Tak banyak kepala sekolah yang berani melangkah sejauh itu, secara harfiah maupun maknawi. Namun, Hasanudin, M.Pd., Kepala SMP Muhammadiyah 3 Depok (Mugadeta), justru memilih menempuh ribuan kilometer perjalanan ke Tokyo, Jepang, bukan untuk berwisata, melainkan untuk belajar tentang masa depan pendidikan.
Pada 25-30 September 2025, ia bergabung dalam rombongan edutrip pendidikan bersama Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebayoran Baru, Jakarta. Perjalanan ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperluas jejaring pendidikan Muhammadiyah menuju tataran global.
"Kami ingin belajar langsung bagaimana Jepang mengelola pendidikan dan karakter bangsanya. Saya ingin membawa semangat itu ke Depok," ujar Hasanudin dengan mata berbinar saat mengenang momen berdialog dengan pengurus Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Tokyo.
SMP Muhammadiyah 3 Depok, yang selama ini dikenal sebagai sekolah digital dan kreatif, kini tengah menapaki babak baru: menuju sekolah berwawasan internasional. Kolaborasinya dengan SMK Muhammadiyah Al Kausar Kebayoran Baru membuka peluang baru dalam pertukaran pengalaman, inovasi pembelajaran, dan kemitraan global.
Di Jepang, Hasanudin banyak belajar tentang filosofi kerja masyarakatnya. Disiplin, tanggung jawab, dan rasa hormat menjadi fondasi setiap langkah dan nilai-nilai yang, menurutnya, sangat relevan dengan pendidikan Islam yang menekankan adab dan akhlak.
"Saya melihat sendiri bagaimana siswa Jepang menjaga kebersihan sekolah mereka tanpa pengawasan guru. Itu bukan hanya rutinitas, tapi refleksi karakter. Itulah yang ingin saya tanamkan pada siswa-siswi kami: pendidikan bukan sekadar nilai akademik, tapi pembentukan budaya," tuturnya penuh makna.
Kunjungan ke Tokyo bukan hanya tentang melihat kemajuan teknologi dan sistem pendidikan modern, tapi juga tentang membangun jembatan kebersamaan. Melalui PCIM Tokyo, Hasanudin dan rombongan menjajaki peluang kolaborasi lintas negara, seperti pertukaran budaya, pembelajaran digital, hingga peluang virtual exchange program antar pelajar Muhammadiyah.
Kisah perjalanan ini menggambarkan arah baru pendidikan Muhammadiyah: dari lokal menuju global, tanpa kehilangan nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyahan.
"Kami ingin SMP Muhammadiyah 3 Depok menjadi rumah bagi siswa yang berpikir global, bertindak lokal, dan berakhlak universal," pungkas Hasanudin, menutup percakapan dengan senyum penuh keyakinan.
Dari Depok ke Tokyo, langkah kecil Hasanudin membawa pesan besar bahwa pendidikan sejati tak berhenti di ruang kelas. Ia hidup dalam perjalanan, dialog lintas budaya, dan tekad untuk terus belajar di mana pun inspirasi ditemukan.