UMY merupakan salah satu Universitas yang berkomitmen untuk program berkelanjutan dari green campus. Akan tetapi, setiap di bulan Ramadhan UMY selalu mengadakan yang berlawanan dengan komitmennya terhadap green campus.
Hal yang menjadi permasalahan tersebut bukan karena mensejahterakan mahasiswanya atau kebaikkan UMY membagi takjil di bulan Ramadhan, tetapi lebih konsep takjil yang dibuat oleh kampus. UMY sendiri sudah berkomitmen menjadi green campus sudah dari tahun 2011 yang mana harusnya UMY sendiri menyadari itu dan memegang integritasnya dalam konsep kampus yang berkelanjutan. Terlebih hal yang menjadi sorotan dari drivethru ini adalah meluapnya gas emisi karbon yang mana sangat berlawanan dengan syarat green campus "mengurangi emisi gas karbon". Hal ini harusnya menjadi sorotan UMY yang mana dipertanyakan mengenai komitmennya terhadap green campus berkelanjutan.
Seharusnya lebih baik kalau mahasiswa memakirkan motornya lalu menganteri untuk takjil yang dibagikan, dan itu lebih mengurangi emisi karbon ketimbang menganteri menggunakan motor. UMY sendiri untuk tahun 2025 sudah mulai di lirik banyak masyarakat Indonesia maupun luar negeri. Karena program UMY sendiri banyak mensejahterakan mahasiswanya, akan tetapi dibalik itu tentang komitmennya terhadap green campus harus dipertanyakan. Kemanakah ke integritasan UMY terhadap kampus yang suistanable?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI