Mungkin kamu pernah melihat di beranda TikTok ataupun reels Instagram kamu bahwa ada fenomena disabilitas yang menjadi karyawan di sebuah coffee shop. Nah, bisa jadi fenomena yang kamu lihat itu terjadi di Kopi Kamu, sebuah coffee shop yang berlokasi di Jalan Wijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kedai kopi ini didirikan oleh Rocky J. Pesik pada tahun 2010.
Kopi Kamu bukan kedai kopi biasa. Kedai kopi yang satu ini unik karena memiliki karyawan yang istimewa. Rocky membuat gebrakan baru di kedai kopinya dengan merekrut penyandang disabilitas yang mengidap Down syndrome. Mengutip dari Kompas.com, ada tujuh dari sepuluh karyawan Kopi Kamu yang berstatus Down syndrome dengan rentang usia 17-33 tahun. Â Dalam bekerja, mereka diberikan job desk yang berbeda-beda, mulai dari taking order, menyiapkan minuman, mengantar pesanan, hingga bersih-bersih. Mereka dipekerjakan selama tiga hari dalam seminggu, yakni setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu, dalam dua shift perhari, yaitu pukul 10.00 WIB-12.30 WIB dan pukul 12.30 WIB-15.00 WIB.
Fenomena unik karyawan Kopi Kamu tentu menimbulkan beragam perspektif dari berbagai sudut pandang. Â Ekonom dan pebisnis yang memiliki rasionalitas tinggi mungkin melihat ini sebagai hal "konyol". Namun, mari kita coba baca pola pikir si owner Kopi Kamu. Gebrakan yang ia buat mengingatkan kita tentang teori embeddedness. Rasa empati sosial menjadi salah satu variabel dasar dari bisnis kopi ini. Dari sini, kita bisa melihat contoh nyata bahwa sebuah bisnis tidak terlepas dari sisi sosial. Di samping itu, masih banyak hal-hal berbasis sosial lainnya yang melekat di berbagai macam bisnis. Yang jelas, aspek ini tidak dapat dipisahkan dari setiap tindakan ekonomi. Jadi, mempekerjakan disabilitas itu tidak "konyol" sama sekali. Mempekerjakan kaum disabilitas justru merupakan sebuah langkah besar karena membuka kesempatan bagi mereka untuk bangkit dan produktif. Selagi mereka masih bisa melaksanakan job desk, kenapa tidak?
Dengan pekerjaan itu, para disabilitas bisa merasakan kehidupan normal seperti orang normal lainnya. Itu akan membuat mereka jauh lebih bahagia. Anyway, coba balik sebentar ke sisi ekonomi. Kita bisa menemukan tingkat kebahagiaan yang juga menjadi salah satu indeks dalam pengukuran kesejahteraan ekonomi loh...
Di samping itu, kehadiran karyawan disabilitas juga mendapatkan banyak respon positif dari masyarakat, tak terkecuali pelanggan setia Kopi Kamu. Jadi, upaya Rocky mempekerjakan disabilitas tidak menyalahi tujuan ekonomi sedikitpun. Bisnis tidak berarti akan berjalan "seret" dengan kehadiran karyawan disabilitas.
Dari sini, kita menyadari bahwa ekonomi tidak pernah berdiri sendiri. Ekonomi selalu tertanam dalam sisi sosial. Bisnis kopi bukan hanya tentang menyeduh kopi, melainkan juga menyeduh nilai sosial dan kemanusiaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI