Mohon tunggu...
Arum BungaKinanthi
Arum BungaKinanthi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mempunyai hobi menulis dan minat pada sains, teknologi, energi, lingkungan, dan semua hal yang berkelanjutan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kompos dan Vertikultur: Langkah Kecil Ibu Rumah Tangga Menuju Desa Sukaluyu Yang Berkelanjutan

18 Agustus 2025   22:00 Diperbarui: 18 Agustus 2025   22:13 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjelasan materi kompos dan vertikultur. Foto: Mahasiswa KKN-PPM UGM Lokaraya Pangalengan

Sebagai bagian dari program pengabdian kepada masyarakat, pada 28 Juli 2025, mahasiswa tim KKN PPM UGM Lokaraya Pangalengan mengadakan kegiatan yang bertajuk "Kompos Limbah Rumah Tangga untuk Vertikultur Sayuran Sederhana". Bertempat di kantor RW 4 Desa Sukaluyu, kegiatan ini menyasar ibu-ibu rumah tangga sebagai peserta utama, mengingat peran strategis mereka dalam pengelolaan sampah di lingkungan rumah tangga.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan warga dalam mengelola limbah organik rumah tangga menjadi kompos, sekaligus memperkenalkan sistem budidaya vertikultur yang hemat lahan dan ramah lingkungan. Materi disampaikan dengan berbagai metode interaktif, mulai dari pembagian brosur edukatif, presentasi PowerPoint, pemutaran video praktik, hingga simulasi langsung pembuatan kompos dengan menggunakan ember tertutup sebagai media.

Kegiaan diawali dengan penjelasan mengenai pentingnya pengelolaan limbah organik. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2024, jumlah timbunan sampah di Indonesia mencapai 73,2 juta ton per tahun, dengan komposisi sampah organik mencapai sekitar 62% (KLHK, 2024). Fakta ini menunjukkan bahwa rumah tangga sebenarnya memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pengurangan sampah jika mengelolanya dengan bijak.

Sebagai salah satu langkah kecil yang bisa dilakukan ibu rumah tangga dalam upaya mengurangi limbah organik adalah dengan mengolah limbah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos. Selain membantu mengurangi volume sampah, kompos juga memiliki manfaat besar dalam menyuburkan dan memperbaiki struktur tanah, sehingga sangat bermanfaat bagi budidaya tanaman.

Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini juga mencakup penjelasan bagian-bagian alat komposter, seperti fungsi ember tertutup, lubang sirkulasi udara, dan wadah penampung cairan. Ibu-ibu juga diperkenalkan dengan dua jenis akhir hasil pengomposan, yaitu pupuk kompos padat yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah, serta pupuk cair atau lindi, yaitu cairan hasil dekomposisi yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair setelah difermentasi atau diencerkan.


Peserta juga diberi panduan mengenai bahan organik yang baik untuk dikomposkan, seperti sisa sayur dan daun kering, serta bahan yang sebaiknya dihindari, seperti plastik, minyak, dan limbah hewani. Selain itu, diperkenalkan pula larutan bioaktivator sebagai pemicu dekomposisi agar kompos lebih cepat matang dan kaya nutrisi.

Penjelasan materi kompos dan vertikultur. Foto: Mahasiswa KKN-PPM UGM Lokaraya Pangalengan
Penjelasan materi kompos dan vertikultur. Foto: Mahasiswa KKN-PPM UGM Lokaraya Pangalengan

Sebagai lanjutan dari kegiatan, ibu-ibu juga diperkenalkan dengan sistem budidaya vertikultur sebagai car amenanam sayuran secara vertikal yang cocok diterapkan di lahan yang terbatas. Sistem ini dapat dibuat dari bahan-bahan yang bervariasi, seperti pipa besar, rak kayu, ataupun bahan daur ulang berupa botol-botol bekas yang digantung. Jenis sayuran yang dapat dibudidayakan juga beragam, seperti bawang, daun bawang, selada, sawi, bayam, dll.

Program ini turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:

  • SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan,
  • SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab,
  • SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim,
  • dan SDG 15: Menjaga Ekosistem Daratan.

Melalui kegiatan ini, tim KKN PPM UGM berharap dapat membangun kebiasaan baru yang ramah lingkungan di tingkat rumah tangga serta mendorong terciptanya lingkungan desa yang lebih bersih, sehat, dan produktif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun