Mohon tunggu...
Hubertus Lajong
Hubertus Lajong Mohon Tunggu... Guru - a chemistry taecher
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar di pendidikan kimia Universitas palangka raya (UPR)

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Layanan Prakerja Tidak Mampu Menjawab Keluhan Masyarakat

25 April 2020   02:19 Diperbarui: 25 April 2020   02:35 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

menghabiskan anggaran hingga 20 T untuk program kartu prakerja ala jokowi itu, membuat saya tertarik dan tidak bosan-bosan nya untuk mengulas nya. Kali ini saya menulis soal pelayanan dan mitra pembayaran yang berkolaborasi dengan program kartu prakerja.bukan ingin mencari kesalahan pemerintah  tetapi saya mengulas berdasarkan masalah yang nyata.

Seperti yang kita ketahui tujuan dan manfaat costumer service dalam sebuah kegiatan atau atau program adalah tidak lain dan tidak bukan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan ataupun peserta dan memberikan solusi disetiap keluhan,kendala,masalah dari pelanggganya.

Pada tanggal 20 april salah seorang calon penerima program kartu prakerja yang berdomisili di kota palangka raya di nyatakan lolos verifikasi oleh pihak program kartu prakerja, mendengar berita itupun yang bersangkutan merasa senang karena keluhanya selama ini merasa terjawab oleh program  pemerintah itu.

Sesuai prosedur dan tahap-tahap pada program ini, peserta yang lolos verifikasi dari pihak prakerja wajib mengikuti platihan demi meningkatkan kompetensi yang dimiliki peserta melalui lembaga pelatihan yang menjadi mitra dalam program ini.

namun siapa sangka nomor handphone peserta yang berinisial AN, ternyata sudah blokir pada tanggal 22 april 2020 oleh pihak telkomsel.padahal nomor yang diblokir itu juga yang terdaftar di akun prakerja yang bersangkutan.

Hal ini pun membuat yang bersangkutan merasa sedih. Namun perjuangan AN belum sampai disini, akhirnya dengan kondisi yang seperti itu peserta itu pun mendatangi kantor cabang PT.Telkomsel terdekat dengan tujuan memperbaiki kembali nomor telpon yang terblokir itu. Namun hasilnya tak sesuai harapan AN, pihak telkomsel menyatakan bahwa kartu dari saudara AN itu sudah tidak bisa dibaiki lagi.

Yang bersangkutan pun kembali kediamannya di ji.jln borneo kota palangka raya,namun kali ini dia mencoba membeli kartu perdana  yang baru dengan harapanya nomor baru itu bisa menggatikan nomor lama yang terdaftar di akun prakerjannya yang sudah terblokir itu.

Kemudian yang bersangkutan kembali mengunjungi situs resmi kartu prakerja. Siapa tahu nomor telponnya bisa digantikan dengan yang baru itu. Ternyata disitus prakerja belum tersedia untuk perubahan nomor telpon.

Tapi AN pun belum putus asa sampai disini,kali ini mungkin perjuangan terakhirnya, dia mencoba membeli pulsa untuk menelpon pihak kartu prakerja melalui telpon selulernya. Kebetulan nomor  call center untuk layanan masyarakat dari pihak prakerja merupakan nomor telpon kantor. Tidak bisa kita bayangkan seberapa mahal biaya telponnya.

Tapi baginya soal biaya itu tidak terlalu dipersoalkan. AN pun langsung menyampaikan keluhannya ke pihak prakerja namun jawabanya juga sangat jauh dari harapan. Pihak prakerja malah menyarankan untuk mengunjung GRAPARI terdekat untuk  memperbaiki nomor telpon yang terblokir itu, karena saat ini pihaknya belum menyiapkan perubahan untuk masalah nomor telpon.sedangkan saudara AN sudah terlebih dahulu mengunjungi GRAPARI terdekat mereka pun tidak bisa memberikan solusi terkait ini. lalu Bagaimana AN bisa mendapatkan OTP Sedangkan nomornya terblokir ? bagaimna dengan saldo yang terdapat di akun saudara AN ?

huff... Sudah pasti itu dinyatakan, hangus. Itulah kendalanya dilapangan sebaiknya  pihak prakerja perlu pikirkan lagi soal masalah ini. Walaupun yang saya paparkan Cuma maslah satu orang namun tidak bisa kita  dipungkiri bahwa masalah seperti  ini tidak  ditemukan untuk perserta yang lain. Tidak bisa dibayangkan  jika yang memiliki keluhan seperti ini sebanyak 20 % dari jumlah kuota yang diperlukan dalam program ini. Bukankah 260 ribu peserta ?.  Sangat luar biasa banyaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun