Mohon tunggu...
Amirah Sahda Argaricha
Amirah Sahda Argaricha Mohon Tunggu... Guru - Knowledge

Manil tafata la yasil.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam Mendunia

1 Juni 2021   17:49 Diperbarui: 1 Juni 2021   17:56 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Islam merupakan agama rahmatan lil 'alamin, yaitu agama yang merupakan bentuk rahmat dan kasih sayang Allah SWT kepada seluruh alam. Rahmat tersebut merupakan milik Allah SWT dan diturunkan melalui Islam. Kata 'rahmatan lil 'alamin' sendiri dapat kita jumpai di dalam Qur'an surat Al-Anbiya ayat 107 yang berbunyi :

Artinya : "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al Anbiya : 107).

            Adapun makna dari sebutan rahmatan lil 'alamin yakni mencerminkan bahwa ajaran agama Islam yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad SAW. merupakan hal yang dapat membawa kedamaian, ketenangan dan keamanan bagi seluruh komponen yang ada di alam semesta ini. Maka dari situlah dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW. diutus oleh Allah SWT. ke bumi untuk membawa rahmat bagi seisi bumi.

            Islam sangat memberi kedamaian, oleh karena itu Islam tidak mentolerir segala bentuk kekerasan atas nama apa pun dan tujuan apa pun. Bahkan ditegaskan pula bahwa kekerasan tidak memiliki tempat di dalam agama Islam. Sebagaimana firman Allah :

Artinya : "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah : 256).

            Islam juga tidak mentolerir segala bentuk usaha memperjuangkan kebenaran dengan cara mencelakakan diri sendiri atau orang lain, seperti bom bunuh diri dll. Naumun, kita tidak boleh membiarkan kebathilan terjadi terus menerus. Kita tetap dituntut unutk bertanggung jawab memberikan pencerahan dengan metode dakwah kepada orang lain, baik individu maupun kelompok.

: : .

Artinya : "Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim no. 49).

            Sebagaimana hadits diatas, kita dituntut untuk selalu mengedepankan persatuan dan kesatuan dibandingkan perbedaan yang ada, apalagi permusuhan. Dan tugas kita hanyalah menyampaikan dan memperkenalkan Islam melalui cara-cara yang baik dan bijaksana. Bahkan kita tidak boleh memaksakan kehendak orang lain yang kita dakwahi.

Oleh karenanya, makna dari rahmat lil alamin dalam ajaran agama islam secara umum dapat diartikan sebagai pembawa konsep kedamaian di dunia, termasuk konsep bahwasanya seseorang yang menganut kepercayaan akan Islam diharapkan dapat menegakan kedamaian dan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Maka, bisa kita maknai bahwasanya islam merupakan ajaran yang dapat membawa kedamaian dan ketenangan bagi setiap umat manusia secara universal. Oleh sebab itu, sebagai pemeluk agama islam, kita juga diwajibkan untuk mengamalkan ajaran agama dengan baik untuk dapat menciptakan kondisi damai untuk seluruh alam sebagaimana sebutannya sebagai rahmatan lil alamin.

Melihat dari beberapa pengalaman saya ketika berada di bangku SMA, saat itu saya memiliki banyak teman dari agama selain Islam, seperti Kristen, Hindu dan Buddha. Dan itu merupakan kali pertama saya duduk di sekolah negeri, sehingga masih kaku bagi diri saya untuk berinteraksi dengan teman yang non muslim. Namun, saat itu mereka mengajak saya untuk berkenalan dan menjalin pertemanan. Awalnya saya khawatir keimanan saya akan terganggu dengan hadirnya mereka dalam kehidupan saya, tetapi seketika kekhawatiran saya terbantah dengan sikap toleransi mereka yang sangat tinggi. Salah satu teman terdekat saya kala itu beragama Hindu, ia merupakan sosok yang lemah lembut dan sopan. Ketika jam istirahat siang berdering di sekolah kami, ia mengingatkan saya untuk berangkat ke masjid sebelum adzan berkumandang dan ia berkata bahwa ia akan menunggu saya di kelas hingga saya selesai beribadah. Awalnya saya rasa tidak mungkin ia dapat menahan laparnya hingga saya selesai melaksanakan shalat, namun tidak disangka ketika saya kembali ke kelas ia dengan tenang menunggu kehadiran saya dan barulah kami pergi menuju kantin bersama untuk makan siang. Hal itupun ia lakukan setiap harinya tanpa lelah selalu mengingatkan saya agar selalu meningkatkan ketakwaan dan keimanan saya tanpa mengganggunya sedikit pun.

Dalam peristiwa yang lain, kala itu saya bersama teman-teman yang lain bukan hanya muslim saja bahkan ada beberapa teman yang menganut agama Kristen, Hindu bahkan Konghucu, kami bercanda tawa bersama. Tak ada pertengkaran diantara kami. Dan seketika salah satu teman non muslim saya mengucap istighfar ketika tersandung batu saat berjalan. Saat itulah saya langsung terdiam dan terheran-heran. Karena rasa penasaran saya yang sangat tinggi, saya pun langsung menanyakan hal itu kepada teman saya, karena saya khawatir hal itu akan mengganggu bahkan menghancurkan keimanannya. Namun, jawabannya sederhana dan sangat membuat saya takjub. Ternyata hal itu bukan hanya ia saja yang melakukannya, namun teman non muslim lainnya melakukan itu pula sebagai bentuk toleransi mereka kepada kami serta hal itu tidaklah sama sekali mengganggu keimanan mereka kepada Tuhannya.

Islam menyebut toleransi dengan tasamuh. Tasamuh memiliki tasahul (kemudahan). Artinya, Islam memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk menjalankan apa yang ia yakini sesuai dengan ajaran masing-masing, tanpa ada tekanan dan tidak mengusik ketauhidan. (Kamus al-Muhit, Oxford Study Dictionary English Arabic, 2008 : 1120). Konsep tasamuh dalam Islam berkaitan pula dengan konsep rahmatan lil 'alamin. Adapun salah satu bentuk toleransi Islam terkait dengan kebebasan beragama ialah dengan tidak cepat-cepat menghukumi seseorang dengan mengatakannya kafir, karena sebenarnya masih ada celah bagi mereka untuk dapat disebut sebagai muslim.

Dari situlah saya belajar bahwa toleransi kepada sesama maupun agama lain tidaklah harus kita khawatirkan secara berlebihan selama hal itu masih wajar dan tidak mencampur baurkan kepercayaan antar agama. Dan betapa mulia serta terpandangnya agama Islam di dunia ini, sehingga masyarakat non muslim saja sampai berani untuk melakukan toleransi yang sangat tinggi kepada kita tanpa perlu khawatir dengan goyahnya keimanan mereka kepada Tuhannya. Untuk itu, kita yang menganut agama sebagai agama dengan pemeluk tertinggi dan paling disegani, seharusnya lebih bisa melakukan dan menunjukkan perilaku terpuji kita melebihi mereka agar tidak ada lagi pertumpahan darah di dunia ini hanya karena perbedaan agama yang terjadi saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun