Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Identitas Sekolah

15 April 2024   05:09 Diperbarui: 15 April 2024   05:14 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada satu sekolah yang berhasil membuat sekolahnya dijuluki sekolah literasi, ada juga sekolah yang berhasil membuat sekolahnya dijuluki sebagai sekolah riset, sekolah petualang, sekolah entrepreneur, sekolah terampil dalam 3 bahasa, sekolah karakter dan lainnya.

Bagaimana dengan sekolah yang kita bina? apakah sekolah kita memiliki identitas yang kuat sebagai ciri khas kita, atau kita hanyalah sekolah yang menjalankan tuntutan dari kurikulum nasional saja?

Perhatikanlah bahwa kurikulum apapun yang diberlakukan secara nasional tentu tidak memahami identitas atau kekhasan atau kearifan lokal dari sekolah kita, karena pijakan dasar dari kurikulum nasional adalah selalu mengarah ke seragaman atau penyeragaman. 

Jika sekolah hanya puas mengikuti kurikulum nasional maka sekolah dapat dikatakan hanya membangun identitas penyeragaman bukan sekolah yang membangun kekhasan, lambat laun sekolah ini ditinggal oleh masyarakat karena kurang memiliki nilai yang unik untuk dijadikan tempat pendidikan bagi para muridnya.

Sekolah swasta yang berdiri dan berlangsung karena swadaya sendiri, tentu perlu sekali memiliki ciri khas dengan identitas yang kuat, sebagai sekolah yang mengembangkan kearifan lokal. 

Sekolah swasta sesungguhnya memiliki ruang yang lebih luas untuk menjadikan sekolah mereka dengan kekhasan tersendiri dan sangat mungkin untuk membangun struktur kurikulum yang mendukung pengembangan ciri khas yang dimiliki.


Pimpinan sekolah baik itu direktur sekolah atau kepala sekolah perlu mengkaji kembali dan melihat ke dalam visi, misi, tujuan, nilai-nilai, target, dan profil sekolah yang dibangun, dari sinilah awal dari membentuk identitas sekolah. Sekolah layaknya sebuah organisasi profesional yang bergerak dimotori oleh visi yang unik.

Perubahan kurikulum bukan menjadi kendala bagi sekolah yang kuat dalam pengembangan ciri khas atau identitas sekolahnya. Misal di suatu waktu pembelajaran bahasa Inggris tidak dimuat dalam struktur kurikulum nasional untuk tingkat sekolah dasar, namun jika sekolah yang melihat bahasa inggris sebagai kekuatan mereka maka pelajaran bahasa Inggris wajib terus dijalankan bukan dihilangkan. 

Hal lain ketika mata pelajaran teknologi informasi pun dilepas dari struktur kurikulum nasional, namun jika sekolah fokus untuk mengembangkan literasi digital dengan teknologi informasi maka mata pelajaran teknologi informasi terus diberikan, perihal apakah nanti tidak masuk dalam laporan hasil belajar murid, sekolah dapat mengakalinya dengan memberikan laporan terpisah.

Keberanian sekolah untuk menjaga kekhasannya dapat memberikan dampak yang panjang dalam menguatkan dan melestarikan 'merek' atau branding sekolah yang akhirnya melekat dalam pemikiran masyarakat alhasil sekolah yang kita bangun dapat dengan mudah memiliki market atau pasar tersendiri atau dengan kata lain, sekolah kita mendapat tempat di hati masyarakat karena kekhasan yang kita bangun.

Bagaimana sekolah yang Ibu dan Bapak bangun, apa ciri khasnya? Sudahkah ciri khas ini mendarah daging di dalam pelaksanaannya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun