Mohon tunggu...
Aryanti Dwi Astuti Daeli
Aryanti Dwi Astuti Daeli Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis adalah caraku bercerita saat mulut tak bisa bicara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kata Siapa Laki-Laki Tidak Boleh Nangis?

2 Juli 2025   19:06 Diperbarui: 2 Juli 2025   19:06 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Smile (Sumber: Pixabay/Vinh Tran)

Di masyarakat kita, sering kali kita mendengar ungkapan, "Laki-laki tidak boleh nangis." Ungkapan ini seolah menjadi aturan yang membatasi pria dalam mengekspresikan perasaan mereka. Namun, apakah benar laki-laki tidak boleh menunjukan emosi?

Menangis adalah respons alami terhadap berbagai emosi, baik itu kesedihan, kebahagiaan, atau frustasi. Banyak laki-laki merasa tertekan untuk menahan air mata mereka karena takut dianggap lemah atau tidak maskulin.

Namun, menahan emosi dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi.

Mengapa Menangis Itu Penting?

Menangis bukan hanya sekadar reaksi fisik; itu adalah cara tubuh kita untuk melepaskan emosi yang terpendam. Penelitian menunjukkan bahwa menangis dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.

Air mata yang dihasilakn dari emosi mengandung hormon stres, dan dengan menangis, kita dapat mengeluarkan zat-zat tersebut dari tubuh kita. Ini adalah mekanisme alami yang membantu kita merasa lebih baik setelah mengalami situasi yang suit.

Stigma Sosial dan Dampaknya

Stigma yang menganggap bahwa laki-laki tidak boleh menangis sering kali berasal dari norma-norma sosial yang telah ada sejak lama. Dalam banyak budaya, laki-laki diajarkan untuk menjadi kuat, tegas, dan tidak menunjukkan kelemahan.

Namun, pandangan ini tidak hanya merugikan pria, tetapi juga wanita dan masyarakat secara keseluruhan. Ketika laki-laki merasa tertekan untuk menyembunyikan emosi mereka, mereka mungkin tidak mencari bantuan ketika mereka membutuhkannya.

Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang serius dan bahkan berkontribusi pada angka bunuh diri yang tinggi di kalangan pria.

Mengubah Paradigma

Untuk mengubah stigma ini, kita perlu mulai berbicara tentang emosi secara tebuka. Pendidikan tentang kesehatan mental dan pentingnya mengekspresikan perasaan harus dimulai sejak dini.

Keluarga, sekolah, dan masyarakat memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung bagi laki-laki untuk mengekspresikan diri mereka tanpa rasa takut akan penilaian.

Kita juga perlu memberikan contoh positif. Banyak tokoh publik, atlet, dan selebriti yang telah berbicara tentang perjuangan mereka dengan kesehatan mental dan bagaimana mereka tidak ragu untuk menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun