Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Atasan Bergaya Pemimpin dan Bos, Apa Bedanya?

31 Oktober 2023   19:31 Diperbarui: 1 November 2023   17:48 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi atasan dengan karyawan di kantor.(preefoto/ Freepik)

Sebagai pekerja kita sering berhadapan dengan atasan yang beragam kepribadian dan juga memiliki beragam pendekatan yang perlu kita pelajari lebih awal agar kita dapat menyesuaikan kehadiran mereka. 

Ingat, kita yang menyesuaikan diri terhadap atasan kita bukan mereka yang menyesuaikan diri mereka dengan kita sebagai bawahannya.

Untuk lebih sederhana mari kita bagi dua jenis atasan yang ada saat ini, yaitu atasan bergaya sebagai bos dan atasan yang bergaya pemimpin.

Atasan yang bergaya sebagai bos tentu kita mudah memahaminya. Ia mudah sekali untuk marah seenakanya, dan senang seenaknya. 

Atasan bergaya bos tidak memikirkan dampak panjang atas reaksi emosinya yang tersulut kemarahan dan langsung mendamprak alias mencetuskan kemarahannya langsung ke bawahannya. Mereka tidak peduli lagi tata krama, nilai-nilai luhur organisasi yang mereka pimpin.

Atasan bergaya bos sulit dan bahkan tidak mau memuji bawahannya secara langsung. Pamali bagi mereka untuk memuji bawahannya apalagi memujinya di hadapan orang banyak. Atasan ini senang dipuji oleh bawahannya, sehingga model bawahan berwatak 'penjilat' lebih langgeng dengan atasan seperti ini. Jika pun bukan 'penjilat' namun penurut pun bisa langgeng dengan atasan model ini.

Atasan bergaya bos memiliki 2 pasal utama dalam menjalankan komandonya. Pasal 1 berbunyi "Bos tidak pernah salah", dan pasal 2 berbunyi "Jika Bos salah lihat pasal 1". Kedua pasal inilah yang sering dipakai oleh atasan bergaya bos. Bos tidak pernah salah dan selalu benar. Kesalahan hanya ada pada bawahannya, dan jangan pernah menyebutkan kesalahannya sang bos, jika kesalahannya disebutkan maka siap-siaplah angkat kaki.

Selanjutnya, atasan model ini pemimpin lebih cenderung menggunakan pendekatan emosional sesaat, mereka sulit membuat planning jangka panjang. Isi dalam perencanaan mereka adalah lakukan sekarang yang terpikir atau terbelesit saat ini saja. 

Mereka seperti petugas ambulance yang bekerja dalam kondisi darurat. Jika pesaingnya melakukan A maka bos akan berupaya bersaing dengan cara melakukan A plus tanpa memikirkan lebih panjang terkait kemampuan dan dampak yang terjadi jika ikut-ikutan melakukan A.

Model atasan ini pun senang sekali mempertahankan diri mereka layaknya mereka berkata,"I am the best", jadi jika diberi masukan atau saran atasan ini langsung berpikir untuk menolak tanpa harus mendengarkan saran itu selesai disampaikan. Kalimat yang sering digunakan untuk  menjawab sebuah saran adalah "Pokoknya gini!", "Ini sudah baik kok!", "Tidak perlu yang aneh-aneh, gini aja udah oke!".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun