Mohon tunggu...
Arum Tri Subarkah
Arum Tri Subarkah Mohon Tunggu... -

life is never flat................!!!!!!!!!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Pembelajaran

19 Oktober 2010   08:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:18 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Teknologi yang pesat menjadikan informasi dengan mudah dapat diakses. Secara tidak langsung, kemajuan teknologi mempengaruhi setiap individu dalam melakukan proses belajar. Bagaimana juga pengalaman yang didapat dari lingkungan peserta didik berperan besar dalam pemahaman materi pelajaran.

Selain tenaga pendidik, peningkatan mutu pendidikan juga menuntut adanya tenaga kependidikan yang memadai.

Inovasi adalah suatu proses digambarkan sebagai proses yang siklus dan berlangsung terus-menerus meliputi fase kesadaran, penghargaan, adopsi, difusi, dan implementasi.

Pada kesempatan, ini saya ingin membahas tentang inovasi pembelajaran sebagai proses pembentukan peserta didik agar lebih kritis,kreatif, dan terampil.

B.Rumusan Masalah

Dalam makalah ini saya akan membahas tentang:


  1. Mengapa dibutuhkan inovasi pembelajaran?.
  2. Apa pengertian inovasi pembelajaran?
  3. Bagaimana Konsep belajar dan pembelajaran?.

Inovasi Pembelajaran

A. Kemengapaan Inovasi Pembelajaran

Kemengapaan inovasi pembelajaran adalah masalah pokok pendidikan kita dewasa ini adalah peningkatan mutu pada setiap jenis, jenjang dan jalur pendidikian. Oleh sebab itu, pemerintah menetapkan delapan standar nasional pendidikan yakni: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan (PP. No. 19 Tahun 2005). Standar nasional pendidikan sebagaimana dikemukakan di atas, pada hakekatnya menjadi arah dan tujuan penyelenggaraan pendidikan.

Selain tenaga pendidik, peningkatan mutu pendidikan juga menuntut adanya tenaga kependidikan yang memadai. Tenaga kependidikan yang ada dan memerlukan pembinaan dan pengembangannya pada saat ini terdiri atas: (1) tenaga kepala sekolah, (2) tenaga pengawas, (3) tenaga laboran/teknisi, (4) tenaga perpustakaan dan (5) tenaga tata usaha. Tenaga ke pendidikan di atas terutama tenaga laboran, tenaga perpustakaan dan tata usaha kurang mendapat perhatian dalam hal pembinaan dan pengembangannya dibandingkan dengan tenaga pendidik. Sedangkan tenaga kepala sekolah dan tenaga pengawas sudah ada dan sudah berfungsi di setiap jenis dan jenjang pendidikan, walaupun pembinaan dan pengembangan secara akademik masih belum terpola dan berkesinambungan.

Teori otak dan implementasinya dalam pembelajaran

Otak memegang peranan yang sangat penting dalam struktur tubuh manusia. Otak adalah organ yang unik dan dahsyat, tempat diaturnya proses berpikir, berbahasa, kesadaran emosi dan kepribadian. Menurut teori otak Triune (“Triune” berarti Three in One), otak manusia mempunyai tiga bagian yang terpisah (meskipun saling berhubungan), yaitu: otak reptil, sistem limbik (otak tengah), dan neokorteks.

Jika dilihat dari sisi pendidikan, kebanyakan sistem pendidikan di dunia lebih menjurus kepada aliran pemikiran otak kiri. Para pelajar di seluruh dunia dilatih untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan berdasarkan logika, rasional. Ringkasnya, corak pemikiran otak kiri imaginasi menyokong logik dan rasional,sedangkan dalamgaya pemikiran otak kanan, logik dan rasional akan menyokong imaginasi. Para pelajar tidak bebas berfikir dan tidak mampu dan tidak berani melahirkan ide-ide baru apalagi ide-ide yang amat bertentangan oleh individu-individu yang berfikiran konvensional. Fikiran konvensional adalah fikiran yang berasaskan pendapat-pendapat lama yang telah kukuh dan diterima ramai sebelum ini. Jika ada ide-ide baru yang dilahirkan pun hanyalah berbentuk inovatif atau peningkatan (improvement) daripada ide-ide sebelum ini, bukan berbentuk kreatif.

Realita, fakta dan semua hal yang bersentuhan dengan kehidupan manusia selalu dibuktikan melalui sebuah data riset empiris. Pendekatan dengan kepentingan teknis dianggap sebagai satu – satunya kunci untuk membuka gerbang pengetahuan. Tidak ada lagi perbedaan antara ilmu – ilmu alam dan ilmu – ilmu sosial dalam proses pemecahan masalah.

Situasi seperti ini dilahirkan melalui para ilmuwan dalam ilmu – ilmu sosial yang memandang manusia sama dengan objek – objek penelitian yang ada dalam ilmu – ilmu alam. Manusia diberlakukan hanya sebatas sebagai sebuah objek yang memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi satu atau beberapa tingkat dibandingkan objek – objek tersebut. Manusia tidak dilihat secara utuh, dapat dikatakan hanya dari segi jasmaninya saja. Melalui hal inilah pemikiran positivisme muncul dan secara tidak langsung tersirat dalam tubuh berbagai landasan pemikiran.

Konsep positivisme memposisikan dirinya sebagai ruang kontrol atas situasi yang dihadapi, dengan pendekatan – pendekatan teori sebagai pekerjanya. Dalam hal ini teori behaviorisme dan marxisme berfungsi sebagai pekerjanya. Kedua teori ini sebenarnya berada pada fokus yang berbeda, behaviorisme memfokuskan perhatiannya pada pembelajaran atau pendidikan sedangkan marxisme fokus terhadap kritikan terhadap kapitalisme. Walaupun kedua teori ini berbeda dalam segi ruang lingkupnya kita akan melihat bagaimana nilai – nilai positivisme memainkan peranan penting di dalamnya.

B. Pengertian Inovasi Pembelajaran

Inovasi adalah suatu proses digambarkan sebagai proses yang siklus dan berlangsung terus-menerus meliputi fase kesadaran, penghargaan, adopsi, difusi, dan implementasi.

Proses inovasi meliputi :
1. Melihat peluang
Peluang muncul ketika ada suatu masalah yaitu kesenjangan antara yang seharusnya dan realitanya. Oleh sebab itu, perilaku inovatif dimulai dari ketrampilan melihat peluang.
2. Mengeluarkan ide
Ketika dihadapkan suatu masalah maka berpikir konvergen yaitu mengeluarkan ide sebanyak-banyaknya terhadap masalah yang ada.
3. Mengkaji ide
Tidak semua ide dapat dipakai maka dilakukan kajian terhadap ide yang muncul. Kajian dilakukan terus-menerus sampai ditemukan alternative yang terbaik.
4. Implementasi
Dalam tahap ini keberanian mengambil resiko sangat diperlukan. Ada kalanya ide yang dipilih akan mengalami kegagalan.

Pembelajaran adalah suatu sistem yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusiawi terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur,fotografi, audio, video tape, LCD, dll. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual,computer, dll. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dsb.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa inovasi pembelajaran adalah proses perubahan suatu sistem yang berlangsung terus-menerus untuk mencapai tujuan pembelajaran.

C. Konsep Pembelajaran

Konsep pembelajaran adalahbagaimana seharusnya anak belajar ( How children learn ? ) dan apa yang seharusnya dipelajari oleh anak ( what children learn ? ). Menurut para ahli bahwa anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Melalui lingkungan inilah anak berperan aktif dalam proses perkembangan dirinya, termasuk dalam membangun pengetahuan dan ketrampilan yang harus dikuasainya. Proses belajar anak terjadi melalui berbagai kegiatan yang dilakukannya mendukung terjadinya  proses belajar pada anak :

1. Nyaman

Anak dapat belajar dengan baik apabila ia merasa nyaman dengan lingkungannya. Rasa nyaman bukan hanya karena ruangan yang sejuk melainkan bagaimana setiap anak  merasakan bahwa ia ada di lingkungan yang dapat dipercaya, dapat diandalkan, seperti yang mereka dapatkan di lingkungan keluarganya. Para ahli myakini bahwa ada keterkaitan erat antara perasaan nyaman, diterima, dan dicintai dengan kemampuan anak belajar.

Para ahli neurologi menyatakan bahwa apabila rasa nyaman ini sudah diperoleh anak, maka otak anak akan mengeluarkan zat ephineprine yang membuat anak merasa senang, rileks, dan zat tersebut mendorong syaraf bagian kortek siap untuk menerima pembelajaran. Sebaliknya anak yang merasa tertekan sejumlah hormon yang disebut cortisol akan meningkat dan akan mempengaruhi metabolisme tubuh, sistem kekebalan tubuh serta merusak sejumlah jaringan synaps yang menghubungkan antar sel otak. Stress yang berkepanjangan akan memberikan dampak negatif terhadap keterlambatan perkembangan anak. Lingkungan yang nyaman sangat dipengaruhi oleh sikap hangat dan terbuka yang ditampilkan oleh para pendidik.  Perhatian, kasih sayang, dan bentuk perlindungan yang tidak berlebihan sangat diperlukan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

2. Melakukan sendiri
Cara belajar terbaik yang dilakukan anak adalah mereka terlibat secara aktif. Pembelajaran  pada  anak  merupakan proses hubungan timbal balik antara anak dengan lingkungan, dengan alat dan bahan bermain yang digunakan, dengan teman sepermainan, dan antara anak dengan pendidik atau orang dewasa yang ada di sekitarnya. Anak hendaknya diajak terlibat langsung  menggunakan seluruh panca inderanya. Ketika anak mendengar, melihat, meraba, mencium, mengecap, sesungguhnya anak sedang belajar menjelajah lingkungannya untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan.

3. Diulang-ulang
Kemampuan anak akan tercapai apabila diberi kesempatan untuk melakukan secara berulang-ulang dan teratur. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara berulang akan memperkuat konsep, pengetahuan maupun keterampilan yang dikuasainya sehingga mencapai kematangan dan siap menjadi dasar bagi pengembangan kemampuan yang lebih tinggi. Kegiatan pembelajaran yang berulang-ulang diupayakan tidak membuat anak bosan dan tetap tertarik untuk terlibat di dalamnya.


4. Pengalaman bermakna
Bagi anak bermain adalah belajar. Dalam bermain anak belajar melihat, mendengar, merasakan, mencicipi rasa, menyentuh segala macam obyek yang ditemukannya.

5. Membangun pemahaman tentang dunianya sendiri
Anak sebagai pembelajar aktif yang senantiasa merespon segala informasi yang dirasakan inderanya. Mereka melihat segala sesuatu sesuai dengan pikirannya yang kadang berbeda dengan pemikiran orang dewasa. Dengan pikirannya anak membangun pengetahuan dan pemahamannya tentang dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun