensi: antara kalimat di panggung publik dan angka di laporan resmi pemerintah. Program bantuan seharusnya tidak berhenti pada pembagian, tetapi berkembang menjadi pemberdayaan.