Mohon tunggu...
Arya Paramita
Arya Paramita Mohon Tunggu... Penulis - Dreamer

Traveler

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Lukisan Pagi Danau Toba

3 Maret 2018   20:56 Diperbarui: 3 Maret 2018   20:58 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Lake Toba from above" bagian pertama

...Fajar yang berkilau Datang membuka hari Sinarmu memberi harapan yang bersahaja Lihatlah warna pada cahaya Menjadi lukisan pagi...


 "Lukisan Pagi", lagu karya Tohpati yang dinyanyikan oleh Shakila yang populer menjelang akhir dekade 1990an, kembali terngiang saat melihat hamparan pemandangan Danau Toba dari bukit di Semenanjung Siuhan yang letaknya sekitar 15 menit perjalaan dari kota Parapat. Danau Toba di pagi itu sangat menakjubkan, bagaikan sebuah lukisan pagi yang sangat indah dan tak terlupakan.

 Sinar matahari pagi hari itu menyeruak dari balik bukit, menembus kabut, dan pantulannya di atas permukaan air memancarkan cahaya bagaikan hamparan berlian yang sedang menari. Suara satwa liar seperti kawanan burung, kera, dan satwa lainnya sayup-sayup terdengar di kejauhan seolah mengajak orang yang berada di situ untuk keluar dari kamar dan bersama-sama menikmati keindahan alam Danau Toba. Udara pagi yang sejuk khas penggunungan menambah suasana tentram bagi setiap orang yang berada di tempat itu.

 Di sisi kanan "lukisan pagi" tersebut tampak Tanjung Unta yang merupakan salah satu daya tarik wisata alam di sekitar Parapat. Sebuah tanjung yang bentuknya menyerupai punggung unta. Sedangkan di sisi kiri tampak pulau Samosir sebuah pulau yang terdapat di tengah danau toba yang juga memiliki daya tarik wisata tersendiri.

 Keindahan Danau Toba memang sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan wisatawan domestik dan manca negara. Danau ini merupakan yang terbesar di Asia. Terletak di ketinggian 906 meter di atas permukaan laut dengan kedalaman rata-rata sekitar 300 meter, panjang 81 km, dan lebar 30 km.

 Menuju lokasi "Lukisan Pagi"
 Banyak cara untuk bisa menikmati pemandangan alam tersebut. Ada dua alternatif jalur yang sering dipakai oleh kebanyakan orang. Melalui jalur Tebing Tinggi, jarak yang harus ditempuh dari Medan ke Parapat sekitar 176 km atau 3 sampai 4 jam perjalanan menggunakan mobil. Pemandangan alam di sepanjang jalur tersebut cukup indah, hamparan hutan karet, pinus, dan kebun kelapa sawit memberikan kesan tersendiri bagi mereka yang melaluinya.


 Alternatif kedua adalah melalui jalur Brastagi. Jalur ini memang agak jauh dibandingkan dengan jalur Brastagi. Jarak yang harus ditempuh dari Medan ke Parapat melalui jalur ini adalah sekitar 219 km. Namun demikian, banyak objek wisata yang dapat disinggahi seperti kawasan Brastagi dan air terjun Sipiso-piso di wilayah Tongging. Brastagi terletak di kawasan pegunungan yang berhawa sejuk dengan ketinggian sekitar 1.300 meter dari permukaan laut. Lokasinya berada di antara dua gunung berapi aktif gunung Sibayak (2.172 meter) dan gunung Sinabung (2.417 meter). Wilayah yang subur ini memiliki pasar buah dan pemandian air panas yang menjadi daya tarik. Di beberapa lokasi di Brastagi, wisatawan dapat melihat satwa liar seperti kera dan babon yang berkeliaran bebas di pinggir jalan.

Sementara itu, air terjun Sipiso-piso terletak di daerah Tongging memiliki daya tarik wisata air terjun yang sangat indah. Airnya mengalir dari dinding jurang yang curam dan jatuh dari ketinggian sekitar 120 meter ke sungai yang mengalir langsung ke Danau Toba. Pemandangan ke pulau Tao Silalahi di bagian utara Danau Toba yang sangat indah dapat dinikmati dari lokasi ini.

 Bagi wisatawan yang mendambakan ketenangan dan privasi dalam menikmati pemandangan alam Danau Toba dapat memilih Patra Parapat Lake Resort yang terletak di Jl. Pertamina Siuhan Parapat. Hotel berbintang dua ini menawarkan fasilitas pemandangan alam yang sangat luar biasa. Di sinilah wisatawan dapat menikmati keindahan "Lukisan Pagi" Danau Toba dari bukit di Semenanjung Siuhan. Tidak salah jika GM Patra Parapat Zulkifli Lubis mengatakan bahwa ini tempat yang tepat untuk mencari ketenangan. Bagi para backpacker juga tidak perlu khawatir. Harga kamar yang ditawarkan cukup menarik.

 Hotel bintang dua ini diresmikan pada tahun 1973 oleh Ibnu Sutowo Direktur Utama Pertamina saat itu dengan sebutan Wisma Internasional. Jika melihat lokasinya dan fasilitas yang ada, bisa dipastikan wisma internasional Pertamina ini adalah yang terbaik di masanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun