Tangerang -- Karya kreatif warga binaan Lapas Perempuan Kelas III Palu berhasil tampil di panggung nasional melalui ajang Apkasi Otonomi Expo (AOE) 2025 yang digelar di International Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, pada 28--30 Agustus 2025.
Produk unggulan yang ditampilkan adalah tas rajutan berbahan tali kur, hasil keterampilan tangan warga binaan yang selama ini dibina melalui program pelatihan kemandirian di dalam lapas. Produk tersebut dipamerkan bersama dengan produk kreatif lainnya dari Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, berkat dukungan dan kerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sigi.
Kepala Lapas Perempuan Palu, Yoesiana, menyebutkan bahwa keikutsertaan karya warga binaan di Apkasi Expo menjadi momentum penting untuk menunjukkan bahwa hasil karya warga binaan memiliki kualitas dan daya saing.
 "Tas rajutan ini bukan sekadar produk, tetapi simbol dari kreativitas, harapan, dan semangat warga binaan untuk bangkit serta berkarya," ujarnya.
Apkasi Otonomi Expo 2025 resmi dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto pada Kamis (28/8) pagi. Presiden hadir di Nusantara Hall, ICE, sekitar pukul 10.00 WIB didampingi Mensesneg, Prasetyo Hadi, Seskab, Teddy Indra Wijaya, serta Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.
Pembukaan pameran ditandai dengan prosesi pemukulan gong oleh Presiden Prabowo, yang disaksikan lebih dari 1.500 tamu undangan. Sejumlah pejabat tinggi negara hadir, di antaranya Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, Menko Hukum dan HAM, Yusril Ihza Mahendra, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, hingga Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto.
Selepas membuka acara, Presiden meninjau langsung 299 stand daerah dan mitra yang menampilkan potensi unggulan daerah, mulai dari komoditas, produk investasi, pariwisata, hingga layanan publik.
Direktur Eksekutif Apkasi, Sarman Simanjorang, menjelaskan bahwa AOE 2025 mengangkat tema "Produk Lokal Mengglobal". Ajang ini tidak hanya menampilkan komoditas dan produk investasi dari pemerintah kabupaten se-Indonesia, tetapi juga membuka akses layanan publik. Kementerian Dalam Negeri, misalnya, membuka stand khusus layanan kependudukan dan pencatatan sipil bagi masyarakat.
Keikutsertaan tas rajutan tali kur karya warga binaan Lapas Perempuan Palu di pameran ini menjadi bagian dari upaya memperkenalkan potensi lokal Sulawesi Tengah. Produk tersebut menjadi salah satu daya tarik setiap kali ambil bagian dalam kegiatan serupa dan tentunya mendapat respons positif dari masyarakat.
Kepala Subsi Pembinaan Lapas Perempuan Palu, Effendy, menambahkan bahwa karya rajutan ini merupakan hasil dari proses pembinaan berkelanjutan yang menekankan keterampilan praktis dan bernilai ekonomi.
 "Kami ingin setiap warga binaan memiliki bekal keterampilan yang bisa mereka gunakan saat kembali ke masyarakat. Rajutan tali kur ini adalah contoh nyata bahwa kreativitas bisa menjadi jalan menuju kemandirian," ujarnya.