Mohon tunggu...
asep gunawan
asep gunawan Mohon Tunggu... Pengabdi di Kabupaten Kepulauan Sula

ASN adalah jalan pengabdian, Menulis adalah jalan introspeksi pengabdian

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kenapa Ibu Tak Pernah Lelah Memberi Nasihat?

23 April 2025   21:52 Diperbarui: 23 April 2025   21:52 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ibu (Sumber: pexels.com)

Karena cinta ibu tak mengenal jeda, bahkan dalam kalimat yang terdengar sederhana.

"Sudah makan belum?"

"Kamu dimana? Kenapa di telepon kok ndak di jawab?"

"Cucu Ibu lagi apa?"

Pertanyaan itu datang lagi. Kali ini lewat pesan singkat. Dikirim ibu di pagi hari ketika aku sibuk mengejar deadline dan membalas email. Kadang aku hanya menjawab dengan emoji, kadang tak sempat membalas sama sekali. Tapi ibu tetap mengirimkan pesan itu, hampir setiap hari. Tak pernah absen. Seperti matahari yang selalu terbit, bahkan saat langit mendung.

Dulu aku menganggapnya berlebihan. Tapi semakin dewasa, aku mulai paham: di balik kalimat sesederhana itu, tersimpan cinta yang tak pernah lelah dan rasa khawatir yang tak pernah benar-benar pergi. Seorang ibu tak pernah benar-benar berhenti menjadi ibu, bahkan ketika anaknya merasa telah dewasa dan mandiri.

Cinta dalam Bahasa Nasihat

Setiap ibu punya cara mencintai yang tak selalu dimengerti anaknya. Ada yang menunjukkan lewat pelukan, ada pula yang memilih kata-kata sebagai tameng. Nasihat... yang kadang terdengar seperti ceramah atau omelan, sebenarnya adalah bentuk cinta yang paling murni, paling jujur, dan paling konsisten.

Di mata seorang ibu, dunia ini terlalu luas dan terlalu keras. Maka nasihat menjadi jaring pengaman yang ia rajut dengan sabar: tentang jangan lupa makan, hati-hati memilih teman, jangan mudah percaya pada orang asing, jangan mengambil yang bukan hak, dan berbagai hal yang terkesan klise. Tapi justru dalam keklisean itu, ada ketulusan yang tak bisa ditandingi.

Nasihat ibu bukan soal meragukan kemampuan anak. Tapi tentang keyakinan bahwa tugasnya belum selesai, meski anaknya sudah bisa berdiri sendiri. Dalam setiap kalimat yang ia ucapkan, ada harapan agar anaknya tetap selamat, tetap bahagia, dan tetap merasa dicintai, meski dari kejauhan.

Naluri yang Tak Pernah Pensiun

Seorang ibu mungkin bisa berhenti bekerja, berhenti memasak, bahkan berhenti berjalan ketika usia sudah tak lagi bersahabat. Tapi ada satu hal yang tak pernah benar-benar berhenti: naluri keibuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun