Mohon tunggu...
ASEP SAMSU
ASEP SAMSU Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 1 Jalancagak Subang

Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Menganalisis Struktur Teks Cerita Pendek dengan Menggunakan Model Discovery Learning

8 Desember 2022   13:22 Diperbarui: 8 Desember 2022   15:20 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Kata pembelajaran sudah tidak asing lagi di telinga kita, setiap kegiatan di sekolah maka tidak lepas dari kata pembelajaran  murid terhadap gurunya. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.  Menurut Abidin (2016: 2) pembelajaran mengandung dua karakteristik, yakni (1) proses pembelajaran yang melibatkan proses mental siswa secara maksimal yang menghendaki aktivitas siswa untuk berpikir, (2) pembelajaran diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kegiatan berpikir ini dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka kontruksi sendiri.

Pembelajaran dalam pendidikan formal di Indonesia mengacu kepada kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sekarang ini, membuat dunia pendidikan juga semakin berkembang. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang berkualitas. Berkembang dengan pesatnya arus informasi di era globalisasi informasi, menuntut seseorang untuk mengimbanginya.

Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah pengembangan Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum 2013 Revisi. Kurikulum 2013 Edisi Revisi adalah hasil perbaikan dari Kurikulum 2013 yang diterapkan pada tahun ajaran 2015/2016. Perbaikan dilakukan pemerintah untuk menghasilkan generasi yang memiliki tiga kompetensi yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dalam Kurikulum 2013 Edisi Revisi terdapat empat poin dalam perbaikannya yakni, (1) penataan Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada semua mata pelajaran. Sebelumnya di Kurikulum 2013 lama, terdapat kompleksitas pembelajaran dan penilaian pada Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, (2) koherensi KI-KD dan penyelarasan dokumen. Sebelumnya di kurikulum 2013 lama, terdapat ketidakselarasan antara KI-KD dengan silabus dan buku. (3) pemberian ruang kreatif kepada guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 Edisi Revisi. Sebelumnya di kurikulum 2013 lama, penerapan proses berpikir 5M sebagai metode pembelajaran yang bersifat prosedural dan mekanistik, (4) penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi proses berpikir.

Pada Kurikulum 2013 revisi pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami pergeseran pendekatan pembelajaran, yakni dari pendekatan komunikatif ke pendekatan teks (genre). Para guru dan siswa kemudian dihadapkan pada istilah-istilah yang relatif baru, seperti anekdot, eksplanasi, prosedur, cerita ulang, negosiasi. Beberapa istilah itu ada yang tidak asing, diantaranya cerita pendek, eksposisi, novel, pantun. Akan tetapi sudut pandangnya berbeda dengan yang biasa dipahami di dalam kurikulum sebelumnya. Pada saat ini teks-teks tersebut harus dipahami berdasarkan struktur dan kaidahnya, sehingga harus dipelajari secara sistematis, baik lisan maupun tertulis.

Pembelajaran Bahasa berbasis teks merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menguasai dan menggunakan jenis-jenis teks tersebut di masyarakat. Selain dari kegiatan membaca, sebagian siswa masih kesulitan untuk memahami komponen isi teksnya. Seperti yang dikemukakan oleh Rahmawati dalam jurnal Wistara Volume 2 tahun 2018 permasalah membaca siswa di antaranya (1) rendahnya minat baca baik sastra maupun nonsastra, sehingga ketika kegiatan pembelajaran di kelas tidak bisa memahami isi teks, (2) model pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional, siswa lebih banyak menerima pengetahuan dari guru daripada mencari atau mengeksplorasi pengetahuan sendiri, sehingga suasana pembelajaran cenderung pasif dan sangat membosankan, (3) pembelajaran lebih cenderung berorientasi penguasaan konsep daripada praktisnya, (4) kegiatan pembelajaran lebih bertumpu pada kemampuan menghafal.

Rendahnya kemampuan membaca siswa, harus dijadikan bahan acuan guru Bahasa Indonesia, untuk lebih meningkatkan kemampuan membaca siswa. Hal ini penting, sebab keterampilan membaca tidak hanya keterampilan  yang diperlukan untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, tetapi juga untuk kehidupan di masyarakat.

Sementara itu Aisyaturradhiah dkk dalam jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume 2 tahun 2014 mengemukakan beberapa permasalahanrendahnya kemampuan siswa dalam memahami tek diantaranya (1) walaupun pembelajaran membaca cerpen telah diajarkan di sekolah, ternyata hasil belajar siswa masih rendah pada pokok bahasan tersebut (2) rendahnya kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan terutama dalam membaca karya sastra fiksi seperti cerpen, (3) rendahnya  pengetahuan guru terhadap model-model pembelajaran yang inovatif merupakan salah satu penyebab guru lebih cenderung menerapkan metode ceramah dalam KBM.

Dari beberapa uraian para peneliti tersebut maka dapat disimpulkan bahwa siswa masih mengalami beberapa kendala dalam pembelajaran membaca teks karena (1) rendahnya minat baca peserta didik terutama membaca teks sastra, (2) model pembelajaran yang digunakan pada kegatan pembelajaran membaca kurang inovatif, (3) kegiatan pembelajaran lebih bertumpu pada kegiatan menghafal dan bukan kegiatan membaca pemahaman.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menganalisis adalah kegiatan  menentukan atau menetapkan identitas (orang, benda dan sebaginya). Kegiatan menganalisis merupakan bagian dari kegiatan membaca. Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap individu. Tarigan (2008: 7), menjelaskan bahwa membaca adalah proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis.Sementar itu Sumadyo (2011: 1) mengatakan, bahwa membaca merupakan kegiatan interaktif untuk memetik dan memahami makna yang terkandung dalam bahan tertulis. Lebih lanjut, dikatakan bahwa membaca merupakan proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis.

Kemampuan  membaca pemahaman adalah kemampuan dalam memperoleh makna, baik makna tersurat maupun makna tersirat dan menerapkan informasi dari bacaan dengan melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. Hal ini tentu sangat penting bagi siswa untuk memiliki keterampilan membaca pemahaman dalam menunjang kegiatan Bahasa Indonesia. Dalam proses membaca pemahaman, ada beberapa jenis pemahaman yang dapat digunakan oleh para pembaca. Menurut Sumadyo (2011: 19), pemahaman terdiri atas pemahaman literal, interpretasi, kritis, dan kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun