Mohon tunggu...
arya rahman
arya rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka ketoprak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rangkaian Cerita

24 September 2022   16:39 Diperbarui: 24 September 2022   16:45 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

              

      Hari sabtu tanggal 24 september 2022, tepatnya jam 09.54. Saya mengerjakan tugas yang diberi oleh dosen. Tugasnya itu adalah mendekripsikan diri sendiri. Sebenarnya tugas nya itu gampang, tapi yang membuatnya sulit adalah merangkai kata-kata nya, menurut saya agak sulit. Tapi saya harus menyelesaikan tugas ini, karna sudah mendekati deadline. Jika tugas ini tidak selesai, saya tidak akan mendapatkan nilai. Baik lah saya akan menulis cerita ini kurang lebih 1200 karakter.

       Perkenalkan nama saya Arya Rahman. Umur saya 18 tahun. Saya anak ke-3 dari 3 bersaudara. Saya anak paling terakhir atau bisa disebut juga anak Bontot. Pernah saya dengar kalo anak Bontot itu anak yang paling disayang oleh orang tua, saya pribadi percaya dengan omongan itu. Karna saya merasakannya. Namun ada hal yang ga enak menjadi anak terakhir, mau tau? Salah satu nya adalah selalu dianggap kecil oleh orang tua dan kakak-kakaknya, walaupun sudah dewasa. Pasti kalian yang anak terakhir juga pernah merasakan hal itu.

        Saya dan keluarga tinggal di kota Bogor, lebih tepatnya bogor ujung di kecamatan Gunung Putri. Berarti rumah nya di bawah gunung? Dingin dong? Itu adalah pertanyaan orang lain yang baru mendengar daerah ku. Memang gunung putri itu ada,tapi gunung itu sudah tidak aktif dan hanya gunung berkapur. Hawa disini pun tidak sedingin puncak. Dingin disini masih bisa dibilang normal.

        Saat lulus SD saya ditawarkan oleh kedua orang tua saya untuk melanjutkan pendidikan di pesantren. Waktu itu saya tidak ada niatan untuk masuk kedalam pesantren, Namun kedua orang tua saya mengiginkan anak nya ada yang dari pesantren. Waktu itu kakak saya dibujuk untuk melanjutkan pendidikan dipesantren namun kakak saya menolak. Dan akhirnya saya juga dibujuk oleh kedua orang tua saya, dan akhirnya saya menyetujui penawaran itu. Bisa dibilang saya adalah anak yang penurut.

         Setelah tes di pesantren, Alhamdulillah saya lulus. Orang tua saya dan kakak saya pun bangga dengan saya. Namun berbeda dengan saya, ketika saya mendapatkan informasi tersebut, kenapa tiba-tiba saya menjadi ragu, kayak tiba-tiba gamau masuk pesantren. Tapi saya tidak bercerita kepada orang tua saya dan kakak-kakak saya, saya hanya diam. Pada tahun 2016 saya diantarkan oleh orang tua saya dan kakak kakak saya untuk merapihkan barang-barang di pesantren karna besok hari sudah ada kegiatan di pesantren. Setelah beres, mereka pun pulang. Ingat sekali peristiwa itu ketika mereka pulang saya menahan air mata dan ingin ikut pulang. Tapi apa boleh buat? Saya harus bertahan di pesantren ini selama 3 tahun dan ini baru hari pertama. Tak hanya sampai disitu, ketika mereka sudah berada di parkiran saya diam-diam mengikuti mereka dari belakang, saya ingin sekali mengejar mereka dan masuk kedalam mobil itu, TAPI TIDAK BISA. Setelah mereka pergi dengan mobil, saya hanya bisa menatap parkiran dengan kesedihan, disini tinggal aku sendiri. Setelah itu aku langsung berlari ke kamar mandi, karna sudah tidak tahan dengan air mata yang ku tahan sejak awal. Di dalam kamar mandi aku menangis sejadi-jadi nya. Karna yang biasanya selalu dengan orang tua, sekarang ditinggal sendiri dan harus mandiri.

          Beberapa bulan kemudian. Aku bisa beradaptasi di pesantren ini. Banyak teman-teman baik, hal itu yang membuat saya betah disini. Ustadz disini pun sangat ramah dan sabar sekali terhadap para santri. Namun ada salah satu teman saya yang masih belum bisa beradaptasi di pesantren ini, dia selalu menangis dan tidak mau ikut bermain dengan saya dan teman lainnya, dia hanya tidur dan menangis. Wajar menurut saya karna dia berasal dari luar pulau, lebih tepatnya di pulau sumatra. Dia berasal dari lampung, hal itu yang membuat dia membutuhkan waktu yang lama untuk bisa beradaptasi dengan lingkugan ini. Dipesantren saya diajarkan agar saya bisa membagi waktu, karna disini sangat padat sekali. Mandi ada waktu nya, ketika lebih dari waktu yang diberikan akan mendapatkan hukuman. Makan pun diberi waktu, jika lewat dari waktu yang diberikan akan mendapatkan hukuman. Mungkin untuk orang- orang yang tidak bersabar, aku yakin sekali tidak akan betah dengan yang namanya pesantren. Namun dengan cara seperti itu kita menjadi tahu apa arti nya waktu untuk kita, dan menjadi kan kita agar selalu menggunakan waktu sebaik mungkin.

          Dipesantren saya mengikuti ekskul pencat silat. Kata mamah harus bisa jaga diri. Pencak silat hanya saya ikuti selama 2 tahun, karna jika sudah kelas 3 tidak boleh mengikuti ekskul, harus fokus ke UN. Oh ya saya lupa memberi tahu letak pesantren saya dimana, pesantren saya terletak di daerah depok lebih tepatnya di sawangan. Jarak rumah saya ke pesantren hanya 50 menitan. Tidak terlalu jauh. Lanjut ke ekskul. Selama saya mengikuti ekskul saya sudah mendapatkan jurus, jurus tendangan, tangkisan,kuda-kuda dan masih banyak lain nya. Bisa la untuk melumpuhkan preman pasar, HAHAHA. Selama dua tahun itu saya pernah tampil dia acara festival. Di acara tersebut setiap ekskul wajib menampilkan atraksi nya diatas panggung. Ekskul yang lain keren, ada taekwondo, futsal,basket dan masih banyak lainnya. Ekskul pencak silat pun tak kalah keren dengan yang lain, pencak silat menampilkan beberapa aksi salah satu nya adalah memecahkan batu. Itu adalah salah satu atraksi andalan.

          Singkat cerita saya sudah meluluskan jenjang pendidikan di MTS selama 3 tahun. Saya sangat bersyukur bisa lulus dengan lancar di pesantren ini. Pesantren ini berbeda dengan pesantren lain, yang membedakan nya adalah disini makan ayam bisa 2 hari beturut-turut dengan menu yang berbeda, makanan disini sangat enak dan bergizi. Dijamin dipesantren ini tidak akan kurus, malah bisa jadi gemuk saat masuk pesantren ini, HAHAHA. Setelah lulus saya mempunyai niat untuk melanjutkan pendidikan di MAN karna saya merasa jenuh di lingkungan pesantren, ingin mencoba hal yang baru. Saya juga ingat perkataan mamah, kata mamah " kamu pesantren dulu ya 3 tahun abis itu terserah kamu mau SMA dimana." Ucap mamah waktu itu. Namun waktu saya sudah lulus MTS mamah ingin saya melanjutkan pendidikan di pesantren lagi, ini membuat ku agak sedikit protes dengan keinginan mamah, saya sudah sangat jenuh dengan lingkugan ini benar-benar ingin mencoba lingkugan yang baru. Namun sayang nya saya belum mendapatkan sekolah yang saya inginkan, dan justru lolos tes  di pesantren ini lagi dan mau ga mau saya ambil kesempatan ini. Dan saya hanya bisa pasrah.

           Setelah memasuki MA, rasa tidak betah itu terulang kembali, seperti baru pertama kali masuk pesantren. Bedanya, dulu tidak betah karna ditinggal sendiri dan sekarang tidak betah karna jenuh dengan lingkugan. Selama di MA saya iri dengan teman-teman saya yang sekolah di MAN, karna itu adalah impian saya, dan saya hanya terjebak dilingkungan ini. Jujur saja saya sempat curhat kepada wali kelas saya, karna saya sudah tidak betah disini dan ingin sekali pindah. Disini yang curhat bukan hanya saya ada dua orang teman saya yang ikut curhat, mereka pun sama hal nya dengan saya, tidak betah. Selama curhat wali kelas saya hanya menasehati dan menyuruh saya dan teman-teman untuk bersabar. Tidak lama dari itu ada peristiwa covid 19 yang mengharuskan para santri di pulangkan dan belajar dengan metode jarak jauh.

            Dampak dari covid 19 membuat saya harus membuat habbit baru, karna pada saat itu aktivitas sehari-hari serba dibatasi. Setelah belajar biasanya saya mencari lomba cerpen atau qoutes, karna dirumah saja benar-benar membosankan. Saya iseng mengikuti lomba-lomba untuk mengisi waktu kosong ini. Saya mengikuti lomba benar-bener tanpa ilmu menulis, hanya menulis biasa saja dan tidak berharap juara. Setelah mengikuti beberapa lomba saya mulai suka dengan membuat cerpen, menurut saya itu sangat mengasikkan. Selain menulis cerpen saya juga suka memelihara ikan cupang, waktu covid saya sering sekali membeli ikan cupang. Biasa nya saya beli dua pasang, setelah itu saya kawinkan ikan tersebut sampai melahirkan anak nya, senang sekali ketika melihat ikan ikan kecil itu berenang. Dan ada satu lagi kegiatan yang saya lakukan ketika covid, yaitu berkebun, ya berkebun sekarang menjadi hobi saya. Berkebun itu sangat seru karna ketika kita berhasil menanam pohon yang kita tanam, nanti kita akan memetik buah pohon tersebut. Kayak istilah pohon itu berterimakasih kepada saya. Pohon pertama yang saya tanam adalah pohon jagung, ketika berbuah saya memetik jagung tersebut dan meminta ibu untuk merebus jagung itu. Dan ketika jagung itu sudah matang saya memakan nya, wah saya tekejut dengan rasa jagung saya sendiri, karna rasanya manis dan segar, tidak sia-sia saya merawat jagung itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun