Mohon tunggu...
Catatan_98
Catatan_98 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

terpaksa aku bercerita lewat kata, semua isinya seperti di depan mata. kutanya pada para bayang perihal ia terus melekat, yang semakin dekat dan buatku sukar memberi pendapat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mitos Aceh

6 Mei 2020   09:50 Diperbarui: 6 Mei 2020   09:52 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebenarnya, di balik mitos yang dikembangkan nenek moyang secara turun temurun ini bukan tidak ada hal positifnya, dengan kemajan teknologi yangtelah melahirkan penelitian-penelitian terbaru dengan berbagai macam metode yang terus berkembang dalam dunia intelektual saat ini, dan penegtahuan yang up to date. 

Pengetahuan mitos ini dinamis, seharusnya, manusia juga mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan sehingga dapat memilah antara perbuatan yang harus dilakukan dan jauhhi dan lihat dari mitos tersebut, ternyata dengan fakta yang terjadi di lapangan terhadap mitos tersebut mempunyai nilai positif dengan sendirinya terhadap perempuan-peempuan hamil.

Fakta membuktikan jika kita menelusuri dari cara nenek moyang kita dalam menjaga wanita yang sedang hamil. Kebiasaan di Aceh, wanita hamil diyakini harus melalui dan menjalani berbagai macam pantangan yang jika dilanggar akan membawa akibat buruk bagi kestabilan perempuan yang sedang hamil tersebut.

contoh yang saya dapati dalam kebiasaan yang terjadi di Aceh, wanita hamil tidak boleh memakan pisang atau pinang yang tumbuh berdempet atau tumbuh kembar, akibatnya akan melairkan anak yang kembar dan juga ada larangan untuk tidak memakan rebung bumbu yang nantinya ditakutkan akan melahirkan anak yang berbulu badannya seperti reubong. 

Adapun pantang yang sering di dengar adalah wanita hamil yang dilarang keluar malam dan hal ini tidak lain adalah karena beranggapan ada makhluk halus bernama kuntilanak dan burong tujoh, konon katanya kalau dilanggar makhluk tersebut akan memasuki tubuh wanita hamil tersebut. 

Perkara ini meurut cerita orang Aceh, ada anggapan bahwa untuk menambah jumlah burong tujoh dan kuntilanak. Mitos ini sasarannya hanya berlaku kepada semua wanita hamil dan juga wanita bersalin. (Aceh: Madeung).

Maka dengan demikian, dalam tradisi orang Aceh kuntilanak tidak akan menganggu jika dari mulut wanita hamil ataupun suaminya selalu membaca doa. Doa-doa yang dipakai untuk mengusir burong dan selalu membaca ayat suci alqur'an karena mayoritas masyarakat Aceh beragama Islam.

Selain itu, terkait dalam pantangan bagi wanita hamil agar tidak keluar dimalam hari, hal ini bisa kita jelaskan secara ilmiah. Menjelang waktu magrib atau waktu matahari terbenam, alam berubah berwarna merah dan di waktu ini kita kerap selalu dingatkan oleh orang-orang tua agar tidak berada diluar rumah, dengan alasan dikarenakan spektrum warna pada waktu ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dalam artian hal ini bermakna jin dan iblis pada waktu ini amat bertenaga karena mereka beresonansi dengan alam. 

Mereka yang sedang dalam perjalanan juga sebaiknya berhenti dahulu pada waktu ini. Dalam pendapat lain, ketika malam hari produksi oksigen sehingga harus berhati-hati ketika keluar malam karena bisa menyebabkan berbagai macam penyakit aka lebih baik untuk berada di dalam rumah pada waktu itu. 

Hal ini yang sering dianggap mitos juga di beberapa kalangan. Namun saya dapati sebuah penjelasan penyebabnya dalam ranah agama Islam, sebagaimana dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh imam Bukhari ra. Dari Rasulullah SAW  : " bila kamu telah menghadapi malam atau kamu telah berada di sebagian malam maka tahanlah anak-anakmu karena sesungguhnya setan berkeliaran ketika itu dab apabila berlalu sesuatu ketika malam maka tahanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumahmu serat sebutlah nama Allah, padamkan lampu-lampumu serta sebutlah nama allah dan tutuplah sisa makananmu serta sebutlah nama alah ketika menutupnya"(H.R. Bukhari ra.).

Maka dalam hal ini, ilmu pengetahuan dan agama mayoritas di Aceh sejalan, yaitu waktu magrib dan malam hari adalah waktu yang kurang baik berada di luar rumah. Hal ini yang diberlakukan terhadap ibu hamil dan kebiasaan masyarakat Aceh yang tinggal daerah pendalaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun