Mohon tunggu...
Aryadi Noersaid
Aryadi Noersaid Mohon Tunggu... Konsultan - entrepreneur and writer

Lelaki yang bercita-cita menginspirasi dunia dengan tulisan sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Tepi: Perjalanan Bukan Soal Uang

24 Januari 2023   06:51 Diperbarui: 24 Januari 2023   07:01 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Rumus bepergian harus punya duit nampaknya nggak berlaku buat saya. Terutama disaat usia masih belia.

Benar apa kata 'Doctour' soal ini- Travel is not a matter of money but of courage- meskipun banyak yang meragukan bahkan menegasikannya.

Saya selalu percaya bahwa bepergian untuk tujuan baik selalu ada rezekinya: Menuntut ilmu, silaturahim dan ibadah (mensyukuri keindahan alam juga ibadah)

Meskipun uang jajan serba terbatas, diujung semester waktu kelas satu SMA saya bisa mencapai pegunungan Muria jawa tengah, kelas dua SMA mencapai  pulau Bali selama 3 minggu. Kelas tiga SMA mencapai pulau Lombok.

Setelahnya saya bisa keliling dunia. Pake duit?  Iya, tapi minim sekali. Selebihnya berbekal keberanian.

Dulu,  saya mungkin termasuk pegawai yang menghabiskan uang perjalanan dinas paling minim karena kebiasaan.

Saya nggak bisa menjabarkan metodenya. Yang pasti tanpa mengemis, tidak kelaparan dan tidur ditempat layak adalah bukti bahwa rezeki Allah itu tersebar dimana-mana.

Perjalanan membuktikan betapa dijalanan ada begitu banyak orang yang bersedia berbagi tumpangan dengan berbagai alasan. Baik mereka butuh teman atau hati mereka sebagai manusia ingin berbagi dengan tulusnya.

Untuk urusan tidur tersedia berbagai tempat sepanjang perjalanan dengan berbekal sleeping bag. Kadang sambil mampir di warteg sederhana, berbagi cerita sambil makan, selalu ada saja teman bicara yang menawarkan rumah mereka untuk bisa diinapi.

Rumus dari perjalanan tanpa biaya besar adalah ketulusan. Dia akan tercermin dalam setiap tindakan, gerak gerik dan tutur kata kita selama bertemu orang-orang tak dikenal dan mereka akan merasa itu mengalahkan rasa curiga.

Tapi itu dulu, saat saya masih muda belia. Menerapkan hal ini pada anak-anak zaman sekarang pasti sulit tapi bukan nggak mungkin.

Sekali waktu saya coba melepas dua anak lelaki kembar untuk pergi kesebuah kota saat SMA. Memberi mereka uang yang menurut hitungan saya hanya cukup untuk kereta ekonomi paling bawah dan menginap di losmen tanpa AC.

Satu minggu bisa mereka lewati tanpa mengeluh dan saya yang akhirnya luluh mengirimkan mereka uang tambahan untuk kembali dengan tiket kereta termahal.

Dunia ini juga layaknya perjalanan, uang bukan tak penting tapi ada yang lebih penting yaitu keberanian.

Keberanian akan menghasilkan uang sebaliknya uang belum tentu bisa membeli keberanian.

Di usia sekarang, keberanian untuk melakukan perjalanan tanpa uang belum kembali diuji, tapi paling tidak meyakini hidup bisa dijalani dengan keberanian tak memantik kekhawatiran.

Sebagian orang berusaha memiliki apa-apa yang bukan ukurannya, dengan berbagai cara hanya karena takut menjalani perjalanan kehidupan didepan. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme jadi muaranya.

Buat saya, perjalanan adalah laboratorium paling akurat dari kehidupan. Termasuk kehidupan hari ini.

Serat Hayat - AN240123

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun