Mohon tunggu...
Pradipati Artana
Pradipati Artana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Sebuah aspirasi yang tertuang dalam suatu paragraf, yang memiliki arti dan makna berisikan perasaan di setiap kalimatnya.

Sebuah aspirasi yang tertuang dalam suatu paragraf, yang memiliki arti dan makna berisikan perasaan di setiap kalimatnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Kisah Cinta Tanpa Adanya Awalan yang Berujung Pengakhiran

30 Maret 2021   18:55 Diperbarui: 30 Maret 2021   18:55 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tentang apa yang pernah terjadi diantara kita, entah sebuah kata maupun rasa yang mengiringi kebersamaan yang lalu. Indah dikenang... sekejap kuingin mengulangnya, namun enggan merasakan akhir yang serupa. 

Mengibaratkan yang lalu adalah sebuah kebahagiaan yang tak tergambarkan. Menjadikan sebuah perjalanan yang berarti yang mengajarkan untuk mengerti sebuah kebahagiaan yang  tidak selamanya akan bahagia, semua yang kita inginkan tak selalu akan kita miliki, semua yang kita tujukan tak selalu akan tercapai. Mungkin ada maksud Tuhan yang lain mengapa aku dan kamu tidak dijadikan sebuah takdir. Percaya tidak percaya akan kucoba perlahan entah akan melupa atau dilupakan.

Bogor, tempat yang ramai yang disimbolkan lintas sejuk pelintas jalanan menuju puncak. Nama nya Vira. Entah ku jatuh hati pada pandangan pertama atau bukan sampai sekarang aku pun masih memikirkannya. Manis dan dingin melihat senyumnya yang lebar. Membuatku selalu tak kuat untuk menegur sapa, anggun yang kulihat dan ternyata itu yang dilihat juga oleh semua orang di sekitarnya. Aku hanya bisa berandai andai saja untuk memilikinya saat itu, karna untuk menegurnya saja terbilang aku tak mampu. Hahaha lucu sekali masa itu. 

Perbedaan yang kita miliki membuatku ragu untuk memiliki persamaan. Selalu kucoba mencari persamaan namun selalu ada batasan yang membatasi antara aku dan dia. Ragu, pernah sempat terlintas di benakku itu yang kulakukan. Entah sekejap keraguan itu hilang karna ada nya respon yang bagus darimu saat itu. Dengan percaya diri yang rendah dan kemampuan pengetahuan dalam mencari mu yang terbatas. Aku memberanikan diri untuk mencoba mendekati mu secara perlahan.

Kisahku berawal dari kebahagiaan yang ternilai sederhana, diam diam ku tatap dan ternyata aku mendapatkan tatapanya. Senyum sendiri yang kurasa, ternyata senyum juga yang dirasanya. Hal ini memberanikanku untuk perlahan mencoba mendekati mu lebih dalam. Terlintas dibenaku untuk memanfaatkan media sosial untuk menghubungimu, ternyata kesempatan memang selalu ada untuk yang berusaha. Aku mendapatkan celah untuk mendekatinya. Melalui respon yang ku anggap itu positif, membuatku selalu semakin penasaran denganmu lebih dalam.

Hari itu adalah hari yang indah bagiku, entah sampai kapan aku berhenti bersenyum dan selalu menatap layar untuk menunggu notif darimu. Yang ku tau aku akan menjalaninya saja karna entah mungkin sampai kapan masa itu akan berakhir. Dimulai dari itu tidak ada kata kata yang terputuskan dari kami entah sebuah pembahasan yang konyol yang dipenuhi canda tawa, maupun berupa selintingan kata untuk mendapati mu. 


Aku masih ingat saat itu, dan aku tidak mampu melupakannya karna itu merupakan hal indah yang ingin kurasakan sampai saat ini ialah saat saat bersamamu. Jujur bagiku adalah hal yang penting dalam sebuah hubungan. 

Yang aku ingat bahwa aku pernah menyampaikan hal yang jujur kepadanya tentang rasa dan perasaan ku. Aku membahas wanita lain kepadanya, aku mengenalinya sebuah kata Dinda yang merupakan nama asli yang ku sebut mantan dariku. Dandin namanya, wanita yang pernah bersamaku 2tahun lamanya, dengan rasa yang masih belum bisa ku hilangkan. Aku mengatakan kepada nya (Vira) bahwa belum bisa moveon adalah hal yang kurasakan sekarang, kehadirannya (Dandin) kepada ku terkadang membuatku seolah tidak bisa menolaknya. 

Bahwa entah mungkin vira sudah mempunyai perasaaan terhadapku, dengan bantuannya aku bisa melupakan Dandin secara perlahan. Aku pun mempercayainya dan kita akhirnya memiliki kepercayaan yang sama. Aku ingat saat itu adalah malam hari yang dimana kita membahas tentang kepercayaan yang telah kita percayakan berdua. Antara Aku dan Vira sejak saat itu memiliki kedua batin yang kuat, serta entah apa hubungannya aku merasakan kita bagaikan suatu pasangan yang tidak memiliki sebuah awalan yang resmi.

Rasa yang tidak bisa tidak terucap lagi bahwa pernah aku berkata sebuah kata aku sayang kamu kepadanya, membuat hati ku lega dengan ketidak tauan perasaanya terhadap ku. Entah apa perasaannya kepadaku, yang ingin kusampaikan adalah bahwa aku menyayanginya karna kehadirannya membantu ku melupakan tentang Dandin dan membawa ku ke alur cerita cinta yang kita bangun bersama. Bahagia rasanya, karna ia mengatakan hal yang sama kepadaku tentang ia juga menyayangiku. 

Entah harus mulai dari mana membuat sebuah kata kata untuk membalasnya, aku senang dan tidak ingin membuat kesalahan padanya. Tidak singkat waktuku mendapatkan sebuah kata kita pada saat itu, butuh waktu yang terbilang banyak dengan batasan yang sulit untuk kita melakukan perbincangan. Sempat ragu untuk mendalaminya, tetapi dengan keyakinan yang kita sepakatkan bahwa dimana sesuatu batasan pasti ada lintasan dan sesuatu kesempitan pasti ada kesempatan. Kita yakin kita bisa pada masanya.

Larut panjang alur sebuah awalan tanpa peresmian yang kita jalani, hingga tiba saatnya kamu meminta kepastian kepadaku. Aku bingung harus bagaimana, aku takut ketika aku menjalaninya lagi akan menyebabkan ku harus kehilangan seseorang yang aku sayangi lagi, dan yang paling aku takutkan ialah ketika permasalahan aku dan Dandin akan terulang kembali.

Namun, secara tiba tiba ada yang hadir kembali. Ia merupakan Seseorang yang dimana yang kutau aku selalu tidak bisa menolaknya. Seketika aku merasakan kekacauan yang mendalam seolah hati berbicara dan otakku menyelaraskannya dengan sebuah kalimat yang terucap dibibirku tentang  "aku harus bagaimana?". 

Kesal, sedih, bingung yang kuhadapi akan permasalahan ini yang membuatku terus menerus mengalami kesedihan dalam keadaan bingung. Hubungan ku dengan vira pada saat itu terbilang kacau, entah apa permasalahannya selalu jadi konflik, hal kecil membuatku ingin pergi karna sedang keadaan bingung. Hubungan kembali ku dengan Dandin tidak selalu dengan baik dan selalu ada nya permasalahan permasalahan yang diungkit. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk berdiam diri dengan melepaskan keduanya. Kesepian dan kesedihan yang kurasakan karna yang telah ku alami teralami lagi. Entah dengan Dandin maupun Vira aku melepaskannya tanpa kepastian. Mereka terbilang sedih namun aku lebih sedih dalam kebingungan. Sampai sekarang aku tidak tau harus berbuat apa.

Aku melakukan kesalahan untuk kesekian kalinya, kesalahan ku kali ini bahwa aku tidak jujur atas kehadiran kembalinya dandin kepada vira. Yang membuat hubungan ku semakin kacau. Hingga akhirnya Vira mengetahui sendiri kepadaku. Sedih dan kesal yang dialaminya terhadap ku membuatku semakin tau diri dan merelakanya dengan rasa bersalah. 

Namun setelah kudalami, ternyata yang ia tau dari temanku sendiri yang merupakan sumber informasi darinya. Kubilang ia adalah salah paham , dimana ia mengambil kesimpulan bahwa aku meninggalkannya dan kembali bersama dandin kembali. Namun yang ingin kulurskan ialah aku tidak bersamanya kembali dan ingin sekali memperbaiki hubungan dengannya.  Entah bagaimana caranya dan caranya bagaimana aku akan terus mencoba  untuk mendapatkan kesempatan terhadap Vira.

Hingga suatu hari aku mendapatkan suatu kesempatan untuk meluruskan permasalahan yang kita alami antara aku dan Vira, semuanya baik baik saja dan berjalan seperti normal. Sempat aku kesalkan mengapa butuh orang lain untuk mendapatkan informasi tentang aku, kenapa tidak aku saja yang menjadi sumbernya?. Sudahlah, itu sudah permasalahan lama. Sekarang aku mensyukurinya karna aku bisa  mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki hubunganku dengan Vira. 

Setiap detiknya ku jalani dengan bahagia dan tanpa adanya rasa curiga terhadapnya, namun semata mata aku merasa ada  hal yang lain yang kurasakan. Entah benar apa tidak kebenarannya itu sekarang, bahwa yang kudapati ia memiliki yang lain tanpa ia jujur padaku. Aku merasa hancur kembali dan hanya bisa tersenyum sesaat. Tanpa mengkonfirmasikan, aku beranjak pergi tanpa ada alasan yang pasti hingga saat ini aku pergi belajar untuk melepaskannya.

Yang ingin aku sampaikan, sedihnya cerita cinta yang dirasa tanpa adanya sebuah awalan namun berujung pengakhiran, sakitnya sebuah hubungan dengan adanya banyak batasan, apa artinya sebuah hubungan tanpa sebuah kejujuran. Hiingga saat ini aku selalu menatap, tetapi ada batasan mengapa aku tidak bisa untuk menetap. Untukmu yang sekarang bisa tersenyum dengannya, jalani kebahagiaanmu semoga takdir mu menyertainya.

Sebuah papan bertuliskan "Selamat Tinggal" diujung jalan

Pergi jauhlah sehingga kamu bisa membaca tulisan tersebut

Dengan kekacauan rasa, aku merelakan.

- Pradipati artana, 30 Maret 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun